Setelah lelah berjalan-jalan Rei mengajak Zenira menuju Bandung kampung halaman istrinya itu.
Sesampainya di Bandung Rei mengajak Zenira ke sebuah mall yang besar dan pasti Zenira suka, mereka menuju Ci-Walk sebuah Mall yang sangat besar dan Zenira belum pernah berkunjung sebelumnya.
Begitu masuk ke area parkir tempat ini, Zenira nampak kagum, dia langsung masuk dan mulai melihat mall yang asri ini.
"Enaknya kita makan di mana, aku sudah lapar!" Bisik Rei sambil menunjuk beberapa restoran yang terlihat enak untuk menjadi tempat makan siang mereka hari ini.
"Di sini saja!" Seru Zenira ketika melihat sebuah resto bernuansa Thailand yang dia lewati.
Rei menghentikan langkahnya dan memasuki tempat itu, semua menu nampak enak meski Zenira mengaku belum pernah mencoba menu dari negara ini.
"Ini sepertinya enak," ujar Rei sambil menunjuk ke arah makanan yang bernama Tom Yam yang berisi penuh udang dengan bumbu yang berwarna merah menggoda.
"Aku juga dech!" Seru Zenira.
Rei memesan dua porsi Tom Yam kepada pelayan dan meminta bumbunya nanti jangan pedas karena dia dan Zenira sedang tak bisa makan makanan yang pedas.
Pelayan mengangguk dan meminta Rei menunggunya. Selama proses menyiapkan pesanan mereka, Rei dan Zenira nampak terus berbincang tentang apa saja yang mereka lihat.
Menu pesanan mereka akhirnya datang juga, dua mangkok berukuran besar di sajikan di depan Rei dan Zenira dengan aroma yang sangat menggoda perut mereka.
Tak menunggu lama Rei dan Zenira segera mengambil sendok dan menyantapnya.
"Mmm, enak!" Ujar Rei yang baru kali ini mencicipi menu ini.
Oh, ya!" Seru Zenira menyendok Tom Yam yang tersaji di hadapannya dan mencicipinya.
Zenira nampak terbelalak dengan menu ini benar-benar belum pernah dia coba sebelumnya dan dia sangat menyukainya.
"Coba udangnya," ujar Rei sambil menunjuk ke arah udang yang berwarna merah muda dan mengkilap karena bumbu.
"Mmmm!" Ujar Zenira sambil mengangguk senang.
"Kita tak salah memilih tempat makan!" Ujar Rei memuji tempat makan pilihan Zenira.
Mereka asik menikmati menu yang mereka pesan dan tak lama Rei dan Zenira nampak kekeyangan.
"Kita di sini dulu ya, aku masih kekeyangan!" Bisik Rei sambil mengambil sebatang rokok dari sakunya dan menyalakan rokok tersebut.
Zenira dengan setia menunggu Rei hingga selesai dengan batang rokok di jemarinya, cukup lama juga Rei menghisap rokok ini sampai Zenira cukup bosan.
"Sudah, ayo!" Ajak Rei berjalan melangkah menuju kasir tak jauh dari pintu keluar.
Setelah membayar Rei mengajak Zenira berjalan-jalan di sekeliling Ci-Walk.
Saat berjalan menuju jalan raya, Zenira melihat bangunan di atas jalan raya yang sepertinya ramai.
"Itu apa?" Tanya Zenira berjalan menuju tempat itu.
Rei yang tak tau mengikuti langkah Zenira dan menaiki tangga menuju tempat seperti lahan untuk berjalan-jalan tapi di atas jalan.
"Ini unik!" Ujar Zenira saat tiba di tempat itu.
Banyak tempat makan dan jajanan murah di sana, sebagian lagi berjualan aksesoris yang sepertinya bisa untuk oleh-oleh murah bagi para turis yang datang ke Bandung."Kita beli minum ya!" Pinta Zenira saat menghampiri sebuah stand minuman yang terlihat tidak terlalu ramai.
Zenira memesan segelas minuman dingin sedang Rei lebih memilih membeli secangkir kopi karena dia masih sangat kekeyangan setelah makan makanan Thailand tadi.
"Kamu pernah kemari?" Tanya Zenira kepada Rei.
"Belum, kalau kamu tak mengajakku naik aku tak akan tau ini tempat apa!" Jawab Rei sambil tertawa.
Mereka pun menghabiskan waktu di tempat ini hingga sore hari, untungnya hari ini tak hujan sehingga mereka bisa ngobrol lama tapi sepertinya jika hujan turun tempat ini tak akan bisa di gunakan untuk ngobrol santai.
Tempat ini tanpa atap meski beberapa sisi terdapat payung untuk pengunjungnya berteduh. Selain itu tempat ini harus menaiki anak tangga, sepertinya tak cocok untuk orang tua sehingga yang naik ke tempat ini hanya anak-anak muda yang masih kuat naik turun tangga.
"Kamu mau pesan apa lagi?" Tanya Rei sambil memandang Zenira yang nampak masih ingin berjalan-jalan.
"Aku duduk saja di sini, tempat ini bikin enak duduk!" Canda Zenira kembali memandang wajah suaminya.
Rei yang terus di pandang oleh Zenira tampak tersenyum dan tersipu.
"Kenapa?" Tanya Zenira saat melihat suaminya itu tersipu-sipu.
"Aku malu kamu lihat begitu!" Bisik Rei kepada Zenira.
Bukannya menundukkan pandangannya Zenira justru semakin tajam memandang ke arah Rei.
"Udah ah!" Seru Rei sambil menutup mata Zenira dengan kedua tangannya.
Zenira dan Rei kemudian tertawa lepas, jarang-jarang mereka punya waktu berdua seperti ini. Biasanya mereka lebih suka di toko dengan kesibukan mereka dan tak pernah bisa lebih santai seperti ini.
"Habis ini kita jalan-jalan lagi ya, aku lagi malas di rumah. Paling lihat wajahmu!" Bisik Rei.
"Kita langsung pulang saja ke Jakarta lalu mampir ke rumah orang tuamu, mereka pasti sangat senang kalau aku datang, lagi pula aku belum melihat kondisi Tora pasca kecelakaan kemarin!" Ujar Zenira memberikan saran.
"Baguslah kalau kamu mau ke sana, aku juga ada janji dengan Papi untuk membicarakan beberapa masalah di cafe yang belum sempat aku selesaikan!" Ujar Rei kemudian bangkit berdiri dari duduknya.
Setelah menuruni tangga mereka menyebrang kembali ke arah Ci-Walk dan melangkah lambat menuju tempat parkir mobil baru mereka.
Zenira bergegas masuk ke mobil dan Rei mulai melajukan mobilnya membelah jalanan kota Bandung.
Perjalanan membutuhkan waktu yang lama, mereka tiba di rumah di sambut Adelia dengan senyuman.
"Akhirnya kalian tiba, Mami baru saja mau ke rumahmu!" Ujar Adelia sambil melangkah menuju mobil baru Rei ini.
"Ada apa Mami sampai mau ke rumahku?" Tanya Rei penasaran.
"Ah, tidak aku hanya ingin menengok kalian saja, masa nggak boleh!" Ujar Adelia dan mempersilahkan mereka masuk.
Zenira berjalan menuju kamar Tora untuk melihat dan menanyakan kabarnya.
"Terima kasih, Nyonya mau datang!" Ujar Tora yang masih kesakitan.
Happy Reading🤗
To be continued😘
Jangan lupa Like Vote dan Komen 🥰 thank you ❤️🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK
Любовные романыWarning mengandung adegan vulgar dan unsur Dewasa!!! Bukan bacaan untuk anak-anak!! Bijaklah dalam membaca! 21++ 18+ "Menikahlah denganku!" Betapa senangnya hati Zenira ketika pria asing yang baru dia kenal langsung melamarnya. Bay...