TERLAMPAU BURUK

69 1 0
                                    

      Martin yang melihat Rei sangat menyenangkan berjanji akan kembali ke cafe milik Rei jika kelak kopinya habis terjual dengan cepat.

     Rei mengangguk dan berharap kerjasamanya ini bisa berjalan dengan baik.

    Karena transaksi telah selesai, Martin berpamitan kepada Rei dan Zenira untuk bergegas pulang, dia sebenarnya tak menyangka jika Rei punya kopi dengan kualitas kopi yang sangat bagus seperti apa yang di belinya.

    Setelah Martin pergi, Bram keluar dari kamarnya. Rei yang melihat Bram berjalan menghampirinya dan bertanya apa sebenarnya masalah yang dialaminya sehingga dia begitu kesal.

     Bram menceritakan jika memang pria yang dia temui tadi memanglah putranya, dia bertemu karena ingin menanyakan tentang hutang piutangnya kepada Bank karena ada rumahnya yang dilelang untuk upaya menutupi hutangnya itu.

    Tetapi setelah rumah laku hutangnya bukan berkurang malah dia di minta membayar hutang yang lebih besar yang katanya bunga dari pinjamannya itu.

    "Mana bisa aku bayar, untuk makan saja aku ikut kamu!" Ujar Bram menahan kesal kepada semua orang yang kini nampak tak punya belas kasihan kepadanya.

    "Kenapa kamu tak bilang dari tadi? Sudah jangan kamu pikirkan, biar Evan pengacaraku saja yang maju." Ucap Rei.

   "Kemarin saja teman istriku berurusan sama hutang bisa beres setelah pengacaraku turun!" Bisik Rei yang membuat Bram sangat bahagia.

    Bram tak menyangka jika Rei mau membantunya hingga urusan menurunkan pengacara, baginya kini apapun yang diberikan Rei sangat membantunya.

    Rei langsung menelepon Evan dan meminta pengacaranya itu bertemu dengannya di rumah saat jam makan malam, Rei ingin sekali semua masalah Bram ini segera berakhir agar paling tidak dia bisa hidup lebih baik lagi.

    Bram kemudian di ajak Rei pulang ke rumahnya agar bisa leluasa berbincang dengan Evan dan tentunya agar dia bisa makan malam bersama Bram di rumahnya.

    Setiba di rumah Rei, Bram nampak takjub dengan rumah mewah dan halaman yang sangat luas di sekelilingnya.

    Bram juga sangat kagum karena meski rumah ini luas Rei masih mau membantunya yang saat ini sedang terlilit masalah.

    "Ayo masuk, sebentar lagi Evan datang dan kita ngobrol sekalian makan!" Ujar Rei sambil mempersilahkan Bram masuk.

    Zenira dan Tora bergegas menuju dapur dan menyiapkan makan malam untuk Rei dan para tamunya.

    "Kita masak menu apa?" Tanya Zenira pada Tora.

    "Bagaimana kalau kita masak ikan gurame goreng!" Ucap Tora sambil mengeluarkan seekor ikan gurame besar dari dalam kulkas.

    Zenira mengangguk, dia segera membantu Tora menyiapkan semua bumbu yang mereka butuhkan dan tak sampai sejam semua lauk pauk sudah siap terhidang di meja makan.

    "Silahkan di santap semua sudah siap!" Ujar Zenira mempersilahkan tamu suaminya untuk makan.

     Zenira meninggalkan mereka semua di ruang makan dan berjalan menuju dapur untuk makan bersama Sopiah dan Tora.

      Perbincangan Rei nampak sangat seru, semua terkait hutang piutang Bram yang nampaknya di permainkan entah oleh siapa, masa iya hutang yang sudah di bayar bukannya berkurang justru malah bertambah.

    Bram menunjukkan beberapa bukti kesepakatan hutangnya kepada bank yang masih dia simpan dengan rapi di telepon genggamnya.

    "Lihat hutangku 1 Milyar sedang rumahku laku 3 Milyar. Harusnya aku dapat uang 2 milyar dong dari bank."

    "Kok sekarang justru aku yang harus membayar kekurangan hutangku. Ini hutang dari mana lagi!" Tegas Bram yang nampak emosi.

      Evan meminta semua bukti hutang yang di miliki Bram, dia juga berpesan agar bukti itu jangan sampai hilang karena dia khawatir jika tak di simpan dengan benar akan ada orang yang menghilangkan barang bukti itu.

     "Benar sekali apa yang dikatakan oleh Evan kamu harus hati-hati jangan sampai tertipu siapapun yang mencoba menguasai hartamu!" Lanjut Rei sambil memulai makan malamnya.

    Evan perlahan mulai curiga terhadap anak-anak Bram yang terlihat ingin menguasai harta Ayahnya sendiri, tapi meski curiga Evan tak mengatakan kecurigaannya itu karena ini sangat tak berdasar.

     "Wah, masakan istrimu enak sekali!" Puji Bram yang baru kali ini menyambangi rumah Rei.

    Rei tersipu mendengar pujian Bram ini, Zenira memang istri yang memiliki semua kemampuan yang diinginkan oleh Rei selama ini.

     "Baiklah sementara sekian dulu saja. Nanti jika sudah terpecahkan siapa yang seharusnya di salahkan, aku akan segera menghubungimu, Bram!" Ujar Evan saat makan malam itu telah berakhir.

     Bram berterima kasih kepada Zenira,  Rei dan Evan yang mau membantunya menyelesaikan masalahnya yang pelik ini.

     Sebenarnya sudah lama dia ingin lepas dari masalah ini tapi tak pernah tau harus minta tolong kepada siapa karena setelah dia bangkrut, Bram merasa semua orang yang datang ke dalam hidupnya hanya ingin memanfaatkan kejatuhannya ini.

     Bram kemudian berpamitan dan ikut dengan Evan pulang ke cafe Rei, dia nampak sangat senang dan berharap besok Evan sudah tau apa dan bagaimana dia harus bertindak.

     "Evan, aku sangat mengharapkan kamu mau menolongku. Tenang saja aku orang yang tau berbalas budi. Jika sampai masalah ini selesai kamu bilang saja mau apa, pasti akan aku penuhi!" Janji Bram kepada Evan yang mengantarkannya pulang.

     "Tentu aku senang sekali jika bisa menyelesaikan masalahmu. Masalah hadiah itu nanti saja, aku saja belum berbuat apa-apa!" Canda Evan saat Bram turun dari mobilnya.

     Setiba di rumah, Evan menanyakan masalah hutang yang melilit Bram, kebetulan Bank tempat pria paruh baya itu sama dengan tempat adik Evan bekerja.

      Karina, adik Evan berjanji kepada kakaknya untuk mencari tau lebih detail tentang kasus ini karena tidak mungkin suatu hutang malah bertambah saat di bayar.

    "Kamu hati-hati, aku rasa memang ada orang yang berniat jahat kepada Bram, kasian dia menjadi bulan-bulanan orang-orang kepercayaannya!" Bisik Evan kepada adiknya.

      ******


       Keesokan harinya.

       Karina dengan cepat menemukan kesalahan dari laporan hutang milik Bram, ternyata hutang itu sudah lunas semenjak rumahnya selesai di lelang, namun karena anaknya tak sanggup membayar hutang sehingga sisa lelang tersebut di gunakan untuk menutup hutang milik anaknya dan dinyatakanlah jika hutang Bram belum seluruhnya lunas justru malah ada sisa hutang yang belum di bayar.


   

         Happy Reading 📒

        To be continued ✳️

       Don't forget for Like, Vote and Comment. Thank you ❤️🖤

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang