CERITA KISAH MASA LALU

103 1 0
                                    

         Akhirnya Rei dan Zenira duduk di hadapan dokter untuk mendengarkan hasil pemeriksaan dari kandungan Zenira.

     "Semua baik-baik saja, Pak! Tapi memang belum ada tanda-tanda kehamilan. Mohon bersabar ini ujian!" Ujar dokter yang memeriksa Zenira.

    Setelah mendengar hasil pemeriksaan dokter itu Zenira dan Rei pulang dengan perasaan lega, memang mereka belum berhasil saat ini tapi mereka yakin beberapa bulan lagi Zenira akan kembali ke dokter dalam keadaan hamil.

      Tentu semangat Rei kali ini untuk memiliki keturunan di dukung penuh oleh orang tuanya, Adelia sampai membelikan banyak sekali buah dan sayur agar Zenira bisa memperbaiki kondisi tubuhnya yang mungkin kelelahan selama bekerja di cafe bersama Rei.

     "Mami, ini banyak sekali. Aku jadi merepotkan!" Ujar Zenira saat mertuanya datang dengan semua buah dan sayur untuknya.

     "Tak apa, kamu sudah bekerja keras di cafe, jadi tak apa kan kalau Mami memberimu hadiah nutrisi sebanyak ini untuk menjaga kesehatanmu!"  Ujar Adelia membuat Zenira tersenyum.

     Zenira kemudian melangkah menuju dapur dan mulai memasak makan siang karena sudah dekat waktu makan siang.

     Adelia membantu menantunya itu untuk memasak semua makanan yang Zenira mau.

    Zenira memang terbilang jarang makan sayur, dia lebih suka makan makanan instan yang terhitung kurang nutrisi sehingga tak seimbang dengan aktivitasnya yang padat di cafe.

     "Besok kamu tak usah dulu ke cafe, biar kamu istirahat saja di rumah. Lagi pula kan Rei sudah memiliki banyak karyawan di cafe!" Tutur Adelia kepada Zenira.

     Zenira mengangguk, dia menurut saja akan apa yang ibu mertuanya katakan.

    "Rei mulai besok biarkan Zenira di rumah saja dulu ya, kalian kan sedang program hamil. Kasian kalau Zenira kelelahan di cafe, kamu tau sendirikan kalau kerja di cafe sangat menguras tenaga!" Tutur Adelia kepada Rei.

     Mendengar perkataan Maminya, Rei mengangguk. Memang aktivitas di cafe sedang ramai dan membuat dia saja yang bertubuh tinggi tegap bisa kelelahan apalagi Zenira yang tubuhnya kecil mungil.

     Zenira juga sering menjadi tak mau makan kalau sedang kelelahan sepertinya ini alasan kenapa dia tak juga memiliki keturunan dari Rei hingga saat ini.

     "Ayo, makan aku sudah selesai masak!" Ajak Zenira sambil menyajikan sayur sop ayam jamur dan ayam kukus di meja makan.

     Karena semua ini kesukaan Rei, suami Zenira itu langsung saja menyantapnya, Ramon yang melihat porsi makan Rei yang besar itu berdecak kagum.

     "Makanmu banyak juga, kamu ini doyan apa lapar!" Canda Ramon membuat semua orang di ruangan itu tertawa.

    "Papi ini, Rei kan sedang masa pertumbuhan jadi wajar kalau makannya banyak!" Canda Adelia membalas candaan suaminya tadi.

     "Iya, kalau yang masak Zenira aku jadi bersemangat makannya!" Puji Rei kepada masakan istrinya itu.

    Syukurlah kalau kamu suka, dulu awal menikah kamu malah tak pernah mau makan masakanku!" Ujar Zenira teringat masa-masa awal pernikahannya dengan Rei yang tak seindah saat ini.

      Dulu jangankan memakan masakan istrinya, untuk memandang wajah Zenira saja Rei seperti enggan. Tapi semua sudah berlalu, kini Zenira dan Rei telah hidup rukun dan bisa saling menerima satu sama lain bahkan merencanakan memiliki keturunan.

     "Sudah, itu kan dulu. Sekarang kalian saling mencintai saling melindungi jangan sampai ada perpisahan jangan sampai ada orang lain yang mengacak-acak lagi hubungan kalian!" Tutur Adelia kepada Rei dan Zenira.

     Mendengar perkataan ibu mertuanya itu Zenira nampak bahagia. Meski harus mengorbankan karirnya kini dia telah menemukan pria yang akhirnya bisa mencintainya lebih besar dari apa yang dia bayangkan.

     "Kapan kalian akan bertemu dokter lagi?" Tanya Ramon kepada Rei.

     "Mungkin bulan depan, Papi. Doakan saja semoga semua doa kami segera mendapatkan jawaban sehingga bisa segera memberikan cucu kepada Papi dan Mami!" Ujar Rei bersemangat.

    Melihat semangat Rei yang besar ini Zenira tersenyum dan melanjutkan makan siang mereka hari ini.

    "Kalau ada apa-apa kabari kami ya, Mami dan Papi selalu siap membantu kalian apapun yang akan terjadi seburuk apapun keadaannya jangan ragu untuk menghubungi kami!" Tutur Adelia penuh haru.

    Entah kenapa perkataan Maminya ini membuat Rei kembali teringat pada Tyra, adiknya. Dulu Maminya sering sekali berkata seperti itu kepada Tyra yang tak pernah bisa jujur kepada Maminya hingga akhirnya kejadian buruk menimpa adiknya dan merenggut nyawanya.

    "Kamu kenapa, Rei?" Tanya Zenira saat melihat wajah Rei begitu sedih.

     Rei menghapus air matanya yang menggenang di pelupuk matanya dan menceritakan apa yang dia rasakan.

     "Entahlah, aku jadi ingat kepada Tyra. Dulu dia selalu membuat Mami berkata seperti itu kepadanya!" Kenang Rei sambil tersenyum kepada Maminya.

    "Kini Tyra sudah tenang di sana, biarlah Tyra kita anggap sebagai masa lalu, dia memang pernah jadi anak yang baik, meski akhirnya dia sering membuat kita kesal tapi bagaimanapun dia tetaplah anakku!" Tutur Adelia sambil menghapus air mata di pelupuk matanya.

    "Ah, jadi sedih deh. Sudah kita lanjut saja makan siangnya. Ayo Zenira mana lagi menu yang harus kita habiskan!" Ujar Rei mengalihkan kesedihan di hati Mami dan dirinya.

    Zenira berjalan menuju dapur dan mengambil potongan buah yang sudah dia siapkan untuk menu cuci mulut mereka setelah makan besar siang ini.

    Tak lupa Zenira membuatkan Adelia segelas teh pahit yang selalu di minumnya setelah makan, meski terbilang sederhana minuman yang satu ini tak pernah Adelia hilangkan.

     Kabarnya minum teh pahit setelah makan sangat baik untuk meningkatkan staminanya, Adelia sudah melakukan kebiasaan minum teh ini sejak dulu dan menikmati manfaatnya di usia tuanya kini.

    Setelah minum teh pahit, Adelia dan Ramon menuju taman belakang rumah Rei untuk berbincang, mereka mengenang masa-masa Rei kecil dan Tyra kecil yang selalu mereka ingat hingga saat ini.

     Rei kecil adalah anak yang keras kepala dan sulit mengalah, tapi itu dulu. Kini pria dewasa itu menjadi pria yang penurut dan tak pernah bersikap keras.



        Happy Reading 📗📙


        TBC 😘




      Don't forget for like, vote and comment🌟🥰Thank You ❤️🖤

       

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang