ORANG YANG SAMA

111 1 0
                                    

          "Iya itu juga, itu perintah Albert agar kalian terus merasa di teror. Tapi bener ini, Bang. Aku udah nggak mau lagi buntuti kalian. Apa sih untungnya!" Lanjut Tatang bersungguh-sungguh tak mau lagi mencari masalah dengan keluarga Ramon.

      "Jadi benar nih, kamu nggak mau lagi teror keluargaku?" Tanya Rei mencoba memastikan keputusan Tatang.

     "Bener, Bang! Justru saya mau bantu, Abang!" Lanjut Tatang.

    "Memangnya kamu mau bantu apa?" Tanya Tora yang sejak tadi hanya duduk memandangi Tatang dengan tatapan tajam.

    "Aku akan bikin, Albert di tangkap polisi." Bisik Tatang yang membuat Rei terperanjak.

    Rei awalnya tak yakin akan apa yang dikatakan Tatang ini, dia terkenal sangat dekat dengan Albert, mana mungkin dia berkhianat untuk alasan yang sangat tidak masuk akal ini.

    "Memangnya bagaimana rencanamu?"  Tanya Rei dengan penuh curiga.

    Tatang bercerita beberapa hari lalu dia mendapati seorang temannya di paksa bekerja di perusahaan Albert tanpa di bayar sama sekali, Tatang kesal pada bosnya itu.

    "Awalnya aku pikir yang dipaksa itu hanya beberapa orang, ternyata semua yang bekerja di perusahaan Albert semua tak di bayar." Ucap Tatang dengan geram.

     "Jadi mau kamu laporin ke polisi karena dia tak bayar gaji para pekerjanya?" Tanya Rei dengan semangat.

    "Benar, bang! Ini bukti sudah terkumpul. Makanya aku mau bantu teman-teman yang kerja di sana biar Albert nggak semena-mena lagi!" Tutur Tatang yang membuat Rei akhirnya percaya kepadanya.

    "Baguslah, kalau begitu, aku mau bantu kamu untuk laporkan, Albert! Tapi ingat jangan ulangi lagi kejahatanmu itu!" Pesan Rei dengan bijak.

     "Siap, Bang! Nanti saya kabari lagi kalau misi ini udah mulai jalan!"

    Hari sudah malam Tatang pun berpamitan dengan Rei dan Tora  bergegas meninggalkan Rei dan Tora menuju parkiran motor dan segera pulang.

    Rei yang melihat Tatang berjalan pulang mengajak Tora untuk kembali masuk ke hotel karena hari sudah menjelang malam dan mereka harus segera mengisi perut mereka setelah tadi sempat merasa sangat cemas.

     "Kita makan di mana?" Tanya Rei yang memencet tombol lift hotel menuju kamar.

    "Saya ikut aja, mas Rei!" Ucap Tora mengikuti langkah kaki Rei dibelakangnya yang terburu-buru.

    "Ya sudah, kita tanya Mamiku dulu." Jawab Rei tegas.

     Sesampai di kamar Zenira sudah sangat kelaparan, dia kemudian meminta memesan makanan di hotel saja karena hari sudah terlalu larut jika mereka mencari dulu tempat makan di luar hotel.

    Rei mengangguk dan menyetujui permintaan Zenira itu, mereka memesan kupat tahu yang di rekomendasikan pelayan hotel itu.

    Tak lama kemudian pesanan makanan mereka sudah tiba di kamar dengan aroma khas kupat tahu yang sangat menggugah selera makan malam mereka.

    Dua porsi piring kupat tahu lengkap dengan isi ketupat, toge  rebus dan irisan tahu goreng beserta bumbu kacang yang pedas memenuhi piring makan Zenira dan segera saja di cicipinya.

   Mmmm, nikmat banget. Bener nih rekomendasi hotel." Ucap Zenira melanjutkan makan malamnya yang baru kali ini di pesannya.

     "Untung kita beli di hotel ya, hujan tuh!" Ucap Rei melangkah pergi menuju Papinya yang sedang menunggu piring makannya di meja dekat jendela hotel.

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang