bagian 7

830 88 7
                                    

.




“hahha itu karena mereka orang kaya, sementar aku? aku melakukannya untuk menyambung hidup”

Rosie bungkam, dia merasa salah bicara, jujur dia awalnya hanya ingin memuji Lisa, tapi ko secara tidak langsung dia malah menjatuhkan Lisa, sumpah bukan itu tujaun awal Rosie.

“b-bukan itu maksudku Lisa”

“hahhaha santai saja Rosie aku baik-baik saja ko” Ucap Lisa melihat Ekspresi Rosie yang berubah itu.

“maaf” ucap Rosie hanya di anguki Lisa “em total semuanya berapa Li?”

“gratis untuk pelanggan terakhir ku malam ini. lagian aku ini juga ga mungkin balik ke bengkel lagi, mau langsung pulang”

“eh jangan gitu dong Li, nggak enak, nnti kamu di tagih sama bos kamu”

“udah nggak papa, bos juga nggak tau ko, yang jaga kan Cuma aku sendiri di bengkel”

“eh jadi yang tadi di telpon itu kamu?”

“heheh iyah. Sory yah bikin kamu kesel” tidak ada jawaban dari Rosie “yaudh aku pulang yah, kamu hati-hati di jalan” ucap Lisa beranjak ke motornya.

“em kau sudah makan malam Li?” tanya Rosie

“nanti aku makan di rumah saja, sekalian aku beli di jalan pulang ini”

“em kalo kamu tidak mau aku bayar, bagaimana jika kita makan bareng aja”

“tidak usah, aku akan makan di rumah nanti”

“jangan gitu dong Li, anggep aja ini sebagai ucapan terimakasih aku yah” mohon Rosie
Melihat itu Lisa seperti berfikir “baiklah.. tapi tempatnya aku yang tentukan ya”

“terserah kamu aja Li” Rosie tersenyum senang memasuki mobilnya dan Lisa menaiki motornya.

“kita makan disini Li?” tanya Rosie

Lisa membawa ke sebuah rumah makan kecil, Lisa hanya sadar diri jika di traktir tidak boleh memanfaatkan. Makanya dia membawa Rosie ke rumah makan Kecil., lagi pula makanan nya tidak kalah enak dengan Restoran gede sekali pun, setau Lisa sih. Karena dia belum pernah merasakan masakan Restoran besar selama hidupnya. Karena pikirnya semua masakan sama saja, dan itu hanya akan membuang-buang uang.

“kenapa? Kau keberatan jika makan di sini?” Tanya Lisa pada Rosie

“t-tidak.. aku tidak keberatan”

Mereka akhirnya mulai memesan dan makan malam di sana. Namanya rumah makan kecil, bangku pun harus berbagi dengan pengunjung lainnya, hingga desak-sedakan mulai terjadi, karena beberapa pengunjung mulai berdatangan.

Sampai pada akhirnya seorang bapak-bapak seperti mengambil kesempatan untuk mendekat dan menempel ke arah Rosie, membuat Rosie terganggu dan sangat tidak nyaman..

Lisa melihat itu langung menarik bahu Rosie, merangkulnya untuk mendekat ke arah nya, seperti tidak merasa salah, bapak-bapak itu malah semakin bergeser mendekat Kembali pada Rosie.

Spontan Lisa berdiri dan mengambil alih duduk Rosie, membiarkan Rosie duduk di pojok yang sebelumnya di duduki Lisa, dan Lisa duduk di dekat bapak-bapak kurang ajar itu, bermaksud melindungi Rosie, dia sengaja mengangkang dan menantang si bapak-bapak, yang muka nya langsung ketakutan melihat wajah sangar Lisa.

Melihat itu Rosie tersenyum merah pipinya salting brutal dengan sikap Lisa padanya, dia pertama kali merasakan seperti dilindungi seseorang, karena selama ini dial ah yang melindungi Eonnie dan mami nya

“dia gentle sekali, sangat perhatian, aahhhhh keren!!!” batin Rosie. “eh? Ada apa dengan ku?”

enak saja ganggu sodara kembar ku!” batin Lisa yang mulai melanjutkan sesi makannya.

RELUNG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang