"Tenang ini obatnya manis semua kok!" Ujar dokter mencoba menghibur dan menggoda Rei.
Rei tertawa terbahak, dia memang terbilang tak suka minum obat apalagi jika obatnya banyak seperti ini dan seperti dokter tau betul apa yang di rasakan oleh Rei.
"Terima kasih dokter sudah mau datang untuk memeriksa suami saya!" Ujar Zenira kemudian mengantarkan dokter ini pulang, Tora kemudian berpamitan dan ikut pulang bersama dokter yang memeriksa Rei karena dia masih ada pekerjaan yang harus dia lakukan di rumah majikannya.
Zenira berjalan menuju kamar Rei dan mulai memberikan obat kepada suaminya itu, tak lama Rei mengantuk dan Zenira kemudian meminta suaminya itu untuk bergegas tidur.
Zenira awalnya mengira suaminya akan segera sembuh ternyata dia salah karena Rei justru semakin demam Zenira pun semakin khawatir dengan suaminya itu.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Zenira dengan panik karena malam hari kondisi Rei semakin parah saja.
"Aku semakin pusing dan mual nggak bisa tidur, Zenira. Tolong aku!" Ujar Rei.
Zenira kemudian turun ke dapur dan mencari obat yang bisa mengurangi rasa pusing suaminya itu, Zenira pun memberikan obat Paracetamol dan obat maag karena dia yakin sekali suaminya ini sedang sakit kepala karena gejala maag.
Setelah meminum obat dari Zenira, Rei pun segera bisa tidur dengan nyenyak.
Zenira malam itu tak bisa tidur dengan nyenyak, dia hanya tidur beberapa menit kemudian terjaga dan mengecek kondisi suaminya hingga berkali-kali.
Setelah subuh barulah Zenira dapat tidur dengan nyenyak hingga menjelang siang.
"Rei!" Panggil Adelia saat memasuki rumah putranya itu.
Adelia mengetahui kondisi putranya dari Tora yang kemarin mengantarkan dokter ke rumah Rei karena mengetahui keadaan Rei yang kurang sehat akhirnya Adelia memutuskan untuk menjenguk Rei dan berharap putranya itu hari ini sudah lebih baik.
Mendengar ibu mertuanya datang, Zenira kemudian turun untuk menyapa.
"Mami, masuklah!" Ujar Zenira mempersilahkan mertuanya ini masuk.
"Bagaimana kabar Rei?" Tanya Adelia begitu khawatir.
"Sepertinya dia kena maag lagi, Mi. Tapi sekarang sudah lebih baik walaupun tadi malam sempat meriang!" Tutur Zenira menceritakan keadaan Rei.
Adelia yang khawatir bergegas naik menuju kamar Rei untuk memastikan kondisi putranya, begitu melihat Maminya Rei langsung memasang wajah lemah dan ingin di manja oleh Maminya seperti saat dia masih kecil dulu.
"Aduh, anak Mami sakit. Mana coba Mami cek kondisimu!" Ujar Adelia kemudian menempelkan punggung lengannya di dahi Rei.
Rei langsung meringis kesakitan minta di pijit di bagian keningnya.
Adelia menuruti semua permintaan Rei dan berharap setelah dipijat kepala putranya ini sudah tak sakit lagi.
"Bagaimana kamu sekarang sudah lebih baik?" Tanya Adelia begitu lembut.
Rei tersenyum meskipun dia belum benar-benar sembuh.
"Kamu harus banyak makan, Rei. Biar Mami masakkan sesuatu untukmu ya!" Ujar Adelia yang membuat Rei merasa sangat bahagia.
"Mami tak perlu repot-repot. Aku jadi sungkan kepada Mami!" Ujar Zenira menolak bantuan ibu mertuanya itu.
Rei yang melihat Zenira menolak bantuan Maminya untuk memasak itu menatap Zenira dengan tajam, justru Rei ingin sekali Maminya memasak agar dia cepat sembuh.
Zenira yang paham apa maksud suaminya itu bergegas mengantarkan ibu mertuanya ke dapur dan mulai memasak seperti apa yang diminta Rei.
Karena di dapurnya banyak ikan akhirnya Adelia memutuskan memasak sup ikan salmon untuk Rei.
Sup ikan salmon ini sangat mudah di masak dan hanya membutuhkan beberapa bumbu saja untuk memasaknya, Zenira memperhatikan semua bahan yang digunakan oleh mertuanya itu dan berharap lain waktu dia bisa masak makanan ini tanpa harus jauh-jauh memanggil ibu mertuanya ini.
"Nah kalau mau lebih nikmat kamu tambahkan bawang merah goreng seperti ini!" Ujar Adelia sambil menaburkan bawang merah goreng itu di atas masakannya.
Zenira bergegas menyajikan masakan dari Adelia, dia bergegas naik menuju lantai atas dan mulai menyuapi Rei dengan makanan buatan Adelia, Rei nampak senang dengan masakan Maminya yang di masak dengan penuh cinta itu.
"Jangan sering-sering merepotkan Mami ya, aku jadi tak enak jika masak seperti ini saja harus minta tolong Mami!" Ujar Zenira sambil terus menyuapi Rei.
"Kenapa pakai sungkan. Mami senang kok memasak untukku!" Bisik Rei tersenyum ke arah Zenira.
"Iya, tapi aku jadi tak enak kalau sering-sering merepotkan begini!" Ujar Zenira mencoba membuat Rei mengerti.
Semakin di beritahu Rei bukannya semakin mengerti tapi malah semakin menjadi, dia malah meminta Maminya membuatkannya teh karena dia kembali merasa pusing dan mual.
"Ah, biar aku saja Mami!" Cegah Zenira segera bergegas berjalan menuju dapur.
"Tak apa, biar Mami saja. Mungkin Rei lagi ingin di manja sama Mami, jadi kamu jangan sungkan!" Bisik Adelia membuat Zenira tak lagi sungkan akan kehadirannya.
Adelia bergegas pergi menuju dapur untuk membuatkan teh putranya itu, segera setelah teh yang di pesan Rei sudah jadi Adelia segera membawa teh itu menuju kamar Rei.
"Ayo di minum, mumpung masih hangat!" Ujar Adelia kemudian menyuapi Rei dengan teh yang di bawanya.
Rei sangat senang bisa di manja lagi oleh Maminya setelah sekian lama, Zenira justru jadi tak enak kepada mertuanya karena manja Rei semakin menjadi saja.
"Nanti kalau kamu sudah punya anak, kamu juga harus memanjakannya seperti ini ya!" Ujar Adelia kepada Rei.
Rei tersenyum dan meminta Adelia melanjutkan untuk menyuapinya dengan teh hangat itu.
Setelah puas bermanja dengan Maminya, Rei meminta ijin kepada Adelia untuk kembali tidur.
Saat Rei tidur itu Zenira mengajak Adelia berbincang di ruang tamu.
"Maaf ya Mami, kami jadi merepotkan Mami!" Ujar Zenira yang sejak tadi tak nyaman dengan tingkah Rei.
"Tak apa, Mami justru senang jika memanjakan Rei, sebentar lagi dia akan punya anak darimu pasti dia akan sangat nyaman jika harus bermanja-manja seperti ini di depan anaknya!" Ujar Adelia membuat Zenira tak lagi sungkan kepadanya.
Zenira menawari Adelia untuk makan siang, ini sudah waktunya makan siang dan Zenira belum juga memasak apapun itu untuk ibu mertuanya ini.
"Tak usah repot-repot, kalau kamu tak keburu masak biar kita membeli makanan via online saja!" Ujar Adelia sambil mengeluarkan telepon genggamnya dan mulai memesan makanan yang tertera di sana.
Zenira mengangguk dan meminta Maminya memesan makanan yang dekat saja, kebetulan tak jauh dari rumah Rei ada sebuah warung makan cepat saji yang harganya tidak terlalu mahal.
Adelia menuruti permintaan Zenira dan memesan makanan itu untuk mereka berdua dan tak lama kemudian pesanan mereka tiba.
Sebentar lagi cerita novel ini tamat, hanya tinggal tiga episode lagi ya guys 😘
Happy Reading 🥰
TBC 📒🤗
Don't forget for like, vote, subscribe and comment 🌟🌟🌟 Thank You ❤️🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK
RomanceWarning mengandung adegan vulgar dan unsur Dewasa!!! Bukan bacaan untuk anak-anak!! Bijaklah dalam membaca! 21++ 18+ "Menikahlah denganku!" Betapa senangnya hati Zenira ketika pria asing yang baru dia kenal langsung melamarnya. Bay...