bagian 9

887 105 15
                                    

Yang minta double up..
Oke gas deh demi kalian ❤❤❤

Happy reading..
Jangan lupa vote sebelum membaca...





.

.

“tolong lepaskan Nyonya, anda sepertinya salah orang” dingin Jisoo memalingkan wajah nya setelah melepaskan pelukan Jiyoung.

Mata Jiyoung berkaca-kaca, dia sangat paham apa yang di rasakan putri sulung nya ini.

Jiyoung tau, dari awal pasti Jisoo sudah mengetahui jika Jiyoung adalah Maminya, pasti ada alasan marah dan kecewa yang di rasakan Jisoo hingga dia tidak jujur pada Jiyoung kemarin.

Itu lah yang ad adi pikirin Jiyoung saat ini.

“Nak.. maafkan mami” harap Jiyoung dengan meraih tangan Jisoo untuk ia pegang dengan sangat erat.

“mami~…” Jiyoung menunduk terisak.

“maaf Nyonya, anda salah orang, sebaiknya Nyonya pulang, kasihan anak Nyonya di Rumah... permisi..” jisoo mengabaikan Jiyoung dia memasukan kunci dan membuka pintu, sebelum ia masuk ke rumahnya Jiyoung Kembali menahan Jisoo.

“sayang.. tolong maafkan Mami..” lirih Jiyoung putus asa, jisoo berbalik tetap diam tidak berbicara sedikitpun, hingga pada akhirnya Jiyoung menurunkan tubuhnya untuk berlutut pada Jisoo.

“Mami mohon, maafkan Mami” suaranya sangat pelan tapi masih bisa di dengar oleh Jisoo

Jisoo membelalakan matanya, pertahanannya runtuh, siapa yang tidak menyayangi ibunya yang sudah melahirkannya, siapa yang berani membenci seorang Ibu.

lagi pula semua kejadian yang menimpanya adalah pilihannya, pilihannya yang memilih untuk hidup bersama sang papi, pilihannya saat itu untuk tidak menemui sang Mami.

Terus sekarang kenapa Jisoo malah menyalahkan sosok yang sangat berarti yang ada di hadapannya ini.

Tidak.... dengan cepat Jisoo memegang kedua Pundak sang mami, mengangkatnya agar tidak bertlutut lagi, itu membuat Jisoo merasa menjadi anak yang sangat durhaka.

“Mami sangat merindukan mu nak” cicitnya

Seketika Jisoo memeluk Jiyoung dengan sangat erat, bohong jika dia mengatakan pelukan itu tidak nyaman. Sangat nyaman, bahkan jika jisoo bisa meminta dia ingin terus seperti ini, selamanya pun ia mau.

Kali pertama stelah berpuluh-puluh tahun dia tidak merasakan pelukan seorang ibu, yang di rasa Jiyoung tidak jauh berbeda berpuluh-puluh tahun dia merasa seseuatu yang hilang kini telah ia temukan.

Biarkan untuk saat ini waktu berhenti membiarkan waktu sedikit melambat saat dua insan yang saling tersakiti dan saling merindukan ini melepaskan semua yang di rasakannya.




_____

“Aduh~... Mami nggak pulang? laper banget ni perut” Rosie turun ke dapur mengelus elus perutnya yang keroncongan, karena pulang kerja dia belum makan, jam makan siang pun tadi dia habiskan untuk melamun.

“gue keluar aja deh, cari makan” dia pun Kembali ke kamarnya untuk memakai hoodie dan menyambar kunci mobil nya, berniat untuk mencari makanan malam ini, sebenarnya bisa saja di memesan tapi, keluar lebih baik.

“beli apa yah yang enak” ucapnya sambil mengedarkan pandangannya di jalanan dengan memelankan laju mobilnya.

______

“adik mu dimana nak, ini sudah sangat larut?” tanya sang mami yang sudah berganti pakaian itu, terus menatap pintu dengan gelisah, dia memang malam ini memutuskan untuk menginap di rumah jisoo, dia menyuruh supirnya untuk pulang dan mengabari Jenie dan Rosie jika dirinya tidak pulang malam ini. “bukankah jika shift pagi, dia sudah pulang jam 5 sore tadi?”

RELUNG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang