BEBAS? BISA

84 1 0
                                    

    Awalnya Rei tak mengerti tapi setelah di jelaskan dengan lebih terperinci akhirnya Rei mengerti juga, maklumlah dia tak ada pendidikan hukum jadi masalah seperti ini bukan urusannya.

     "Jadi kamu bisa bantu?" Tanya Rei kepada Evan.
      "Bisa nanti aku coba bicara dengan orang di tempat kejadian!"

     Setelah mendengar ketersediaan Evan untuk menolong teman istrinya ini, Rei bergegas pulang dan memberitahu Zenira akan kabar baik ini.

     Tentu Zenira sangat senang dan berharap Evan bisa segera membebaskan Raksa.

       Drtt drttt

      Ponsel Rei berdering dia segera mengangkat panggilan telponnya itu yang ternyata dari Evan menginformasikan bahwa Raksa sudah bisa bebas dari penjara hari ini juga.

     "Syukurlah!" Ujar Zenira lega lalu tersenyum.
    Apa yang dipikirkannya akan lama ternyata bisa di selesaikan dengan cepat oleh orang yang ahli.

    Raksa akhirnya bisa bebas karena di anggap tidak bersalah sepenuhnya dan memang melakukan kejahatan karena desakan ekonomi.

     Tak cuma di bebaskan, Raksa juga akan di bantu untuk bisa lepas dari hutang rentenir Ayahnya yang terus saja menagihnya.

    Menurut Evan hutang akan hangus jika pemilik hutang meninggal dunia, ini berlaku di perbankan Indonesia dan seharusnya juga berlaku di dunia rentenir.

     "Jadi Evan akan membantu Raksa!" Ujar Zenira mencoba menyakinkan diri.

     "Iya, beres. Pokoknya kalau ada Evan semua beres. Percayalah!" Jawab Rei dengan penuh keyakinan.

     Zenira tersenyum senang dan berharap bisa bertemu Raksa secepatnya.

     Besok saja, ketemu temanmu, hari ini sudah malam!" Ujar Rei  mencoba membuat Zenira yang tak sabaran bersikap sedikit tenang.

    Zenira memeluk Rei dengan lembut, entah bagaimana nasib Raksa, temannya ini jika suaminya, Rei tak mau menolongnya dan terlebih kasus ini adalah hal yang baru bagi Zenira.

    Rei membalas pelukan Zenira dengan lembut dan meminta Zenira tak perlu terlalu khawatir lagi dengan temannya itu.

    "Aku sayang sekali kepadamu, Rei!" Bisik Zenira bahagia.

       *****

      Hari ini Tora kembali berencana mengirim barang kepada adiknya di kampung, dia terlihat sudah berangkat menuju ke rumah Rei agar bisa pergi bersama dengan Tuan mudanya.

    Zenira yang melihat semangat Tora berjalan menghampiri.

   "Sepertinya bisnis adikmu, lumayan juga?" Tanya Zenira.

    Tora bercerita jika dia dulu memulai bisnis ini dengan modal hanya satu juta dan sekarang keuntungannya saja sudah mencapai puluhan juta.

    Zenira nampak kagum dengan hasil yang di dapat Tora dan adiknya dari bisnis ini, Zenira meminta Tora untuk mengajarkannya bisnis seperti apa yang diajarkan kepada adiknya.

     Kalau Nyonya mau ayo kita ke pasar baru, kita lihat sekiranya apa yang bisa Nyonya jual!" Tutur Tora.

     Ide Tora ini boleh juga, Zenira kemudian meminta ijin kepada suaminya untuk pergi berbelanja bersama Tora hari ini.

    Zenira mengijinkan tapi dengan syarat Zenira harus kembali pulang ke rumah sebelum Rei pulang dari cafe, mendengar perkataan Rei itu Zenira setuju dan bersiap untuk pergi bersama Tora ke pasar baru.

    Setelah semua siap Rei, Zenira dan Tora bergegas menuju pasar baru tempat Tora akan berbelanja kebutuhan jualan adiknya.

    Ternyata pasar baru adalah tempat yang luas dan barang-barangnya terbilang sangat murah. Tora juga menunjukkan kepada Zenira beberapa tempat yang sangat dia rekomendasikan untuk rekan bisnisnya.

     "Aku kenal baik dengan mereka!" Ujar Tora sambil memperkenalkan satu persatu pemilik toko langganannya.

    Ternyata Zenira tertarik juga, dia meminta nomor WA pemilik toko itu siapa tau besok atau lusa dia tertarik untuk mulai menjual barang-barang yang bagus itu.

     Rencananya Nyonya mau jualan apa?" Tanya Tora ketika melihat Zenira terus saja memperhatikan barang yang dibelinya.

    Zenira menggelengkan kepalanya, dia suka sekali dengan makanan ringan karena rasanya sangat enak dan harganya juga murah. Selain itu baju yang di jual di toko langganan Tora juga bagus-bagus semua, tapi apa mungkin dia menjual semua barang yang ada di sana, pikir Zenira.

    "Kalau Nyonya mau coba dulu saja beli sedikit, kalau sudah banyak yang tau mereka pasti akan kembali lagi berbelanja di toko, Nyonya. Jadi jangan langsung main modal gede." Ucap Tora memberi masukan kepada Zenira.

   Zenira tersenyum, dia memang tak terlalu mahir dalam bisnis seperti suaminya, tapi dia berharap dengan punya bisnis sendiri bisa memulai harinya lebih baik tak cuma di habiskan untuk menunggu Rei dari cafe.

    "Saya sudah selesai, Nyonya!" Ujar Tora sambil berjalan membawa dua paperbag besar di kedua tangannya.

    "Sekarang kamu mau kemana?" Tanya Zenira yang terus mengikuti langkah kaki Tora yang lambat karena beratnya paperbag yang di bawanya.

    "Kita ke stasiun ya, sekalian kirim barangnya!" Ujar Tora mempercepat langkahnya menuju stasiun.

    Zenira menurut saja, dia berjalan menuju kantor ekspedisi dan membantu Tora mengirim paperbag besar itu menuju adik Tora di kampung.

    "Biayanya berapa?" Tanya Tora saat paperbag besar itu di timbang. dan di masukan ke dalam dus besar.

    "Tiga puluh ribu, ini notanya!" Ujar petugas kargo memberikan nota kirim barang.

     Setelah mengajak Zenira untuk bertemu Rei, jarak stasiun menuju cafe Rei memang cukup jauh tapi Zenira meminta Tora agar menuju cafe dengan berjalan kaki.

     Sudah lama sekali Zenira tak berjalan-jalan sepanjang pasar baru ini, tempat ini memang sangat ramai oleh penjual baju tapi banyak juga yang menjual makanan ringan yang cocok untuk cemilan selama perjalanan menuju cafe Rei.

      "Aku mau itu!" Tunjuk Zenira kepada seorang penjual keripik di pinggir jalan.

    Tora menghentikan langkahnya dan menunggu sampai penjual itu selesai melayani Zenira.

    Baru berjalan beberapa langkah sekali lagi Zenira berhenti untuk membeli beberapa makanan yang tersaji di sana. Akhirnya membeli cakwe, rujak, juice dan roti manis yang merupakan makanan kesukaannya.

      Setiba di cafe Rei, Zenira bergegas masuk dan menunjukkan kepada suaminya apa saja yang sudah dia beli sepanjang perjalanan.

    "Jadi kamu ikut karena mau jajan?" Goda Rei saat melihat Zenira menghampirinya.

    Zenira tertawa geli, awalnya dia tak berencana untuk membeli semua ini, namun sayang kan kalau jauh-jauh ke pasar baru tapi dia tak membeli apapun, pikir Zenira.

    Rei tertawa melihat tingkah istrinya itu, memang di sana banyak sekali makanan enak yang di jual dengan harga yang murah sehingga semua orang yang datang akan tergoda untuk membeli walau hanya sedikit.


      Happy Reading 🥰

     To be continued 😘

     Don't forget for like, comment and vote. Thank you..
    

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang