Adelia mengenang Rei kecil adalah orang yang tak bisa di atur, tapi saat sudah mengenal Zenira, Rei menjadi jauh dari dia yang dulu.
"Berarti kita harus berterima kasih kepada menantu kita!" Ujar Ramon sambil menuangkan teh kedua di cangkir cantik milik Adelia.
Zenira yang mendengar perbincangan mertuanya itu berjalan menghampiri.
"Kamu tau Zenira dulu itu Rei suka sekali bolos sekolah!" Ujar Ramon membuka aib putranya.
Rei yang mendengar perkataan Ramon langsung menghampiri sambil tertawa kecil.
"Papi, giliran yang gitunya di bilang-bilangin!" Ujar Rei sambil mengusap wajahnya.
"Tak apa biar Zenira tau dulu kamu seperti apa!" Ujar Adelia mencoba membuat Rei tak terlalu malu di hadapan Zenira.
"Tapi kan itu dulu, Pi!" Ujar Rei membela diri.
Zenira tertawa lepas melihat raut wajah Rei yang salah tingkah di hadapannya.Mereka bercanda dan bersenda gurau hingga sore menjelang. Setelah sore Adelia dan Ramon memilih pamit karena mereka tak mau membuat waktu Rei dan Zenira habis karena mereka tak juga kunjung pulang.
Begitu Adelia dan Ramon pulang Rei memilih beristirahat karena dia merasa sangat lelah.
"Aku tidur dulu ya!" Pamit Rei kepada Zenira.
Zenira mengangguk dan menyalakan televisi, hari ini ada berita longsor dan nampaknya sangat parah, jalanan jadi rusak karena longsor Zenira nampak prihatin karenanya.Melihat Zenira tiba-tiba masuk kamar, Rei yang hampir tertidur menanyakan kenapa istrinya itu kenapa terlihat kesal.
"Kamu kenapa?" Tanya Rei.
"Orang jaman sekarang susah sekali di bilangin, cuma jangan menebangi hutan saja susah. Kalau sudah longsor kan jadi susah semuanya!" Geram Zenira.
Rei yang tak suka melihat istrinya kesal meminta istrinya untuk mematikan saja televisi itu dan tidur di sampingnya.
Zenira menurut dan mulai berbaring di samping Rei.
"Nah gini kan enak!" Bisik Rei sambil memeluk Zenira dari belakang.
"Apa mungkin ya aku jadi sulit punya anak karena sering kesal gak jelas gini?" Tanya Zenira sambil membiarkan Rei memeluknya semakin erat.
Enggak, kamu justru jarang kesal, makanya jadi seperti ini!" Ujar Rei lagi.
Rei berkata jika sebaiknya Zenira mengatakan kekesalannya itu agar tak di pendam, sebab kekesalan yang di pendam justru tak baik untuk kesehatannya.
Mendengar perkataan Rei ini akhirnya Zenira berjanji akan lebih baik dalam mengontrol emosinya.
"Iya betul, kalau mau makan, makan saja. Kalau mau tidur ya tidur saja, jangan di tahan justru kalau kamu terlalu menahan itu tak baik bagi kesehatanmu!" Tutur Rei begitu bijaksana.
Zenira tersenyum mendengar perkataan Rei itu, dia kini mengerti apa yang di maksud ibu mertuanya dengan menyatakan Rei sudah berubah, memang suaminya ini sudah jauh berubah dari awal mereka bertemu, tak ada lagi pertengkaran dan perkataan buruk yang keluar dari mulut Rei.
Sebuah perubahan yang luar biasa dari seorang pria yang semakin hari semakin dewasa.
Mereka akhirnya tidur lelap di sore itu dan terbangun di malam hari dengan perut yang sama-sama kelaparan.
"Jam berapa ini?" Tanya Rei.
"Ini jam sembilan malam, tapi aku lapar sekali. Mau masak malas!" Ujar Zenira manja.
"Kita jalan aja kalau begitu, di kota masih banyak tempat makan enak kalau jam segini!" Ajak Rei yang membuat Zenira bergegas untuk bersiap.
"Tapi kita kemana?" Tanya Zenira padahal dia sudah nampak siap untuk pergi.
"Ke warung makan Bu Marni saja gimana?" Tanya Rei sambil menyisir rambutnya.
"Aku mau!" Sorak Zenira begitu bahagia.
Zenira dan Rei bergegas turun dari lantai dua rumah mereka dan berpamitan kepada Sopiah, asisten rumah tangga mereka.Rei kemudian mengeluarkan mobil dan bergegas menuju warung makan Bu Marni yang menjadi favorit mereka berdua ini.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai dan mulai mengantri untuk mengambil menu yang ingin mereka santap.
Seperti biasa Zenira memilih ayam goreng, usus dan babat kesukaannya sedang Rei ingin sekali makan sop daging yang nampak baru saja di isi oleh pegawai rumah makan tersebut.
Setelah memesan, mereka mencari tempat duduk dan mulai menyantap makanan nikmat tak tergantikan ini.
Kamu pesan usus dan babat banyak banget!" Ujar Rei kepada Zenira yang nampak sedang menikmati makanan di piringnya.
Mendengar perkataan Rei itu Zenira tak menjawab, dia ingat perkataan Rei jika dia tak boleh menahan apapun yang sedang dia inginkan termasuk saat ini saat dia ingin sekali memakan usus goreng dan babat yang selalu menggoda mata dan hatinya.
Rei melanjutkan makannya, namun karena aroma babat dan usus goreng ini menggoda imannya akhirnya dia melangkah kembali ke meja makanan dan mengambil sepiring nasi plus babat dan usus goreng seperti apa yang sudah di pilih Zenira terlebih dulu.
"Kamu nambah?" Tanya Zenira sambil melahap suapan terakhirnya.
"Iya mumpung di sini!" Ujar Rei dengan semangat.
Zenira tersenyum melihat Rei melanjutkan makannya dengan lahap, memang tempat ini tak jauh dari cafe mereka tapi masa iya juga mereka harus makan di sini setiap hari, pikir Zenira.
Zenira mengambil air putih di meja saji, dia memilih juice semangka yang nampak berwarna merah segar dan es di dalamnya menambah kesegaran rasanya, dia juga mengambil juice semangka itu untuk Rei dan benar saja ketika di minum rasanya seperti yang dia bayangkan, sangat segar dan manis.
Rei memuji pilihan Zenira ini, dia memang sering makan di sini tapi tak tau kalau minuman ini sangat segar di minum setelah makan.
Setelah makan malam yang nikmat itu Rei dan Zenira memutuskan untuk pulang, selain karena kekeyangan memang saat ini hari sudah sangat larut malam dan tak baik bagi mereka masih ada di luar di malam hari.
Zenira dan Rei bergegas pulang dan begitu sampai di rumah Rei mulai menggoda Zenira dengan rayuan mautnya.
"Kamu cantik sekali malam ini apalagi kalau kamu mau memijatku dulu sebelum tidur!" Bisik Rei lembut di telinga Zenira sambil menggenggam tangannya yang nampak mulai kedinginan.
Happy Reading 😘📙
TBC 🥰
Don't forget for like, vote and comment 🌟🌟 Thank You ❤️🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK
RomansWarning mengandung adegan vulgar dan unsur Dewasa!!! Bukan bacaan untuk anak-anak!! Bijaklah dalam membaca! 21++ 18+ "Menikahlah denganku!" Betapa senangnya hati Zenira ketika pria asing yang baru dia kenal langsung melamarnya. Bay...