MERAWAT SUAMI

357 3 0
                                    

     "Ayo Mami kita mulai makan!" Ajak Zenira yang sudah sangat  lapar.

    Adelia kemudian mengambil satu bungkus nasi pecel ayam yang sudah lengkap dengan ayam dan sayuran. Karena hari ini ada promo maka mereka mendapatkan bonus sambal dan lalapan beserta sayur asam yang tentunya membuat Zenira semakin bersemangat untuk makan.

    "Makan yang banyak, Nak!" Kamu butuh makan untuk program hamilmu!" Tutur Adelia kepada Zenira yang kemudian semakin bersemangat untuk makan.

    Zenira juga menambahkan menu makan siangnya dengan memesan juice apel tomat, kabarnya juice ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan staminanya selama program kehamilannya.

    "Kapan kamu akan memeriksakan diri lagi?" Tanya Adelia yang nampak sudah tak sabar untuk menggendong cucu dari menantunya ini.

    "Mungkin minggu depan, Mi. Doakan ya, Mi. Kasian Rei, dia selalu saja bertanya kepadaku kapan aku hamil!" Ujar Zenira sambil mengelus perutnya yang masih saja belum di karuniai anak.

    Adelia mengangguk dia juga berpesan agar Zenira tak terlalu terbebani dengan permintaan Rei itu jika dia terbebani justru dia akan semakin sulit memiliki keturunan.

     "Benar juga, sepertinya aku selama ini terlalu terbebani, Mi. Sehingga setiap melakukan pemeriksaan ke dokter aku selalu saja mengalami tekanan darah tinggi!" Ujar Zenira yang membuat Mami semakin khawatir akan kesehatannya.

    "Jangan terlalu dipikirkan, Nak. Jika memang sudah waktunya pasti kelak kamu akan diberi keturunan!" Ujar Adelia memberi nasehat.

    Zenira mengangguk dan mulai memikirkan pola pikirnya memang untuk hidup sehat tak cuma pola makan yang diperbaiki tapi juga pola pikir terhadap masalah sehari-hari kita.

     "Zenira!" Terdengar Rei memanggil Zenira dari dalam kamar.

   Zenira yang sedang asik berbincang dengan Adelia bergegas menghampiri Rei menuju kamarnya untuk mengetahui apa yang dibutuhkan suaminya itu.

    "Ada apa?" Tanya Zenira saat memasuki kamar Rei, ternyata Rei ingin muntah karena dia merasa asam lambungnya lagi tinggi.

    Ini memang bukan pertama kalinya Rei mengalami hal ini sehingga Zenira nampak tak kaget dengan kondisi yang dialami oleh Rei.

    "Apa kamu butuh obat lagi?" Tanya Zenira kemudian membalurkan minyak hangat ke perut Rei.

   Rei akhirnya mulai merasa nyaman dengan baluran Zenira itu  dan meminta Zenira untuk membalurkannya lagi dengan minyak yang sama.

    "Ada apa?" Tanya Adelia saat masuk ke kamar Rei.

   "Ini Rei minta di pijat dengan minyak hangat jadi aku balur di sekujur tubuhnya dan dia merasa lebih baik!" Ujar Zenira.

   "Syukurlah kalau kamu merasa lebih baik, apa kamu tak perlu minum obat lagi?" Tanya Adelia sambil mengusap kening Rei yang sudah tak demam lagi.

   Rei dengan manja menggelengkan kepalanya dan meminta Zenira dan Maminya membiarkan dia tidur kembali seperti tadi.

    Zenira dan Adelia menurut pergi keluar dari kamar meninggalkan Rei sendirian di kamarnya, mereka bergegas turun ke ruang tamu.

    "Semoga dia kembali sehat setelah tidur!" Ujar Adelia kembali menjatuhkan bokongnya duduk di kursi tamu.

    Hari menjelang sore saat Adelia akhirnya pamit pulang kepada Zenira, nampaknya Tora sudah datang untuk menjemput Adelia dengan mobil antik milik Ramon.

    Adelia bergegas naik ke dalam mobil dan melambaikan tangan kepada Zenira yang hanya terdiam saat mertuanya itu berlalu dari pandangannya.

    "Zenira!" Terdengar Rei kembali memanggil Zenira dari dalam kamar.

    Zenira bergegas naik untuk melihat kondisi Rei yang masih saja sangat manja meminta perhatian dari istrinya.

    "Aku lapar, ambilkan aku makan!" Ujar Rei mencoba bangun dari tidurnya dan duduk di samping tempat tidur.

    Zenira segera turun menuju dapur dan mengambilkan Rei makanan yang tadi dia beli bersama mertuanya, Zenira memang sengaja membelikan Rei suaminya makan karena tau dia pasti akan kelaparan jika tak di pesankan makanan juga.

    Zenira bergegas kembali naik menuju kamar Rei dan segera menyuapi Rei  makan, Rei nampak makan lebih lahap daripada hari sebelumnya.

     "Makanmu sudah mulai membaik!" Ujar Zenira membiarkan Rei menyandarkan kepalanya di bahunya.

    "Iya, sudah mulai enakan sekarang tak seperti kemarin!" Ujar Rei meminta Zenira kembali menyuapinya.

    Zenira dengan senang menyuapi Rei hingga nasi yang di pegangnya itu habis, tapi setelah nasi itu habis dan Rei menjadi lebih sehat kini justru Zenira yang merasa mual dan ingin muntah.

    "Kamu kenapa?" Tanya Rei melihat Zenira berlari menuju kamar mandi untuk muntah.

    "Aku tak enak badan, panggilkan aku dokter. Tolong aku tak kuat lagi!" Ujar Zenira mulai muntah banyak sekali.

    "Kamu tak keracunan kan?" Tanya Rei yang sangat khawatir melihat kondisi istrinya saat ini.

    Zenira tak menjawab pertanyaan Rei, kepalanya tiba-tiba terasa sangat berat dan tak dapat lagi menahan mual di perutnya.

    Rei yang panik bergegas menghubungi Tora agar asisten rumah tangga kedua orang tuanya itu mau membantunya mencarikan dokter untuk Zenira.

    "Wah kenapa lagi Tuan?" Tanya Tora bergegas pergi.

   "Kamu mau kemana, baru saja kamu datang!" Tanya Adelia yang melihat Tora tergesa pergi lagi ke rumah Rei.

    "Nyonya muda muntah-muntah sepertinya salah makan!" Ujar Tora memberitahu kabar sakitnya Zenira kepada Adelia.

    Adelia yang khawatir akan kondisi Zenira kemudian ikut dengan Tora kembali menuju rumah Rei, tentu kembalinya Adelia ini membuat Zenira semakin saja merasa sungkan kepada mertuanya.

    "Mami kenapa kembali lagi, aku hanya tak enak badan saja!" Ujar Zenira mencoba menghibur mertuanya agar tak terlalu khawatir kepadanya.

    "Tak apa, apapun yang terjadi kepada kamu dan Rei kalian tetap tanggung jawab Mami, Nak!" Ujar Adelia memberikan obat maag kepada Zenira.

    Tak lama kemudian dokter yang di panggil Tora akhirnya datang. Dengan sangat cemas Adelia dan Rei menunggu hingga dokter selesai memeriksa istri Rei itu.

    "Sepertinya, istri bapak butuh pemeriksaan lanjutan ke dokter penyakit dalam, Pak Rei!" Tutur dokter setelah selesai memeriksa Zenira.

    "Memang istri saya kenapa, dok?" Tanya Rei yang penasaran.

   "Kemungkinan usus buntu atau bisa juga penyakit pada ususnya!" Tutur dokter lagi.

    Rei yang mendengar kabar itu jadi semakin khawatir kepada Zenira, karena penasaran Rei kemudian mengajak istrinya menuju rumah sakit pada malam itu juga.

     Happy Reading 📙💭

     TBC 😘

     
    Don't forget for like, vote and comment 🌟🥰 Thank You ❤️🖤

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang