Bagian 28

570 70 16
                                    

Makasih yang masih mau nunggu..
Bukan apa² author lagi sibuk Skripsian soalnya.. Pen cepat kelar.. 🙏🙏


.
.
.
Malam ini entah mengapa perasaan Lisa semakin kalut, memikirkan bengkel nya yang baru ia rintis.

“masa harus di lepas gitu aja sih, tapi kalo tetep di jalanin, ujung-ujung nya tetep nggak di bolehin sama mami, dan berakhir para karyawan mendadak nganggur dong” Gumam nya

“Lisa..”

“Eh.. Eon?, ada apa?” Jisoo menghampiri Lisa yang Tengah menikmati malam di balkon kamarnya itu.

“nggak tidur? Sudah malam loh, bukannya besok soft opening ya?”

Lisa tersenyum getir mendengar itu, percuma rasanya dia lanjut, nggak di dukung sama sekali oleh Mami buat apa?

“di undur Eon” jawabnya singkat

“eoh? Sampai kapan?”

“entah lah, mungkin tidak akan pernah terjadi” terdengar jelas napas tercekat Lisa menahan nangis

Melihat itu Jisoo menghela napas berat, dia juga tidak tau harus melakukan apa, tidak semudah itu untuk tidak menuruti Mami.

“aku akan menjualnya saja, dari pada harus di tutup" putus Lisa membuat Jisoo kaget menoleh kea rah Lisa

“jangan terburu-buru, coba bicara sekali lagi sama Mami, semoga Mami bisa mengurungkan niat nya”

“tidak mungkin eonn, lagi pula besok aku sudah mulai ke kantor”

Tanpa mereka sadari Rosie mendengar percakapan itu dari ambang pintu kamar Lisa, awalnya dia ingin ambil air minum karena persediaan di kamar nya habis, dia berjalan sudah tidak menggunakan korsi roda, karena merasa lebih baik.

berakhir dia tidak sengaja melihat pintu kamar Lisa yang tidak tertutup rapat dan dia mendengar dengan jelas percakapan itu, dia semakin merasa bersalah dengan semua itu.

“Lisa tapi..” ragu Jisoo menatap Lisa

“Tidak Apa-apa eon, aku akan Ikhlas demi Rosie” Lisa tersenyum







.
______

Brakk...

Rosie melempar barang-barang di kamar nya dengan asal. Napas nya terengah-engah, tapi itu tidak membuatnya berhenti.

Air mata berlomba-lomba untuk keluar dan saat itu juga Rosie jatuh terduduk di lantai kamarnya yang dingin.

Tangannya terangkat untuk mencengkram bagian dada dengan kuat, rasanya begitu sesak, ini bukan kambuh yang sering Rosie alami, sesak nya kali ini bersal dari factor yang berbeda.

Dia menangis meraung sendirian di dalam kamarnya.

Bohong jika selama ini jika dia menerima takdirnya dengan lapang dada, bohong jika selama ini dia terlihat tenang dan pasrah menjalani hidupnya, bohong jika selama ini dia tidak takut.

Rosie bersyukur pagi ini Jisoo dan Jennie sedang keluar, begitu pun Mami dan Lisa yang saat ini pasti sedang di kantor. Rosie berhasil meyakinkan mereka dengan kondisi nya yang terlihat baik-baik saja..

Tapi Untuk kali ini saja Rosie ingin menjadi lemah di depan dirinya sendiri.

Rosie terlampau pandai berpura-pura dan menutupi kenyataan yang ada pada dirinya, sampai tidak ada satupun yang tau betapa hancurnya dia, selain kamarnya sekarang.

Karena sebaik apapun dia menujukan sisi kuatnya, Rosie berfikir dirinya tidak lebih dari manusia yang sekarat yang tinggal menunggu waktu nya habis.

Keajaiban itu pasti ada, Mami yang akan mengusahakannya”

RELUNG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang