Dewanta Wisnu Levin & Steffy Lamira Januar

44 6 0
                                    

"Welcome to society super class, Def!" Defga melongo masuk kelas ini. Dia kaget mendapat kejutan dari society XI IPS 4. Pak Seno yang berdiri disamping Defga langsung meninggalkan kelas. Persilakan kelas ini untuk menyambut Defga. Padahal sebenarnya ini jam Beliau mengajar di priority social class.

"Makasih Pak Seno," kompak cewek-cewek senang karena Pak Seno tahu apa yang mereka mau.

Dewa berjalan mendekati Def, "Hai, Bro! Here your home. El... Sadam!"

Dewa membentangkan tangannya untuk menyambut El, panggilan spesialnya untuk Defga. Def menyambut dan memeluk Dewa. Dewa mengepalkan tangan ke langit untuk memberi aba-aba.

"Forza society!! Yeay!!" tepuk tangan dan tawa mewarnai kelas ini. Def menatap Dewa dengan tatapan bingung. Dewa hanya tersenyum. Steffy yang melihat mereka dari kejauhan juga tampak bahagia.

"Akhirnya, nggak perlu backstreet lagi, kan kalian?" goda Steffy.

"Pacaran kalik ah, backstreet, Beb," jawab Dewa, "Kan aku hanya padamu," imbuh Dewa.

Seisi kelas tertawa dengan celotehan Dewa dan Steffy yang terkesan lebay tapi lucu. Defga menghela napas dan menggelengkan kepala mendengar gombalan sahabat kecilnya. Nggak berubah bucin-nya.

"Gini, El," Dewa menceritakan tentang kehebohan dan kejutan yang Def terima pagi ini.

Saat mendengar kabar kalau Defga berkelahi dengan Elang, society seluruh angkatan juga ikut gempar. Bukan hanya scientist. Benar-benar baru kali ini ada yang berani melawan Elang bahkan sampai menghajarnya. Dewa punya feeling kalau Def nggak akan dikeluarkan. Kenapa? Sekolah ini sangat menjaga reputasi. Predikat terbaik yang selama ini Eliam terima nggak akan mungkin dipertaruhkan begitu aja. Def sebagai aset masa depan Eliam nggak akan diabaikan sembarangan.

Salah satu fun fact tentang Def, yaitu saat kelas X, dia mau dipinang sama 3 sekolah lain karena takjub dengan otaknya Def. Mereka sampai rela mau memberikan apa pun yang Def mau. Intinya Def tinggal sekolah saja nggak perlu mikir tentang uang. Pihak Eliam yang tahu itu termasuk komite jelas langsung bertindak sama dong memberikan apa yang Def butuh biar dia tetap bertahan di Eliam. Def memilih sekolah ini. Adanya kasus antara Defga dan Elang membuat pihak Eliam berpikir. Jika Def dikeluarkan, ada beribu sekolah yang mau menampung dia dan Eliam yakin reputasi sekolah ini akan hancur. Defangga bukan siswa biasa, bukan!

Situasi seperti ini yang dipikirkan juga sama Dewa. Entah bakal terjadi atau tidak, tapi Dewa dan Steffy sudah menyusun rencana apa yang akan mereka lakukan kalau feeling Dewa nyata adanya. Dan..... ya! Defangga El Sadam W. tetap menjadi Eliams, warga Eliam High School. Saatnya, Dewa dan Steffy menjalankan rencana. Semua society anti Elang. Bukan anti scientist, ya. Walaupun Elang selalu memprovokasi mereka untuk menjauhi society, tetapi Dewa selalu berkata nggak semua dari mereka berotak licik kayak Elang.

Hari di mana kabar gempar itu mengudara, Dewa mengajak semua society berkumpul. Dia menjelaskan rencananya. Keluarga Dewa pernah bekerja sama dengan keluarga Elang tetapi ada satu hal lain, keluarga ini jadi jatuh miskin. Kemudian bertemulah dengan keluarga Defga dan mereka membantu keluarga Dewa untuk bangkit dan mereka bisa survive sampai sekarang. Hal ini terjadi saat Defga dan Dewa masih SD, tetapi Defga saat itu tidak di Jakarta karena ikut dengan kakeknya yang bekerja di Bali. Oleh karena itu, keluarga Dewa berhutang budi dengan keluarga Defga.

Defga jarang bertemu dengan Dewa. Mereka berkomunikasi jarak jauh. Kadang-kadang saat Def ke Jakarta, mereka bertemu. Bukan hanya Defga dan Dewa, tetapi juga dengan Steffy. Sebenarnya, Defga dan Steffy adalah sahabat sedari kecil. Dewa mengenal Steffy karena Defga. Sudah naksir sedari SD, akhirnya Dewa dan Steffy pacaran. Itu pun saat mereka SMP sampai sekarang. Bisa dibilang Defga itu pak comblang merekalah. Oh iya, Dewa memanggil Defga dengan sebutan El. Kenapa? El adalah panggilan dari keluarga Defga, sehingga Dewa dan Steffy memanggil Defga dengan sebutan El juga.

Your word is our command. Kata-kata itu selalu dipegang dan diucapkan oleh orang-orang yang dekat dengan Defga, termasuk Dewa dan Steffy. Mereka sangat mematuhi apa yang Def katakan. Padahal Def tidak memerintah, tetapi entah mengapa mereka sangat menuruti apa yang Def katakan. Mungkin karena saat berbicara, mata Def yang tajam dan ucapan Def yang tenang tetapi tidak mengintimidasi membuat semua orang terbuai. Defga seperti punya magis magnet yang bisa menarik perhatian orang dan secara nggak langsung seperti mencuci otak lawan bicaranya.

Flashback ketika mereka masih duduk di bangku kelas 5 SD, saat liburan semester, Dewa dan Steffy main ke Bali bersama keluarga mereka. Di teras kamar Defga, mereka berbincang. Perbincangan yang bukan tentang permainan atau apa pun seperti yang anak SD lakukan. Tetapi, ini perbincangan yang bersifat dewasa. Defga, anak laki-laki berumur 11 tahun yang pikirannya fisioner sekali meminta Dewa dan Steffy agar tidak terlalu mengekspos kedekatan mereka dengan Defga. Dunia ini sangat kejam.

"Siapa pun yang membenci keluargaku, akan berimbas kepada orang-orang terdekatku. Aku nggak mau terjadi dengan kalian. Jadi, kita tetap berkomunikasi intens, tetapi tidak perlu mengumbar. Paham?" tatapan Def menerawang kepikiran Dewa dan Steffy. Tanpa meminta penjelasan lebih, mereka sudah paham dengan maksud Defga. Mereka patuh.

Defga, pindah ke Jakarta saat SMA. Seperti perjanjian saat SD, Defga tidak bercengkerama dengan Steffy dan Dewa di depan umum. Namun, mereka tetap berkomunikasi dan selalu kumpul. Mereka menjalankan peran dengan sangat baik. Benar-benar seperti orang asing. Hingga saat kabar yang membombardir Eliam datang. Dewa meminta semua society menyambut kedatangan calon pemimpin society yang sejati.

Dewa berkata, "Patuhilah apa yang dia minta atau katakan. Niscaya, hidup kalian akan aman. Percaya sama gue. His words are our command!" semua yang mendengar itu patuh kepada Dewa. Dewa adalah pemimpin dan kepercayaan society bukan hanya karena berasal dari keluarga Eliam Super Power, tetapi juga boy power-nya Eliam. Kalau secara nonakademik, bisa dibilang Dewa itu sama seperti Bella. Secara akademik, Steffy sama seperti Defga. Hanya beda jurusan saja.

"Once again, welcome, El!" Dewa menepuk pundak Def dengan senyuman kebanggaannya. Steffy memeluk Defga. Seisi kelas bertepuk tangan untuk mereka.

"L" LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang