Ladyna Bella Sabian

53 10 0
                                    

"Kamu beneran nggak tahu bagaimana hasilnya kemarin, Bee?" tanya Syarla. Bella menaikkan kedua bahunya. Dia memang nggak tahu apa-apa.

Bella sangat dekat dengan Defga karena dulu saat kelas X mereka sekelas dan pernah jadi satu tim olimpiade fisika juga. Oleh karena itu, selain tanya kabar Defga ke Lutfi, banyak yang menanyakan kejadian kemarin kepada Bella. Termasuk Elang.

"Hai, Bee. Pasti gelisah ya nungguin keputusan sekolah tentang si dungu? Ha..ha..ha.." goda Elang saat Bella dan Pink Lowkey memasuki ruang kelas.

Bella melotot dan mengacungkan tangannya ingin menghajar Elang, tetapi langsung ditahan sama Rachel.

"Udah pasti dikeluarin itu. Elang dilawan," tambah Brandon salah satu anak buah Elang. Gang Elang tertawa terbahak-bahak.

"Pacarnya dikeluarin, tuh. Siap ditinggalin nggak?" tanya Reno yang berdiri disebelah kanan Elang.

"Woooo... serius nih mereka pacaran?" tanya Brandon menoleh ke arah Reno yang ada di seberangnya. Brandon cuma tertawa.

"Sama si dungu miskin? Butuh kaca mata?" tanya lagi Brandon yang sarkas.

"Nggak mungkin! Lo ngaco! Bella nggak sama Defga, lah. Jauh!" Salsa menyangkal perkataan Reno. Nggak mungkin Bella anak orang kaya pacaran sama siswa yang bisa masuk Eliam High School karena mengandalkan beasiswa.

"Iya, kan, Bee? Nggak mungkin lo sama ..."

"Stop!" Shalom menghentikan olokan ini. Dia tahu wajah Bella sudah merah menahan amarahnya. Dia nggak mau Bella ngamuk. Elang dkk yang rese ditambah Salsa yang malah memperkeruh suasana. Bukannya diam malah riweh. Btw, Salsa memang paling polos dan random di Pink Lowkey. Akhirnya, Elang dkk menyingkir sendiri menuju meja mereka masing-masing.

Raisa menarik tangan Bella dan mengajaknya pergi ke bangku mereka untuk menenangkannya. Bella melihat wajah Shalom. Semenjak kejadian kemarin, Shalom memilih diam. Dia nggak berani menatap Bella. Pink Lowkey tahu Shalom merasa bersalah tapi nggak bisa melawan. Dalam hati Bella menyalahkan Shalom. Bella berharap Shalom berani mengakui kesalahannya. Tetapi, sepertinya nggak akan.

"Bee.." Shalom memanggil Bella. Bella masih diam nggak menjawab, "Maaf, seharusnya gue membela Defga. Dia be..."

"Trus kenapa diam aja? Takut diputusin?" jawab Bella dengan sinis.

Shalom menundukkan kepalanya dan menahan tangis, "Sudahlah! Dah terlanjur," jawab Bella kecewa.

Hari ini Defga belum masuk sekolah. Sebagian siswa ada yang khawatir, sebagian siswa ada yang happy. Kenapa khawatir? Defga adalah salah satu boy power di Eliam. Sama seperti Bella, dia berani speak up dan suaranya selalu didengar pihak sekolah. Keputusan sekolah terkadang diambil karena opini Defga. Eliams yang minoritas selalu mengandalkan Defga.

Eliam High School memang tegas dalam menegakkan peraturan. Salah satu peraturan yang mendapatkan sanksi berat, yaitu kekerasan. Barang siapa yang melakukan kekerasan akan dapat sanksi dikeluarkan dari sekolah. Apa pun itu alasannya. Seperti kasus ini. Defga bisa terancam dikeluarkan.

Seharusnya Bella bisa saja membela Defga. Girl power dan putri salah satu Eliam Super Power, punya kuasa atas sekolah. Nggak ada yang berani sama Bella si girl power Eliam kalau sudah menyangkut keadilan. Ratu freedom ini paling nggak bisa melihat hal-hal berbau ketidakadilan. Selain itu, dia juga menjadi siswa kepercayaan kepala sekolah sama seperti Defga. Tetapi, dia menahan diri. Dia melihat bahwa Defga tipe orang yang anti pembelaan dari orang lain. Dia bukan cowok yang berlindung di bawah ketek orang tua. Def bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Bella paham itu.

"L" LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang