LEMBANG

145 2 0
                                    

      "Apa perlu dia kita ajak juga?" Tanya Rei sebelum menyalakan mesin mobilnya.

    Mami mengangguk dan kemudian memanggil Tora dari dalam mobil.

    "Tora, kemari!" Panggil Adelia dengan lantang.

   Tora menghampiri Adelia dan bergegas menuju kamarnya untuk berkemas beberapa baju kebutuhannya selama liburan nanti.

     Tora yang tak percaya akan di ajak menuju Lembang segera duduk di kursi paling belakang mobil mewah itu dengan hati yang sangat senang.

    Adelia kemudian kembali masuk mobil dan Rei mulai melajukan mobilnya menuju Lembang.

    Selama perjalanan Tora terlihat sangat senang dan terus bercerita tempat-tempat baru yang mereka lewati yang belum pernah dia kunjungi.

    "Ih, ini tempat baru ya, Bu. Duh aku belum pernah masuk. Kaya apa ya dalamnya?" Ucap Tora tak henti.

   Rei yang melihat pelayan setia keluarganya itu jarang sekali main ke tempat-tempat baru itu kemudian berjanji akan mengajak Tora masuk lain waktu.

    Tentu Tora sangat senang dengan ajakan Rei itu dan berharap majikan mudanya itu tak lupa akan janjinya hari itu.

   "Nanti, kamu ingatkan aku, ya!" Ucap Rei meminta sambil terus menyetir diantara macetnya kota Bandung hari itu.

   Perjalanan mereka memang sempat di hadang macet beberapa titik namun akhirnya mereka bisa tiba dengan selamat di Lembang sebelum menjelang sore hari.

    Sebelum menuju hotel, Rei mengajak Mami, Papi, istri dan pelayan setia keluarganya untuk makan siang.

    Mereka mampir di sebuah warung makan yang terlihat sangat ramai dan memang salah satu tempat favorit di Lembang.

    Rei meminta pelayan segera menyajikan piring dan nasi panas karena mereka sudah sangat kelaparan. Karena sistem penyajiannya prasmanan semua menu bisa segera mereka pilih tanpa harus berlama-lama antri.

    Tak mau terlambat makan, Rei kemudian duduk dan mulai menikmati nasi panas dan lauk pauk yang sudah dia ambil tadi.

    "Doa dulu!" Ucap Zenira mengingatkan suaminya itu.
    Rei menuruti permintaan Zenira dan mulai makan dengan sangat lahap, dia sampai lupa jika di depannya ada Mami dan Papinya.

    "Lahap sekali makanmu, Nak!" Ucap Adelia menggoda sambil melanjutkan makan siangnya.

    Rei hanya tersenyum dan tak mau terganggu dengan situasi rumah makan yang memang masih saja ramai padahal jam makan siang sudah terlewat.

    Saat sedang asyik menikmati makan siangnya, Tora tak sengaja melihat Tatang menyebrang jalan di depan rumah makan sunda tempat mereka sedang berada.

    Sontak Tora berdiri dan mendekati sosok yang sangat dia yakini sebagai Tatang itu.

    "Hei mau kemana?" Tanya Rei saat Tora meninggalkan meja makannya.

    Tora tak mempedulikan pertanyaan majikan mudanya itu, dia terus berjalan menyebrangi jalan dan terus menoleh ke kiri dan ke kanan untuk segera menangkap Tatang si pencuri uangnya itu.

     Setelah beberapa saat tak juga menemukan sosok Tatang di tempat itu, Tora berencana kembali ke rumah makan itu.

    Malangnya saat Tora akan menyebrang sebuah mobil yang melaju sangat kencang kemudian melintas.

    Braak..

    Tubuh Tora di tabrak dengan kencang dan pemuda malang itu terbanting ke tengah jalan yang untungnya sedang sepi itu.

     Rei yang melihat Tora terbanting segera menghampiri dan memastikan keadaan pelayan setianya itu.

    "Tora kamu tidak apa-apa?" Tanya Rei saat menghampiri tubuh Tora yang untungnya tidak mengalami luka serius.

    Meski tak mengalami luka serius, Rei tetap mengajak Tora menuju rumah sakit yang memang tak jauh dari tempat mereka makan itu.

     Mami, Papi serta Zenira mengatakan akan menunggu saja di rumah makan karena sepertinya Tora tak akan lama saat pemeriksaan.

     Rei setuju dan bergegas membawa Tora ke UGD rumah sakit terdekat.

    Untuk pemeriksaan awal Tora di nyatakan baik-baik saja, hanya pihak rumah sakit meminta Tora untuk tetap meminum obat yang di resepkan untuk menghindari luka dalam yang terjadi.

    Tora menuruti permintaan perawat dan berjanji akan meminum obat dan jika terjadi masalah pada dirinya dia akan segera kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Rei merasa sangat senang akan kondisi Tora yang dinyatakan tak mengalami luka serius, mereka kembali ke rumah makan dan menemui Mami, Papi dan Zenira yang terlihat sudah menunggu kabar dari mereka.

     "Bagaimana keadaan, Tora?" Tanya Adelia dengan cemas.

    "Aman, dia tak apa-apa!" Tegas Rei.

    "Syukurlah!" Jawab Adelia senang.

    Setelah memastikan Tora baik-baik saja, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju hotel yang sudah di pesan oleh Rei untuk melanjutkan rencana liburan mereka.

    Sesampainya di hotel mereka kemudian menuju kamar masing-masing untuk beristirahat.

    Setelah istirahat sejenak akhirnya penasaran Rei tentang mengapa Tora tadi meninggalkan meja makannya terulang kembali.

     Rei kemudian menghampiri Tora dan mulai bertanya.

      "Hei, kamu belum menjawab pertanyaanku tentang mengapa tadi kamu menyebrang jalan sendirian!" Ucap Rei menegur.

     "Aku melihat Tatang, mas Rei!" Jawab Tora begitu jelas.

     "Tatang, kamu melihat dia di sana?"

    "Benar, mas Rei. Saya sangat yakin itu dia!" Ucap Tora menyakinkan Rei.

    Rei terdiam, dia kemudian berpikir jangan-jangan mereka sudah di kuntit oleh Albert hingga dia bisa tahu rencana liburan mereka hari ini.

    Tora mengatakan dia juga menduga hal demikian.

    "Apa mungkin ada orang rumah yang memata-matai mereka sehingga masalah seperti ini bisa sampai di ketahui, Albert." Ucap Tora menduga-duga.

    Rei menggelengkan kepalanya, dia yang tadinya datang ke Lembang untuk liburan kini kehilangan seleranya untuk berlibur.

     "Albert benar-benar ingin membuat aku gila!" Teriak Rei kesal.

    "Sudahlah, mas Rei. Jangan kamu pikirkan ini terlalu keras. Dia cuma mau kita pusing." Ucap Tora memberi saran kepada Rei.

     Rei yang sudah tahu alasan Tora yang di carinya kemudian kembali ke kamar untuk menemui istrinya.

    Zenira yang terlihat baru selesai mandi menanyakan apalagi yang membuat Rei begitu kusut untuk kali ini.

    "Albert, lagi!" Ucap Rei yang membuat Zenira paham masalah yang sedang mereka hadapi saat ini.

    "Sebaiknya jangan beritahu Mamimu, dulu. Kasihan, Mami." Ucap Zenira sambil mengusap bahu suaminya dengan lembut.

    "Iya, percuma juga memberitahu, Mami. Yang ada kita malah tak bisa berbuat apa-apa." Bisik Rei lembut sambil bergegas naik ke tempat tidur dan mematikan lampu.

    "Jam segini udah mau tidur!" Goda Zenira yang tak menyangka Rei bisa secuek ini kepadanya.
    Rei hanya tertawa kecil dan meminta Zenira untuk bergegas tidur.

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang