Hari sudah gelap, namun langit belum habis menurunkan airnya ke bumi. Reihan tampaknya memutuskan untuk bermalam di apartemen Jayden. Rumahnya sebenarnya tidak jauh. Hanya memerlukan setengah jam untuk sampai kesana. Namun, saat melihat berita di televisi yang menayangkan banjir di beberapa titik ruas jalan di Jakarta, Reihan jadi malas pulang.Lagipula besok adalah hari Minggu. Jadi Reihan bebas dari rutinitas. Sekarang ia sedang mengambil alih remot televisi untuk mencari film atau serial apa yang akan ditontonnya.
"Apa yang lebih suram dari malam minggu tapi dua cowok jomblo malah mendekam di apartemen buat Netflix-an?"
"Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Masa depan lo tuh yang suram." Reihan masih mengotak-atik remot. Ia menjawab pertanyaan Jayden namun matanya masih tertuju ke layar besar di depannya.
"Asu tenan. Wednesday aja, deh, gue belum nonton." Jayden memberi saran kepada Reihan. Memang dari bulan lalu ia berencana untuk menonton serial itu, tetapi ternyata belum sempat karena tugasnya masih menumpuk.
"No. Gue cari film horror." Reihan menolak saran dari Jayden.
"Jangan dong, Han. Nanti kalau lo balik, gue disini sama siapa?" Jayden sudah mengangkat kakinya ke sofa dan meringkuk.
"Ya, lo sendirian, lah. Masa harus ngajak orang satu fakultas? Mau demo lo?"
"Makanya jangan nonton film gituan, Han. Lo gak kasian sama gue?"
"Film gituan. Astaga, kalau ada orang lain yang dengar bisa salah pa
ham ini.""Gue telepon Tera atau Juna ya buat marahin lo kalau lo masih nekat nonton film gituan. 1, 2, ..." Jayden sedang mencari kontak di ponselnya. Namun, dengan secepat kilat Reihan merebut ponsel Jayden agar tidak menelepon Tera atau Juna.
"Ya, udah, iya. Kita nonton Wednesday nih." Reihan akhirnya menyetujui ide Jayden.
***
Satu episode sudah habis ditonton. Reihan pergi ke kamar mandi sebelum melanjutkan ke episode selanjutnya. Sementara itu, Jayden pergi ke arah dapur. Ia mengambil roti tawar dan mengoleskan selai cokelat diatasnya. Dua tangkup sandwich sudah tersedia.
Kemudian, Jayden jadi mengingat sesuatu karena melihat roti tawar itu. Di tempat membelinya ia bertemu dengan seseorang dari masa lalu.
"Lo tebak, deh, sekitar beberapa hari yang lalu gue ketemu siapa di bakery pas beli ini roti? Bakery yang baru buka di dekat rumah lo." Jayden mengajak Reihan untuk menebak orang yang tak sengaja ia temui disana.
"Gebetan lo?" Reihan menebak dengan asal sambil mengunyah roti.
"Bukan. Tapi lo jangan kaget, ya?"
"Gak akan kaget gue kalau bukan Jennie Blackpink."
"Kalau gue ketemu Jennie, sih, gue udah heboh dan akan menyebarluaskan di semua sosial media yang gue punya."
"Siapa dong?"
Jayden mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. "Gue ketemu sama mantan lo, si Daisy."
"Oh ..."
"Cuma oh doang?"
"Emangnya lo pengen gue gimana? Lebay gitu seakan lo habis ketemu Jennie Blackpink?"
"Gak tau, ah. Terus dia nanyain lo Han."
"Lah, gue udah gak ada urusan." Reihan sudah tidak mau lagi berurusan dengan cewek itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Au Revoir [END]
Teen FictionAu Revoir Blurb Reihan pernah merasakan sakitnya dikhianati. Jadi, dalam waktu yang lama ia enggan untuk membuka hati. Jessica tidak pernah tahu bahwa ada bentuk lain dari cinta, karena selama ini ia hidup dalam belenggu yang memenjara jiwanya. ...