OBAT SPESIAL

388 2 0
                                    

       "Sudah, nanti juga kalau Rei sudah tak kuat merahasiakan masalahnya dia akan bercerita kepadamu!" Ucap Adelia sambil menyuap sesendok cake ke mulutnya.

    "Iya, Mami. Tapi kenapa dia seperti tak percaya kepadaku. Dia selalu saja seperti ini!" Ucap Zenira dengan kesal.

    "Tak apa, kalian kan baru menikah. Kadang pasanganmu hanya terlalu khawatir saja sehingga tak berani bercerita semuanya secara blak-blakan. Bukan karena tak percaya!" Saran Adelia ini terdengar masuk akal di telinga Zenira.

     Zenira membuang napas panjangnya dan menerima cake yang di tawarkan mertuanya itu dan mulai menikmatinya sambil melanjutkan perbincangan mereka.

     "Zenira!" Teriak Rei dari kamarnya.
    Rei terdengar kesakitan dalam teriakannya itu, karena khawatir Zenira tergesa meninggalkan potongan cake tadi dan bergegas menuju kamar Rei.

    "Iya, sebentar. Aku datang!" Teriak Zenira sambil berjalan menuju kamar.

     Zenira membuka pintu kamar dan menghampiri suaminya.

    "Ada apa?" Tanya Zenira mengusap dahi Rei yang berkeringat.

     "Aku haus, ambilkan aku minum!" Pinta Rei yang terus berkeringat dingin.

     Zenira bergegas menuju dispenser yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

     "Ini!" Ucap Zenira sambil memberikan segelas air putih hangat  untuk suaminya.

     Rei tersenyum dan meminum air putih hangat itu dengan perlahan hingga tandas.

     "Kamu ini, jangan bikin aku cemas terus!" Rengek Zenira mengambil gelas kosong yang diberikan Rei kepadanya.

    "Iya, ini kan karena aku kemarin sering begadang saja. Kamu kan tau!" Ucap Rei kembali berbaring di kasurnya.

    "Kamu sedang mikirin apa sih, Cerita donk kalau ada masalah!" Pinta Zenira.

    Rei menggelengkan kepalanya pelan memastikan dia sedang tidak memikirkan apa-apa, dia hanya sibuk di outlet kopinya saja.

     "Iya, kalau begitu kita bagi tugas, jangan semua kamu yang pegang sendiri. Kalau kamu sakit kan aku juga yang cemas!" Bisik Zenira yang membuat suaminya itu tertawa geli.

    "Kok masih sempat ketawa, aku ini lagi serius." Ucap Zenira mencubit tangan Rei dengan gemas.

     Rei tertawa terbahak membuat Zenira jadi kesal karenanya.

    "Ah sudahlah, aku mau tidur lagi. Sepertinya obatnya bikin aku mengantuk saja." Ucap Rei meminta Zenira meninggalkannya di kamar sendirian.

    Melihat Rei kembali tidur, Zenira kembali pergi menuju dapur melanjutkan makan cakenya yang tadi di sajikan mertuanya.

     "Bagaimana kabar, Rei?" Tanya Adelia saat melihat Zenira kembali ke dapur.

     "Dia memanggil hanya karena haus, Mami. Tak perlu khawatir." Jawab Zenira menjatuhkan bokongnya duduk kembali ke tempatnya tadi.

     "Begitulah Rei dia selalu belaga seperti pria dewasa. Tapi sebenarnya kalau lagi sakit sikapnya tak lebih seperti bayi besar yang manja." Canda Adelia meminta Zenira lebih mengenal suaminya itu.

     Zenira tertawa dia memang merasa hal yang sama dengan yang di rasakan oleh ibu mertuanya itu, saat sedang marah Rei seperti pria galak dan tak ada lawan tapi kalau lagi sakit dia sering sekali merengek minta perhatian lebih dari semua orang.

     "Tapi baiknya kamu mengawasi, Rei. Dia sering teledor jika sudah berurusan dengan jam makan apalagi saat dia sedang sibuk!" Pesan Adelia kepada Zenira.

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang