MOMENT LANGKAH

166 3 0
                                    

       Rei bangun pagi-pagi buta, dia kemudian berjalan menuju halaman hotel sekedar untuk menghirup udara pagi yang sebenarnya masih terlalu pagi sekali.

     Zenira yang mengetahui suaminya bangun terlalu pagi kembali menarik selimutnya.

    Rei ternyata turun ke lantai dasar untuk bertanya kepada pegawai hotel untuk mengetahui tempat wisata yang ada di sekitar hotel.

    Setelah bertanya kepada beberapa pegawai akhirnya Rei terlihat memutuskan akan kemana mereka hari ini.

    Rei kemudian kembali ke kamarnya dan berbaring di samping istrinya.

    "Dari mana, kok tumben?" Tanya Zenira yang melihat Rei kembali masuk kamar.

    "Nanya tempat wisata, yang dekat tapi seru!"

    "Oh." Jawab Zenira singkat dan kembali melanjutkan tidurnya.

     Pagi sudah menyingsing mereka bersiap untuk turun menikmati sarapan pagi mereka hari ini.

    Hotel sederhana ini ternyata memiliki menu sarapan yang cukup beragam dan memiliki rasa yang nikmat, selain itu tempat ini juga tak terlalu ramai sehingga mereka bisa menikmati suasana tempat ini dengan baik.

    "Segar sekali tempat ini, ya." Ucap Adelia sambil memandang sekeliling pemandangan hotel.

    "Papi juga suka, nanti Papi mau jalan-jalan ke sana, ya!" Ucap Ramon meminta menunjuk ke arah kolam renang yang berada tak jauh dari tempat mereka makan pagi.

    Makan pagi hari ini sangat nikmat untuk Rei, jarang-jarang dia bisa menemukan makanan seperti ini! Pikir Rei.

     Setelah kenyang dengan santap paginya, Rei mengajak Mami, Papi dan Zenira untuk berjalan-jalan.

    Saat Rei sedang berjalan berkeliling, Tora yang menunggu di lobby tak jauh dari tempat Rei berdiri kembali melihat seseorang yang mirip dengan Tatang.

    Tora dengan cepat berjalan menuju orang yang di sangkanya Tatang itu.

    Saat dia semakin mendekat sekali lagi orang yang mirip Tatang itu menjauh dan hilang dari pandangan Tora.

    "Ada apalagi, Tora?" Tanya Rei sambil menatap tajam ke arah Tora.

    "Sepertinya aku melihat seseorang yang aku kenali!" Ucap Tora berjalan kembali ke lobby hotel.

    Mendengar perkataan Tora itu, Rei langsung mengerti bahwa orang yang sedang mereka curigai ada di tempat yang sama dengan mereka.

    "Ah, dia lagi!" Gumam Rei sambil berjalan di samping Maminya.

    "Dia, siapa?" Tanya Adelia yang terlihat heran dengan perkataan Rei itu.

    "Bukan, Mi. Maksudku, Tora. Dia selalu saja mengatakan melihat seseorang yang dia kenal padahal itu cuma salah lihat!" Ucap Rei berusaha membuat Maminya tidak curiga.

     "Kita jadi kemana hari ini?" Tanya Zenira yang sudah siap untuk liburan mereka.

    Rei kemudian memberitahu tempat yang akan mereka kunjungi hari ini, tak jauh dari hotel tapi tetap yang menarik.

   Ramon sudah tak sabar ke tempat yang di ceritakan Rei. Melihat semua sudah tak sabar Rei kemudian meminta mereka untuk bersiap.

    Saat kembali ke hotel kali ini Rei melihat sosok Tatang mendekat ke hotel tempat mereka menginap.

    "Eh, kamu!" Teriak Rei sambil menunjuk ke arah Tatang.

    Tatang yang sadar keberadaannya di ketahui Rei bergegas mempercepat langkahnya dan menghilang dari pandangan Rei.

    "Ada apa, Rei?" Tanya Zenira tak mengerti siapa yang di panggil Rei.

    Rei mengatakan bahwa dia melihat pria yang sangat mirip dengan Tatang sambil menunjuk ke sisi hotel tempat hilangnya pria itu.

    Sudah ayo kita lanjutkan liburan kita hari ini, jangan sampai Mami dan Papi tahu kita terus di kuntit oleh orang suruhan Albert itu.

     Rei sepakat dengan yang di katakan Zenira dan mulai melangkah ke arah mobilnya untuk melanjutkan rencana mereka hari ini.

     Hari ini Rei mengajak kedua orang tuanya dan istrinya ke tempat wisata yang sangat indah, banyak bunga-bunga dan ada pasar terapungnya juga.

     Selama menghabiskan waktu di sana, Zenira terlihat sangat senang meski sesekali dia melemparkan pandangan ke pojok-pojok tempat wisata itu karena merasa ada orang yang memperhatikannya dari jauh.

     "Tidak ada siapa-siapa, kita di sini hanya berlima." Ucap Rei yang paham Zenira khawatir ada yang menguntit mereka.

     Tak mau merusak liburannya, Zenira terus berjalan dan menikmati santap siang di atas pasar apung yang terlihat unik dan menarik itu.

    Sesekali Rei mengambil foto mereka bersama dengan menggunakan ponselnya.

    "Kamu senang?" Tanya Rei kepada Zenira yang tak henti memandang ke danau tempat pasar apung itu berada.

    "Senang, terima kasih. Lain kali kita main lagi ke sini, ya?" Jawab Zenira meminta sambil menyajikan makan siang pesanan Rei yang baru saja di antarkan oleh pelayan.

    Rei kemudian menghampiri Tora yang sejak tadi duduk di meja berbeda dengan kedua orang tua dan istrinya.

    Zenira memperhatikan tingkah aneh keduanya tapi tak berani berkomentar apa-apa.

    "Kamu lihat dia?" Tanya Rei kepada Tora.

    "Sepertinya dia tak ikut masuk, mas Rei. Tapi tadi di tempat parkir aku sempat melihat seorang pengendara motor yang tak melepas helmnya. Sangat mencurigakan!" Jawab Tora memberi informasi kepada Rei.

    "Kenapa ya mereka selalu menguntit kita terus, padahal kita tak pernah mengganggu mereka!"

    "Kalian tidak pesan minum?" Tanya Zenira sambil berdiri dari kursinya.

    "Aku titip kopi pahit." Ucap Rei dengan wajah sangat kesal.

    "Kenapa kopi pahit, teh manis aja!" Ucap Zenira merubah pesanan suaminya.

    "Ah, aku mau kopi pahit aja, yang manis itu kamu." Goda Rei sambil tersenyum pada istrinya itu.

   Zenira tak menjawab lagi candaan suaminya itu, dia segera berjalan menuju tempat pemesanan minuman dan membayarnya.

    Tak lama kemudian kopi pesanan Rei tiba, Rei dan Tora melanjutkan pembicaraannya sambil menghisap rokok yang di bawa oleh Rei.

     Zenira kemudian paham ada hal yang sangat di pikirkan oleh Rei. Maklum saja suaminya itu terbilang tak pernah merokok sebelumnya.

     "Kenapa sejak tadi kamu menatap Rei, seperti itu?" Tanya Adelia yang terlihat cemas melihat Zenira.

     "Ah, tidak biasa saja kok, Mami." Jawab Zenira mencoba membuat mertuanya itu tidak khawatir akan apa yang sedang di pikirkan Rei.

     "Kamu juga, kenapa makannya cuma sedikit. Pesanlah makanan lagi, Zenira." Ucap Adelia sambil menunjuk beberapa stand makanan di pasar apung itu yang terlihat nikmat dengan harga yang terbilang murah.

    Zenira tersenyum kemudian bergegas menuju stand sate yang sejak tadi menimbulkan aroma yang nikmat sekali.

    Setelah memesan tak lama kemudian sate pesanannya tiba, segera saja Zenira menikmati sepuluh tusuk sate lengkap dengan bumbu kacang dan lontong serta taburan bawang goreng yang membuatnya melupakan semua ke khawatirannya terhadap Tatang yang tadi di lihat oleh suaminya.

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang