"Untuk harga aku memang sangat hati-hati ya, tapi aku bisa jamin kamu tak akan kecewa dengan harga penawaran dari kami." Lanjut Alex membuat Rei semakin senang.
"Bagaimana kamu setuju?" Tanya Bima berusaha menyakinkan Rei.
Rei setuju dan menyakinkan kedua temannya itu kalau dia akan mencari semua kopi yang mereka pesan.
Setelah perbincangan yang panjang itu dan di dapatkan kesepakatan bisnis, Rei akhirnya pamit untuk pulang karena hari sudah mulai malam.
Tempat itu nampak sangat ramai pengunjung di malam hari dan semakin banyak saja teman Rei yang datang, tapi karena Rei harus menjaga kesehatan dan tak boleh terlalu lelah dia memilih untuk pulang ke rumah.
Bima dan Alex mempersilahkan temannya itu pulang, mereka tau saat ini Rei tak cukup sehat untuk begadang bersama mereka seperti dulu lagi.
Rei mengambil ponselnya dan memesan taksi online untuk pulang ke rumah dan sebelum makan malam Rei tiba di rumah kediaman orang tuanya.
"Kamu sudah pulang lagi?" Sapa Adelia yang melihat Rei baru saja masuk rumah.
"Iya, Mami!" Jawab Rei menghampiri Adelia mencium punggung tangannya.
Mami yang melihat Rei menyalaminya hanya terlihat heran, entah siapa yang mengajarkannya untuk mencium tangannya sebelum masuk rumah seperti hari ini.
"Tumben!" Goda Mami yang di jawab Rei dengan pelukan hangat.
"Ada apa ini?" Tanya Ramon saat melihat Rei memeluk Maminya.
"Ah, pokoknya ada deh!" Ucap Rei berjalan melangkah menuju ruang makan.
"Cerita ke Mami, Rei." Mami nampak penasaran dengan alasan putranya itu begitu manis hari ini.
Rei memasuki ruang makan dan meminta Bi Emi, pelayannya menyajikan makan malam untuknya karena dia sudah sangat kelaparan setelah bertemu Bima yang kini menjadi rekan bisnisnya.
"Bima? Sepertinya Mami kenal nama itu?" Ucap Adelia mengingat-ingat sosok Bima yang sedang di ceritakan putranya itu.
"Iya, Bima. Putra Pak Wiranata. Teman Papi." Rei mencoba mengingatkan kedua orang tuanya.
"Oh, iya. Mami ingat. Jadi yang tadi ke cafe. Baguslah kalau kalian berbisnis lagi." Mami nampak bersemangat.
"Iya, doakan saja. Aku senang sekali akhirnya bisa bertemu mereka lagi." Ucap Rei dan mulai menyantap makan malamnya yang di sajikan Bi Emi untuknya.
Melihat Rei sangat kelaparan, Adelia dan Ramon membiarkan Rei untuk menyantap dulu makan malamnya sebelum melanjutkan perbincangan mereka malam itu.
"Zenira sudah makan, Mami?" Tanya Rei yang sibuk merapikan sendok garpu di depannya.
Mami mengangguk dan mengatakan jika Zenira nampak sudah kelelahan sehingga memutuskan makan malam lebih dahulu dan bergegas tidur.
Kamu jangan ganggu dia ya, kalau ada apa-apa minta saja sama Tora atau Bi Emi." Pinta Mami yang membuat Rei mengangguk yakin.
"Jadi kapan kalian akan mulai berbisnis?" Tanya Ramon lagi saat melihat Rei sudah selesai makan malam.
"Aku harap minggu ini juga, Pi! Rencananya Bima yang akan mengecek dulu kualitas kopinya sebelum mereka membawa kebutuhan kopi mereka." Ucap Rei yakin.
Melihat keyakinan di wajah putranya, Ramon nampak sangat yakin jika kali ini putranya akan benar-benar sukses dengan bisnisnya.
Mami dan Papi akan mendoakanmu selalu, Nak!" Seru Ramon sambil mendekati putranya yang nampak belum bisa beranjak dari kursi makannya karena terlihat kekeyangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK
RomanceWarning mengandung adegan vulgar dan unsur Dewasa!!! Bukan bacaan untuk anak-anak!! Bijaklah dalam membaca! 21++ 18+ "Menikahlah denganku!" Betapa senangnya hati Zenira ketika pria asing yang baru dia kenal langsung melamarnya. Bay...