"Bi Emi! Mas Rei, mencarimu." bisik Zenira saat ia menemukan, Bi Emi sedang asik menonton film kesukaannya di dalam kamarnya.
Bi Emi terkejut, ia langsung menyambut Zenira yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Kak Zenira, maaf saya tidak mendengar suara ketukan pintu." jawab Bi Emi dengan cengiran kudanya dan bergegas melangkah menghampiri Zenira.
"Cepatlah, mas Rei kelaparan dan ia sedang marah di depan." perintah Zenira menjelaskan.
"Baiklah, saya siapkan makan malamnya dulu." pamit Bi Emi berjalan tergesa menuju dapur.
Zenira melangkah menghampiri suaminya dan memberitahu, jika Bi Emi sedang masak untuk makan malam mereka."Makan malam sudah siap Mas Rei, kak Zenira." ucap Bi Emi menata hidangan lauk pauk untuk majikannya di atas meja makan.
Tidak mau menunggu lama, Rei bergegas melangkah menuju ruang makan, dan segera menyantap semua makanan yang ada.
Zenira dan Bi Emi, hanya dapat melihat tingkah Rei yang aneh. Biasanya Zenira yang diejek oleh, Rei karena kelewat rakus. tapi hari ini justru Rei yang terlihat sangat rakus.
"Kamu kenapa?" tanya Zenira yang melihat keanehan itu, Rei yang kelaparan tidak peduli akan pertanyaan Zenira.
Drett...drett... dretttt...
Ponsel Zenira berbunyi, ternyata dari Mamanya. Menghubungi Zenira karena masa pembayaran koperasi desa di kampungnya yang harus segera di lunasi. Zenira langsung terdiam, ia sungguh tidak berani meminta uang pada Rei walaupun sekarang mereka sudah ada dalam ikatan pernikahan.
"Siapa?" tanya Rei singkat yang fokus pada piring makannya.
" Mama meminta bantuan, agar aku segera mengirimkan uang untuk pembayaran tagihan koperasi di kampung, yang harus secepatnya di lunasi." jawab Zenira menundukkan kepalanya.
Rei terdiam, meski ia terlihat kaya raya sebenarnya ia tidak di beri terlalu banyak uang oleh kedua orang tuanya.
Namun, kebutuhan Zenira ini bisa menjadi alasan bagi ia untuk meminta uang lebih pada orang tuanya.
"Nanti aku kasih, kamu butuh berapa?" tanya Rei begitu ringan.
"Sepuluh juta." jawab Zenira menggaruk tekuk lehernya yang tidak gatal.
"Baiklah, kamu tenang saja istriku." jawab Rei membusungkan dadanya di depan istrinya itu.
Setelah makan malam mereka selesai, Rei meminta Zenira untuk tidur lebih awal. Dia khawatir Zenira kelelahan setelah perjalanan mereka tadi.
"Zen! sudah malam, istirahatlah. Nanti aku akan menyusulmu." perintah Rei memberikan perhatian.
Zenira yang terlihat sangat penurut pergi bergegas menuju kamarnya."Baiklah, aku ke kamar dulu." pamit Zenira tanpa rasa curiga.
Rei yang melihat, Zenira sudah tidur kemudian ia menghubungi Adelia meminta uang untuk membayar hutang orang tua Zenira. Saat Maminya, menanyakan jumlah uang yang di butuhkan orang tua Zenira. Rei langsung berkata Zenira butuh uang sekitar dua puluh juta rupiah untuk pembayaran hutang orang tuanya di kampung.
Karena Adelia sangat mempercayai putranya itu. Ia segera mentransfer dengan jumlah uang yang di minta oleh Rei.
Tentu Rei sangat senang, ia tahu jika Zenira benar-benar menjadi ladang emas untuknya.
Malam berganti pagi seperti hari-hari biasanya, matahari memancarkan sinar cahayanya memasuki celah jendela kamarnya. Rei dan Zenira segera bangun dari tidurnya. Rei bergegas mengajak Zenira pergi ke Bank terdekat dari komplek rumahnya. Tentu Zenira sangat senang akhirnya ia punya suami yang akan membantunya untuk melunasi hutang orang tuanya di kampung.
"Rei, terima kasih sudah membantu. kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu harus meminjam uang ke siapa." ucap Zenira tersenyum lebar.
Zenira memeluk Rei yang hanya tersenyum sinis dengan kepolosan istrinya itu.
"Ayo, kita pergi. Mumpung masih pagi." ucap Rei mengajak yang membuat Zenira semangat.
Setelah bersiap mereka bergegas menuju Bank terdekat, yang berada di pusat kota Jakarta.
Sesampainya di Bank, tidak membutuhkan waktu lama. Rei meminta Zenira untuk segera melakukan transfer pada orang tuanya.
"Ini kartu ATM dan passwordnya, pakai sesuai yang kamu minta semalam, ingat hanya sepuluh juta saja." perintah Rei menyerahkan kartu ATM nya pada Zenira.
"Baiklah, aku ke sana dulu tidak akan lama. Kamu mau tunggu di sini juga boleh." jawab Zenira mengangguk dan menerima kartu ATM dan passwordnya.
Rei hanya mengijinkan, mentransfer uang sepuluh juta rupiah untuk orang tua Zenira di kampung halamannya, dan sisanya akan di pakai untuk hobi Rei yang sudah lama tidak ia jalankan.
Setibanya di rumah, Rei meminta Zenira segera beristirahat.
"Istirahatlah, kamu pasti lelah. Aku tidak mau melihat istriku capek." perintah Rei mengelus puncak kepala Zenira pelan.
"Oh ya, Rei. Ini kartu ATM kamu." ucap Zenira menyerahkan kartu ATM, sebelum ia meninggalkan Rei sendirian di ruang tamu.
sedang Rei terlihat menunggu seorang temannya yang akan datang ke rumahnya.
Ting... tong...
Rei berjalan melangkah menuju pintu besar utama di rumahnya, ia membukakan pintu dan benar saja menampakkan tamu, Albert teman baik Rei yang sudah berdiri tersenyum di depan pintu besar itu.
"Hai, lama tidak jumpa denganmu." ucap Albert sambil memeluk Rei erat.
"Aku lelah sekali mencari alamat rumahmu. Tumben ada apa mencariku?" tanya Albert mengerutkan keningnya.
"Ayo kita mulai lagi." ucap Rei menjatuhkan bokongnya tanpa mempersilahkan Albert duduk.
"Mulai apa?" tanya Albert yang belum mencerna perkataan Rei.
"Game online, bro. Gacha! Afk, gg, noob, terserah kamu mau pilih main yang mana. Kita pakai taruhan sungguhan dengan uang." ucap Rei senang mengutarakan maksudnya.
"Taruhan?" tanya Albert memastikan.
Tentu ia sangat senang mendengar, temannya itu kembali bermain taruhan melalui pertandingan game online yang akan mereka mainkan.
Maklumlah Albert memang teman yang cocok untuk di ajak bermain game online dengan media uang. Selain itu Albert juga seorang gamers sejak mereka sama-sama duduk di bangku sekolah. Tidak jarang ia selalu memenangkan pertandingan di berbagai kejuaraan game online, terlebih temannya Rei anak orang kaya yang duitnya tidak pernah habis.
Permainan game online memang yang paling disukai oleh Rei, dulu saat masih bersama mantan kekasihnya ia sering sekali bertengkar karena masalah ini, semua uang dan beberapa barang berharganya habis untuk membeli top up voucher game online.
Sudah menjadi hobinya, kekasihnya sampai mengakhiri hubungan cintanya. karena tidak tahan dengan hobinya itu, yang membuat tabungan Rei habis dan menggagalkan Pernikahannya.
"Kapan kamu siap memulai permainan menyenangkan ini?" tanya Albert penasaran.
"Sekarang pun aku siap, kamu tinggal mengatur jadwal pertandingan game online terlebih dulu." jawab Rei semangat, meski saat ini ia tidak memegang uang sepeserpun.
"Wah, lagi ada duit nih!" ucap Albert sambil menepuk-nepuk bahu Rei.
Rei tidak menjawab pertanyaan temannya itu, ia hanya bergegas pergi dari rumahnya karena tidak mau Zenira sampai tahu ia akan pergi ke mana hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK
RomanceWarning mengandung adegan vulgar dan unsur Dewasa!!! Bukan bacaan untuk anak-anak!! Bijaklah dalam membaca! 21++ 18+ "Menikahlah denganku!" Betapa senangnya hati Zenira ketika pria asing yang baru dia kenal langsung melamarnya. Bay...