JODOH CERMINAN DIRI

91 2 0
                                    

       Zenira kemudian meminta Rei menemaninya ke pasar baru jika dia sedang libur, dia tak menyangka di sana banyak sekali makanan yang dia sukai.

    "Iya, kalau kita libur mainnya ke pasar baru saja ya, murah meriah!" Ujar Rei tersenyum sumringah.

    Tentu Rei sangat senang karena dia tak harus menghabiskan uang banyak untuk membuat istrinya ini senang, cukup dengan jajanan pinggir jalan saja dia sudah suka tak harus pergi ke mall dan membeli barang mahal yang belum tentu sesuai dengan lidah mereka.

    Zenira masuk ke kantor tempat Rei bekerja dan mulai menunggu suaminya selesai kerja.

    "Kamu mau kemana Bram?" Tanya Rei kepada Bram yang terlihat akan pergi ke suatu tempat.

    "Aku ada janji dengan anakku, dia ingin bertemu denganku tak jauh dari tempat ini!" Pamit Bram.

    Rei tersenyum, dia senang kini Bram mau bertemu dengan anaknya, meskipun kini dia dan istrinya sudah bercerai tetapi dalam hidup tak ada istilah mantan anak, pikir Rei.

    Bram berjalan menyusuri jalan Sudirman Jakarta hingga tiba di suatu tempat makan sederhana. Tempat itu tak terlalu jauh dari cafe milik Rei sehingga Rei masih bisa melihat pria paruh baya itu dari tempatnya berdiri.

    Bram nampak menyalami seorang pemuda, penampilannya sangat rapi dengan kemeja biru terang dan celana bahan kain yang membuatnya terlihat seperti orang kaya raya.

    Setelah bersalaman Bram ngobrol cukup serius dengan pemuda itu, Rei terus saja mengawasi Bram karena dia merasa ada yang aneh dengan temannya itu.

    Setelah berbincang cukup lama, Bram kembali ke cafe dengan langkah yang lemah.

    "Kenapa?" Tanya Rei saat melihat Bram berjalan tanpa menghiraukan dirinya dan Zenira.

    Bram bergegas masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamarnya dari dalam.

    Rei yang khawatir menggedor kamar Bram untuk mengetahui apa yang sedang dialami oleh pria paruh baya itu.

    "Bicaralah jika ada masalah, teman. Jangan seperti ini!" Bisik Rei sambil berjalan mendekati pintu kamar Bram.

     "Sudah, biarkan saja. mungkin dia ingin sendiri!" Bisik Zenira kepada Rei.

     Rei menuruti apa yang dikatakan istrinya itu, mungkin Bram mendapatkan berita yang kurang menyenangkan sehingga dia ingin sendiri untuk beberapa saat.

     Zenira dan Rei meninggalkan Bram dan kembali bekerja, hari ini cafe akan tutup lebih malam karena mereka menunggu seorang pembeli dari luar kota.

   Sambil menunggu tamunya datang mereka meminta Cleo karyawannya untuk membelikannya makan sore menjelang malam.

    "Kamu mau makan apa?" Tanya Rei kepada Zenira sebelum Cleo pergi.

    Zenira menggeleng tak tau menu apa yang bisa dia beli sekitar situ.

    "Kamu mau tidak lauk babat, usus dan ayam goreng rasanya sangat enak?" Tanya Rei.

    Zenira mengangguk, dia memang suka sekali dengan makanan yang berbau jeroan sapi dan ayam goreng bumbu rempah.

    Setelah jelas apa yang harus di beli oleh Cleo, dia pun pergi mengendarai motor matiknya menuju warung makan.

   Tak membutuhkan waktu lama Cleo sudah datang kembali membawa sebuah paperbag berisi beberapa nasi bungkus yang memang Rei pesankan sekaligus untuk semua karyawannya.

    Zenira dan Rei berjalan masuk ke kantornya dan mulai menyantap makan malam mereka.

    "Mmm, enak!" Puji Zenira saat menyuap sepotong ayam goreng khas bumbu lengkuas.

    "Ayam goreng di sini sangat enak dan nikmat, rasanya seperti ayam goreng yang di jual di restoran sama sekali berbeda dengan bayangan orang selama ini.

    "Lain kali aku bawakan ya, kamu pasti suka kan kalau oleh-olehnya makanan tradisional!" Bisik Rei menggoda istrinya.

    Zenira mengangguk, dia pasti sangat bahagia jika bisa makan makanan seenak ini setiap hari. Zenira cukup pandai memasak tapi jika harus masak yang sulit dia pasti menolak.

    "Coba babatnya juga!" Ujar Rei sambil menyodorkan sepotong babat dengan rasa gurih yang di beri bumbu dengan aroma bawang putih yang begitu wangi.

      "Mmmm, enak banget. Berasa makan makanan di restoran mewah!" Ujar Zenira tak sanggup lagi menahan kagum akan makanan enak ini.

    "Kenapa kamu tak pernah cerita kalau ada warung makan yang menjual makanan seenak ini!" Keluh Zenira melanjutkan makannya dengan lahap.

    "Kamu ini, sudah dibelikan masih saja ngeluh!" Goda Rei sambil menyuapi Zenira dengan potongan ayam goreng yang sangat cukup lembut.

    "Benar, kapan-kapan kalau kamu ke warung ini ajak aku makan di tempat ini ya!" Pinta Zenira yang dijawab Rei dengan senyuman.

    Warung ini memang sangat terkenal di kalangan perkantoran di Sudirman Jakarta, hanya sayang dulu warung ini buka di siang dan sore hari saja. Akan tetapi semenjak beberapa tahun terakhir mereka juga buka di malam hari untuk memenuhi keinginan pelanggannya di tempat ini.

    "Apa yang paling kamu suka!" Tanya Rei sesaat setelah Zenira menyantap suapan terakhirnya.

    "Semua!" Jawab Zenira sambil melipat kertas bekas makan sorenya ini.

    Rei tertawa, dia tak menyangka jika dia dan istrinya memiliki selera yang sama, dengan begitu dia yakin sekali jika kelak mengajak Zenira makan lagi, tempat-tempat pilihannya akan sesuai dengan selera Zenira.

    "Permisi, Rei!" Sapa tamu Rei yang sejak tadi di tunggunya.

    Tamu Rei ini bernama Martin adalah pemilik kedai kopi di daerah Kemang Jakarta. Martin adalah teman Papi Rei yang sudah lama di kenalnya.

    Martin kemudian masuk untuk berbincang bisnis dengan Rei, tak lupa Rei meminta Cleo untuk menyajikan minuman untuk tamunya.

   "Jadi Bapak mau kopi yang jenis apa?" Tanya Rei memulai pembicaraan. Martin akhirnya meminta kopi terbaik dari cafe kopi Rei ini. Dia mengatakan tak peduli dengan harga yang diberikan Rei yang terpenting harus kopi yang terbaik.

   Mendengar permintaan Martin ini Rei bangkit berdiri dari duduknya dan menunjukkan beberapa sampel biji kopi yang sengaja dia sediakan untuk di lihat para tamu yang datang berkunjung ke cafenya.

   Rei juga menunjukkan beberapa kopi yang sudah di panggang dan digiling, jika sekiranya Martin ingin mencicipinya lebih dulu.

    "Aku coba yang ini!" Menunjuk ke arah satu toples kopi giling yang aromanya sangat kuat.

    "Aku suka sekali yang ini!" Ucap Martin saat selesai menyeruput kopi buatan Rei itu.

    "Jadi kamu mau yang ini?" Tanya Rei mencoba untuk menyakinkan Martin.

    "Ya, kamu punya berapa kwintal, aku mau beli semuanya!" Ucap Martin sambil menyalami Rei.

   Tentu Rei sangat senang dengan bisnis yang di jalankan teman Papinya ini, segera saja Rei meminta karyawan prianya mengambilkan semua pesanan Martin dan mengantarkannya.





    Happy Reading 🥰

    Tbc📒

     Jangan lupa Like, Vote dan Komen ya guys ❤️

     Berikan bintang 5 untuk mendukung novel ini

     Terimakasih semuanya..😘😍😘😍
   

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang