bagian 11

1K 118 7
                                        

.

“dia bukan anak angkat, dia kakak kandung mu”

“m-maksud Mami?” mereka diam, membiarkan Jennie berfikir sendiri. “a-apakah dia… d-dia Chunnie?” tanya nya dengan mata yang berkaca-kaca.

Jiyoung mengangguk dengan mata nya juga berkaca-kaca, Jennie merasa canggung namun tetap mencoba untuk mendekati Langkah nya pada Jisoo.

“eonnie..” lirih Jennie menatap Jisoo, sedangkan Jisoo tidak membalas tatapan itu, dia tetap setia dengan ekspresi datarnya.

Aduh ya gimana nya, jisoo nggak mungkin kalo nggak sakit hati dengan kata-kata pedas Jennie, meski pun kerinduan itu udah di ujung tanduk, tapi dia juga punya hati.

Perlahan tangan Jennie mendekat untuk meraih tangan Jisoo, namun Jisoo segera menghindar.

“Mi, boleh tunjukan dimana kamarku, aku Lelah ingin istirahat” ucap Jisoo pergi begitu saja tanpa melihat ke arah Jennie

“lain kali jangan bersikap seperti itu lagi yah?” nasihat Mami mengelus kepala Jennie yang menunduk itu, sebelum menyusul Jisoo.

“maaf Mami” ucapnya tercekat karena Manahan tangis.





_______

“jika perlu mami ingatkan Jennie sangat menyayangimu sayang” Jiyoung mengelus kepala Jisoo yang Tengah berdiri di balkon kamar menikmati terik matahari namun tetap sejuk karena angin yang menghembus.

Dari tadi pagi hingga siang Jisoo masih belum berbicara pada Jennie, saat tadi makan siang pun Jisoo memilih makan lebih awal agar tidak bertemu Jennie.

"selama ini dia menahan luka dan kerinduannya sendirian” Jisoo tersenyum sangat menikmati kala sang mami mengelus kepalanya.

“apa mami tidak menceritakannya pada Rosie?”

“Tidak, karena mami takut Rosie akan seperti Jennie”

Jisoo menatap wajah sang mami seolah bertanya apa yang terjadi dengan Jennie

“hampir setiap malam Jennie selalu mengigau nama mu dan papi kalian, dia selalu mimpi buruk”

“mami melihat itu hampir setiap malam, mami pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena grandpa kalian mengancam mami dengan keselamatan kalian” Jiyoung menatap Jisoo dengan mata yang berkaca-kaca.

“dengan kekuatan kasih sayang, kami bisa bertahan hingga saat ini, Jisoo terimakasih karena masih hidup, mami tidak bisa bayang kan jika kalian pergi meninggalkan mami seperti papi kalian” lirihnya menangis di hadapan Jisoo

Mesi masih terasa canggung, Jisoo tetap menarik Jiyoung ke dalam pelukannya. Alasan dia menghindar bukan karena benci, dia hanya takut jika dia tidak bisa menahan lidah nya yang berakhir akan menyakiti jennie dengan kata-katanya.

“jangan lama-lama yah, mendiami Jennie, dia sangat Rapuh” ucap Jiyoung tersenyum seraya mengurai pelukan itu. Dia keluar dari kamar Jisoo setelah mendapatkan anggukan dari Jisoo

“m-mami?” kaget Jennie saat akan mengetuk pintu kamar Jisoo dia melihat sang mami keluar dari kamar itu.

Jiyoung Tersenyum dia tau apa yang akan Jennie lakukan sekarang, “semangat sayang!!” ucapnya menyemangati Jennie

Jennie tersenyum lalu perlahan masuk ke kamar itu, dan melihat Jisoo Tengah duduk di tepi Kasur menatap ke arahnya.

Jennie sangan gugup, tapi dia tetap memberanikan diri untuk menghampiri dan akan meminta maaf ke eonnie nya itu.

RELUNG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang