Chapter 5 - Kurang Mahir

34 16 1
                                    

Flashback

08 Juni 2019

Reihan dan Daisy sudah jadian sekitar dua bulan. Bisa dibilang ini adalah cinta pertama bagi Reihan. Ia menyukai Daisy saat melihatnya menjadi dirigen saat upacara bendera. Senyumannya sudah memikat hati Reihan. Membakar tekad dalam diri Reihan untuk berani mendekat dan menyatakan cintanya.

Gayung pun bersambut, Daisy menerimanya. Semua terjadi dengan sangat lancar. Kisah kasih di sekolah antara remaja yang indah.

Hari Sabtu siang Reihan berencana mengajak Daisy menonton film ke bioskop. Ia sudah mempersiapkan semuanya mulai dari tiket film sampai menyusun daftar tempat yang akan dikunjungi mereka setelah pulang dari bioskop.

Reihan menelepon Daisy. Agak lama diangkat, sampai Reihan harus menunggu tiga kali panggilan dan baru berhasil diangkatnya.

"Sy, aku udah beli tiket film Captain Marvel. Jadi kan nanti sore aku jemput?"

"Eh,.sori, kayanya gak jadi, deh. Soalnya aku tiba-tiba pusing."

"Aku gojekin obat, ya? Nontonnya kapan-kapan aja. Kesehatan kamu yang paling penting."

"Tiketnya gimana, dong?"

"Aku kasih ke Gea sama Tera aja gapapa, kan? Aku gak mau nonton kalau gak sama kamu."

"Ok, so sorry ..."

"No problem, darl. Oh, iya, nanti abis telepon baru aku pesanin obatnya, sekalian aku beliin soto ayam juga. Aku hari ini kayanya ke Gramed aja sama Jayden."

"Ok, thanks."

Reihan mengutak atik ponselnya untuk memesan di aplikasi Halodoc untuk membeli obat untuk Daisy. Tidak lupa ia juga memesan soto ayam kesukaan Daisy yang tadi telah dijanjikannya.

Karena tidak jadi ke bioskop maka Reihan mengajak Jayden ke Gramedia. Ia akan membeli komik Detektif Conan yang terbaru. Tadinya sepulang dari bioskop dengan Daisy, ia akan membeli komik itu. Namun, rencana tinggallah rencana.

Reihan dan Jayden berada di lantai 2 tempat komik. Sebelum membeli, mereka membaca dulu beberapa komik yang segelnya sudah terbuka. Reihan bersandar pada rak buku karena kursi yang berjejer disana sudah penuh diisi oleh pengunjung lainnya. Sementara Jayden duduk bersila di lantai sambil cekikikan karena komik yang dibacanya kocak.

"Sstt, jangan berisik lo." Reihan berbicara pelan kepada Jayden.

Jayden masih tertawa terbahak-bahak tapi kali ini sambil menutup mulutnya. Mencoba meredam suara tawanya yang membuat ia sekarang jadi pusat perhatian.

"Eh, maaf, ya. Ini komiknya lucu banget." Jayden menundukkan kepalanya kepada orang-orang yang sedang membaca disana.

"Udah, yuk. Kita cabs sekarang. Malu gue punya temen kaya lo." Reihan mengajak Jayden untuk beranjak dari tempatnya. Jayden mulai berdiri dan menyimpan komik yang dia baca ke tempat semula. Lalu mereka pergi mencari kasir yang antriannya paling pendek untuk membayar komik yang dibeli Reihan.

"Kemana abis ini? Gak seru banget kalau langsung balik." Jayden bertanya kepada Reihan.

"Emang lo mau kemana?"

"Time Zone, yuk. Masih ada banyak kayanya saldo gue. Waktu itu abis diisiin sama Dami."

"Semerdekanya lo aja, deh."

"Tapi temenin gue sampai puas ya? Atau gak sampai saldo gue abis. Ya, ya, ya?" Jayden memohon sambil memasang muka memelas pada Reihan.

"Najis banget kelakuan lo." Reihan bermaksud akan menoyor kepala Jayden tapi Jayden berhasil mengelak.

Au Revoir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang