Rei hanya melambaikan tangan kepada Tora dan bergegas masuk kamar tanpa mau lagi melihat wajah Sopiah, asisten rumah tangganya.
Saat Rei masuk kamar, Zenira nampak sangat sedih dan tetap berbaring tak mau menatap suaminya itu.
Rei yang mengetahui istrinya begitu karena ulahnya mencoba menghibur Zenira meski akhirnya usahanya sia-sia.
"Jangan begitu, inikan masa lalu kamu bilang sudah bersedia menerima masa laluku!" Ucap Rei berusaha berdamai dengan Zenira.
"Aku kesal, kenapa setiap kali semua lebih baik ada saja kabar buruk seperti ini!" Ucap Zenira dengan sangat marah.
"Iya, maaf. Aku sudah minta maaf berkali-kali kan?" Pinta Rei sambil berlutut di depan Zenira.
Bukan menerima maaf dari Rei, Zenira justru menangis sejadi-jadinya. Entah apa yang akan di katakan kedua orang tuanya jika kelak tau menantunya ini di masa lalu banyak sekali meninggalkan dosa yang tak termaafkan ini.
"Sudah, jangan marah lagi. Ayo kita makan malam!"
"Enggak mau aku mau tidur saja!" Tolak Zenira sambil menarik kembali selimutnya.
Rei nampak kehabisan akal dan seperti setiap saat dia kehabisan akal, Rei kemudian menghubungi Maminya untuk mendamaikan dia dan Zenira.
Tak membutuhkan waktu lama Adelia sudah sampai di rumah Rei.
Adelia bergegas berjalan menuju kamar Rei dan berbincang dengan Zenira.
"Ini bukan yang pertama kali kan dia membuat masalah, jadi jangan marah!" Ucap Adelia menenangkan Zenira.
Zenira memeluk Adelia dan berkata dia sudah merasa cukup sabar hingga hari ini tapi entah berapa kali lagi Rei membuatnya kesal seperti ini.
"Ya sudah, sekarang jangan cemas lagi. Semoga saja setelah ini tak ada lagi orang yang melapor kepadamu bahwa dia memiliki anak dari putraku itu!" Bisik Adelia lembut menghibur Zenira.
Zenira tersenyum dan berterima kasih karena ibu mertuanya ini yang selalu menganggap seperti anak kandungnya sendiri.
"Bagaimana? Zenira sudah lebih baik?" Tanya Rei saat melihat Maminya keluar dari kamarnya.
"Apa yang nggak bisa Mamimu ini bereskan!" Ujar Adelia dengan nada pasrah.
"Maaf, Mami. Aku selalu saja merepotkanmu!"
"Tak apa, Nak!"Rei bergegas berjalan menuju kamar untuk berbincang dengan istrinya.
"Zenira kamu sudah tidur?" Tanya Rei dengan lembut tapi Zenira tak mau menjawab pertanyaan Rei itu dia tetap diam dan Rei akhirnya memilih tidur di samping Zenira.
*****
Keesokan harinya.
Rei terbangun dari tidurnya seperti biasanya karena hari sudah pagi. Zenira masih saja terdiam sambil melanjutkan tidurnya.
"Baiklah, jika kamu tidak mau menjawabku!" Bisik Rei bergegas turun dari tempat tidurnya.
"AAH!" Teriak Zenira sambil tangannya memegangi perutnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Rei dengan cemas menghampiri Zenira yang kesakitan.
Zenira terus mengerang kesakitan.
"Sopiah panggilkan dokter!" Teriak Rei dengan lantang membuat Sopiah bergegas menelepon dokter.
Tak lama dokter Rico datang yang merupakan dokter jaga rumah sakit dekat rumah Rei yang datang untuk memeriksa Zenira.
Dari hasil pemeriksaan, Zenira mengalami asam lambung akut dan butuh waktu istirahat yang cukup.
"Tapi istriku nggak apa-apa kan." Ucap Rei dengan cemas.
Dokter Rico memastikan kondisi Zenira hanya sakit asam lambung saja dan tak ada masalah serius lainnya. Mendengar perkataan itu Rei kembali tenang dan menyakinkan dokter jika dia akan mengawasi agar teratur dalam makan dan minum obat.
"Ada apa ini?" Tanya Adelia saat tiba di rumah Rei.
Rei menceritakan apa yang terjadi kepada Zenira, istrinya. Adelia menyayangkan apa yang terjadi kepada Zenira dan Adelia berharap setelah minum obat Zenira akan menjadi lebih baik.
"Sudah, sekarang kalau kamu mau bekerja pergilah biar, Mami yang mengawasi Zenira." Ucap Adelia sambil menutup pintu kamar Rei dan membiarkan Zenira melanjutkan tidurnya setelah minum obat.
"Iya, Mami. Terima kasih. Entah apa jadinya jika Mami tidak datang tepat waktu!" Bisik Rei.
Rei bergegas berangkat ke cafe tempat kantor utamanya dia pergi bekerja sehari-harinya.
Sebelum siang menjelang, Rei tiba di cafenya. dia bergegas menyiapkan semua keperluannya untuk di kerjakan hari ini. Tak lupa dia juga menata nota-nota yang beberapa hari ini tak dia bereskan.
Cleo yang melihat Rei sangat kacau bertanya apa yang sebenarnya terjadi sehingga Rei terlihat salah begitu.
"Ah entahlah!" Gerutu Rei meminta asistennya itu membereskan nota-nota yang tak dapat dia susun dengan benar.
Cleo segera membantu Rei dan meminta Rei untuk kembali saja ke kantornya.
Tepat jam 11 siang seorang tamu datang ke cafe Rei.
"Ini cafe milik Rei, kan?" Tanya tamu pria itu kepada Cleo.
"Betul, pak! Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku teman Rei, bisa aku bertemu dengan bosmu!"
Cleo yang tak tau apakah Rei akan menerima atau tidak meminta tamu itu untuk menunggu di ruang tamu cafe.
Cleo berjalan menuju ruang kantor Rei dan mengabarkan kehadiran tamu misterius yang mencarinya.
"Siapa dia?" Tanya Rei sambil mengintip dari jendela kantornya.
"Entahlah, dia tidak mau bilang dia siapa!" Lanjut Cleo dengan wajah ketakutan.
"Biar aku lihat dia siapa!" Tegas Rei bergegas keluar dari kantornya.
"Rei!" Seru tamu Rei ini seperti sangat mengenal Rei.
"Siapa ya?" Tanya Rei dengan wajah bingung.
"Masa kamu lupa denganku!" Ucap pria itu lagi.
Rei mengingat-ingat siapa sebenarnya pria itu, Rei tak sengaja matanya melihat ke jam tangan yang di pakai pria itu.
"Ah aku ingat!" Seru Rei sambil menjabat tangan tamunya itu.
Pria yang nampak berantakan itu ternyata dulu adalah seorang yang sangat kaya raya.
Happy Reading😘
Tbc
Author sudah Up, jangan lupa dukungannya Like, Vote Komen dan subscribe 🌟😘🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK
RomanceWarning mengandung adegan vulgar dan unsur Dewasa!!! Bukan bacaan untuk anak-anak!! Bijaklah dalam membaca! 21++ 18+ "Menikahlah denganku!" Betapa senangnya hati Zenira ketika pria asing yang baru dia kenal langsung melamarnya. Bay...