Motor yang dikendarai Jayden sudah sampai di rumah Reihan. Reihan langsung masuk ke kamar. Jayden maklum, walau bagaimana pun ini adalah patah hati pertama bagi Reihan. Meski Reihan mencoba bersikap biasa saja, tetapi Jayden tahu di balik itu semua Reihan sedang menyembunyikan luka.
Tadinya Jayden juga akan langsung pulang ke rumah setelah mengantar Reihan. Namun, adik Reihan menyembulkan kepalanya di balik pintu. Membuat Jayden mengurungkan niatnya.
"Abis darimana nih? Lama banget kayanya," sapa Rezka kepada Jayden.
"Eh, ada Rere. Tadi abis beli komik, abis itu ke Time Zone. Ini ada boneka, lo mau gak?" Jayden memberikan boneka yang tadi Reihan dapatkan kepada Rere.
"Beneran? Kok, bisa, sih? Pink lagi warnanya, kesukaan aku banget." Rere menjawab dengan sangat antusias sambil memeluk boneka itu.
"Berarti tadu gak salah pilih. Khusus buat Rere." Jayden sampai memberikan kedua jempolnya kepada Rere.
"Makasih, makasih banget." Rere memeluk boneka itu dengan gemas. Pipinya pun bersemu mendapati hadiah itu dari Jayden.
Jayden hanya tersenyum seperti logo kumon. Ia hanya berpikir setidaknya boneka itu tidak mubazir. Tidak bisa Reihan berikan pada Daisy, Rere pun tak apa.
"Eh, gue balik, ya. Abang lo jangan diganggu dulu. Lagi sensi dia."
Rere memasang muka penasaran. "Kenapa emangnya? Ada masalah?"
"Biasa, perkara anak muda. Makanya lo jangan pancing-pancing emosi dia. Lagi senggol bacok mode on."
"Ih, takut." Rere bergidik membayangkannya.
Jayden menyalakan mesin motornya. Sebelum pergi dia membunyikan klakson ke arah Rere sebanyak dua kali.
"Abang lo jangan lupa dikasih makan, Re. Tadi gue ajak cari makan malah gak mau."
"Siap, Kapten. Nanti aku antarin ke kamarnya. Janji!" Rere mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Jayden.
***
Rere menepati janjinya mengantarkan makanan ke kamar Reihan. Ia mengetuk pintu memakai dengkul karena di tangannya ada sepiring nasi beserta lauk yang ia bawa. Tangan kirinya memegang boneka pink yang diberi Jayden.
"Aa, boleh masuk gak?"
"Hmm." Hanya suara itu yang terdengar. Mungkin artinya iya, jadi Rere membuka pintu dan masuk ke kamar Reihan.
"Aa, ayo, makan dulu. Kata Kak Ajay, Aa tuh belum makan dari tadi siang."
"Hmm."
Reihan hanya menggumam. Hari ini ia lelah sekali. Seolah tenaganya terkuras habis. Bahkan untuk bicara pun tidak ada energi.
"Kata Kak Ajay, aku gak boleh ganggu Aa. Aku janji gak bakal ganggu, kok, asal Aa harus makan dulu nasinya." Rere lalu meletakkan piring di nakas sebelah ranjang.
"Aa tau nggak, Kak Ajay ngasih aku boneka beruang warna pink. Ada tulisan I Love You-nya. Ini kode, kan?"
Reihan membuka selimut yang menutupi wajahnya. Kesadarannya secara tiba-tiba terkumpul saat mendengar tentang boneka pink itu. Ia duduk dengan tenaga seadanya. Bisa-bisanya Jayden malah memberikan boneka itu kepada Rere dan memberinya harapan palsu."Mau minum, Dek."
"Bentar, aku ambilin dulu ke dapur."
Rere ke dapur mengambilkan air minum, sementara bonekanya duduk di sebelah Reihan. Dengan rasa kesal Reihan melempar boneka itu sampai terguling ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Au Revoir [END]
Teen FictionAu Revoir Blurb Reihan pernah merasakan sakitnya dikhianati. Jadi, dalam waktu yang lama ia enggan untuk membuka hati. Jessica tidak pernah tahu bahwa ada bentuk lain dari cinta, karena selama ini ia hidup dalam belenggu yang memenjara jiwanya. ...