MOTOR SEWAAN

159 1 0
                                    

         "Aku justru ingin sakit terus agar bisa kamu layani seperti ini setiap hari!" Canda Rei yang membuat Zenira melotot.

       "Kamu sakit sekali saja aku sudah repot masa mau sakit setiap hari!" Jawab Zenira dengan kesal.

     Mendengar jawaban istrinya itu, Rei malah terlihat senang, entahlah saat Zenira sedang marah istrinya itu terlihat semakin cantik saja di mata Rei.

    "Cepat sembuh, Rei!" Ulang Zenira yang membuat suaminya itu tertawa geli.

    "Iya, Nyonya!" Canda Rei yang masih mengantuk karena efek obat.

     Zenira meninggalkan Rei sendirian di kamar dengan mata mengantuk, dia harus bergegas kembali ke dapur karena dia belum makan malam.

     "Zenira apa Rei sudah makan?" Tanya Ramon yang melihat menantunya itu membawa nampan dari kamar Rei.

    "Sudah, Papi!" Jawab Zenira sambil berjalan menuju meja makan.

     "Ayo, sekarang kamu yang makan. Ini masih ada sopnya!" Ajak Adelia sambil meletakkan piring di samping tempatnya duduk.

     Zenira menurut dan menikmati santapan makan malamnya yang terasa sangat nikmat itu.

     "Makan yang banyak, kamu juga harus menjaga kesehatanmu, Nak!" Pinta Ramon mengambil sepotong ayam bakar dan dia letakkan di piring Zenira.

    Zenira tak menolak dia melanjutkan makan malamnya.

    "Mami rasa kalian sudah bisa merencanakan punya anak lagi, Zenira. Bukannya keguguranmu sudah hampir lima bulan yang lalu?" Tanya Adelia yang penuh harap.

    Zenira kembali mengingat saat dia dan Rei dulu sering bertengkar, hanya karena masalah kecil mereka saat itu bisa bertengkar hebat sehingga menyebabkan Zenira keguguran.

    Namun kini hubungannya dengan Rei semakin membaik saja dan dia berharap dengan begitu Rei akan bersikap lebih baik kepadanya.

    "Kamu sudah membicarakan masalah ini dengan Rei, kan?" Tanya Ramon dengan sangat penasaran.

      Zenira mengangguk dan mengatakan sebenarnya dia dan Rei sudah merencanakan punya anak lagi di tahun ini tapi mungkin karena Rei terlalu sibuk sehingga mereka jadi jarang sekali punya waktu bersama.

     "Kalau begitu kenapa kamu tak merencanakan bulan madu kedua saja dengan, Rei!" Seru Ramon dengan sangat bersemangat.

     Zenira terdiam dan merasa ide ini bisa sekali dia jalankan apalagi Rei sedang sakit dan dia pasti tidak boleh terlalu sibuk dulu dengan aktivitas cafe yang ramai ini.

     "Kalau begitu aku akan mengatakan ide ini kepada Rei, ya Mi." Ucap Zenira bersemangat.

    "Iya, tapi tanya dulu. Mami dan Papi hanya berharap dengan liburan kali ini kalian bisa memperbaiki hubungan kalian plus memberi Rei beristirahat dengan lebih baik." Ucap Ramon.

    "Baik, jika begitu akan Zenira sampaikan!"

     Rei sepakat untuk melakukan perjalanan liburan berdua dengan zenira, selain untuk memberinya waktu beristirahat dari kerjanya yang semakin berat di cafe kopi, Rei juga agar dia dan Zenira bisa melakukan bulan madu mereka yang kedua.

     tujuan singgah mereka saat ini ada di kota Bandung. Kali ini mereka akan memutuskan berlibur ke pantai Pangandaran yang berjarak sekitar 6 jam dari pusat kota Bandung.
   
    Zenira belum pernah liburan ke pantai ini, dia sangat bersemangat dan senang bisa berlibur bersama Rei kali ini.

      Setiba di hotel tempat mereka berlibur, Rei bergegas mempersiapkan makan siang untuknya dan Zenira dengan memesan makanan hotel.

    Zenira yang kelelahan memilih untuk merebahkan badannya terlebih dahulu karena punggungnya merasa sangat lelah setelah perjalanan panjang itu.

    "Kamu bisa melihat pantai dari jendela kamar!" Ucap Rei sambil membuka tirai yang menutupi jendela kamar mereka yang mewah dan sangat nyaman itu.

     Zenira tak menjawab, dia terlihat terlelap dalam tidurnya dan Rei yang melihatnya tak berkomentar apa-apa.

     Ting..tong...

     Bel pintu kamar hotel terdengar berbunyi dan Rei langsung membukakan pintu, petugas hotel masuk sambil membawa kereta berisi banyak sekali makanan pesanan Rei.

    "Baiklah, terima kasih. Tinggal saja di sini!" Ucap Rei bergegas menutup pintu kamarnya.

    "Siapa?" Tanya Zenira dengan mata yang masih sangat mengantuk.

    "Hanya petugas room service hotel yang mengantarkan pesananku." Jawab Rei dan meminta Zenira melanjutkan tidurnya kembali.

    Zenira kembali menarik selimutnya dan melanjutkan tidurnya, lama juga dia tidur.

    Karena Zenira tak kunjung bangun, Rei memilih makan terlebih dahulu dari pada perutnya sakit kembali.

    Setelah selesai makan, Rei memilih untuk membersihkan tubuhnya. Dia bergegas menuju ke kamar mandi dan segera melakukan ritual mandinya dan berdandan seperti mau pergi.

    Zenira yang melihat Rei sudah rapi dan wangi melangkahkan kakinya berjalan menghampiri Rei.

    "Kamu mau kemana?" Tanya Zenira dengan mata yang masih mengantuk.

    "Aku berencana untuk jalan-jalan melihat deburan ombak di malam hari, jika kamu lelah kamu tak ikutpun tak apa!" Ucap Rei memandang lekat mata Zenira yang masih saja mengantuk.

    "Aku temani tapi tunggu aku bersiap!" Pinta Zenira berjalan menuju kamar mandi.

    Rei memilih duduk santai di pojok tempat tidurnya dengan sabar menunggu istrinya itu bersiap, dengan baju bermotif bunga dan parfum beraroma lembut yang dibelikan Rei tempo hari Zenira terlihat begitu sangat cantik.

  "Ayo kita pergi!" Ajak Rei sambil mematikan lampu kamar hotel tempatnya menghabiskan waktu liburannya dengan Zenira.

    Suasana malam itu sangatlah ramai meski angin bertiup cukup kencang, Rei yang hanya mengenakan sandal jepit sesekali membersihkan kakinya dari pasir pantai yang begitu dingin.

    "Kamu pernah kemari sebelumnya?" Tanya Zenira mencoba memulai percakapannya dengan Rei.

    "Ah, dulu aku sering kemari tapi hanya untuk touring setelah itu pulang lagi."

     "Kamu pernah ikut touring ternyata?" Tanya Zenira menggoda Rei.

    "Hihihi, aku kan masih muda. Ah, tapi itu dulu saat aku masih remaja." Canda Rei tertawa terbahak.

    Dulu memang Rei senang sekali jalan-jalan dengan motornya hingga menghabiskan waktunya di pantai Pangandaran atau kota-kota lain tujuan touringnya, seperti Jawa Tengah tapi itu dulu sebelum dia menikah dengan Zenira.

    "Kamu tak ingin jalan-jalan lagi dengan motor!" Ucap Zenira seperti memberikan ide kepada Rei.

    "Capek mending naik mobil saja, kenapa memangnya?" Tanya Rei penasaran.

    Zenira hanya mengeryitkan dahinya sambil menggeleng pelan.

     "Tapi kalau kamu mau kita bisa kok jalan-jalan naik motor!"

     Zenira tersenyum, dia memang suka sekali jalan-jalan naik motor sekedar membuang penat di kepalanya.

      Setelah sepakat dengan Rei akhirnya mereka menyewa motor untuk sekedar berkeliling sekitar pantai.

    Rei mengajak Zenira hingga ke tempat pelelangan ikan dan sebuah pantai yang mengarah ke pulau tak jauh dari Pangandaran.

    Zenira sangat senang dengan jalan-jalan malam mereka hari itu, tak mau terlalu lama dengan angin malam. Rei mengajak istrinya pulang kembali ke hotel.

     ~To be continue..




       Ingatkan lagi ya 🙏

      Like/ jempol di setiap bab 👍

       Rating/ bintang 🌟
  
      Komen bebas asal santun 💭

     Votenya doong 😘

   

TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang