Setahun kemudian...
Hari yang Aldi tunggu-tunggu akhirnya terwujud. Setelah ketekunannya selama kurang lebih empat tahun di bangku kuliah, akhirnya ia mendapatkan gelar Sarjana Hukum. Semua rasa lelahhya berganti menjadi kebahagiaan saat gelar yang selama ini ia impikan berhasil ia dapatkan. Di tambah dengan airmata kebanggaan yang berada di wajah Mama dan Papanya saat ia berdiri di podium. Untuk pertama kali dalam hidup Aldi, ia berhasil membanggakan kedua orang tuanya.Aldi berjalan dengan langkah tegas menuju orang tuanya yang sudah berdiri menunggu kedatangannya. Aldi melambaikan tangannya dan berlari kecil menghampiri orang tuanya.
Mellina menatap Aldi dengan airmata yang berada di pipinya. Mellina merasa berhasil mendidik Aldi. Mellina juga merasa bangga kepada anaknya itu. Aldi membuktikan jika dirinya sudah berubah dan jauh lebih baik sekarang.
Tanpa mengatakan apa apa, Mellina menarik Aldi ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Mellina. Namun pelukan yang erat itu menandakan betapa bangganya Mellina kepada Aldi.
Aldi melepaskan pelukan Mamanya dan mengusap air mata yang ada di pipinya. Aldi tersenyum manis dan menampakkan toga yang ia pakai.
"Aldi berhasil, Ma," kata Aldi kepada Mamanya. "Aldi berhasil lulus tepat waktu. Aldi berhasil selesaiin kuliah Aldi dan dapatin gelar."
"Mama bangga sama kamu," kata Mellina sembari mencium kening Aldi.
"Papa juga bangga sama kamu," kata Liston sembari menarik Aldi kedalam dekapannya. Meski tidak bisa berkata banyak, tetapi Liston sangat bangga memiliki anak seperti Aldi.
Tidak ada yang bisa menandingi kebahagiaan Aldi saat ini. Rasanya ia sudah mendapatkan semua yang ia mau. Orang tua yang lengkap, sahabat-sahabat yang baik. Dan sekarang Aldi berhasil menamatkan sekolahnya dengan cepat. Hidup Aldi memang banyak berubah sekarang.
"Aldi persembahkan ini semua sama Mama dan Papa. Aldi bakal buktiin sama Mama dan Papa kalo Aldi bisa sukses dan bisa semakin bikin Mama dan Papa bangga."
"Mama sama Papa percaya sama kamu, sayang. Kamu kayak gini pun udah bisa bikin Mama dan Papa bangga!"
Aldi tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Tetapi ini semua belum cukup untuknya. Aldi masih ingin membuat bangga Mama dan Papanya dengan berhasil menjadi pengacara yang handal. Hingga tidak ada lagi yang bisa meremehkan Aldi karena ia anak mantan seorang napi.
"Aldi nyamperin teman-teman Aldi dulu ya, Ma."
Aldi berjalan santai mendekati Andirah dan Steffi yang menyempatkan diri untuk datang di hari bahagianya ini. Aldi berdiri di tengah-tengah Steffi dan Andirah yang kini memasang wajah senangnya. Ikut bahagia dengan apa yang Aldi terima saat ini.
"Selamat, bro!" Andirah memberikan salam selamat kepada Aldi dengan memeluknya singkat. "Jarang-jarang ada cowok yang sedikit malas dan nggak pintar juga tapi bisa lulus tepat waktu kayak lo. Lo pasti nyuap dosennya, ya?"
"Enak aja lo!" maki Aldi sembari menoyor kepala Andirah. "Gue lulus dengan hasil kerja keras gue sendiri. Nggak ada tuh gue nyuap dosen biar cepat sidang."
"Gue percaya, gue percaya," kata Andirah sembari terkekeh. "Akhirnya gue punya teman yang sarjana juga."
"Selamat Aldi." Kini giliran Steffi yang memberikan selamat kepada Aldi. Sebagai sepupu, Steffi jelas bangga kepada pencapaian Aldi. "Gue kira, gue yang bakal duluan lulus daripada lo. Tapi ternyata gue salah, lo lebih dulu jadi Sarjana."
"Makanya belajar, jangan bucin doang. Lihat gue dong, fokus belajar jadi cepat selesainya," ledek Aldi kepada Steffi.
"Pintar banget lo ngomongnya. Mentang-mentang nggak ada Salsha disini. Coba aja kalo ada Salsha disini. Lo juga pasti lama ngerjainnya karena bucin sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT (End)
Teen FictionSiapa gadis yang tetap setia meski telah di selingkuhi? Siapa gadis yang tetap sabar selalu di caki maki oleh pasangannya sendiri? Siapa gadis yang masih masih bertahan saat pasangannya selalu berusaha membuatnya pergi? Gadis itu adalah Kania Sals...