Sudah tiga hari semenjak insiden pelecehan itu, tetapi Aldi masih belum bisa menemui Salsha. Gadis itu susah di temukan, di rumah ataupun di sekolah. Salsha seakan hilang di telan bumi.
Tiga hari berturut-turut pula, Aldi selalu mendatangi kelas Salsha. Mengacak dan menghancurkan kelas itu, Aldi berteriak mencari Salsha. Namun sialnya, Salsha masih belum juga sekolah. Aldi juga mendatangi rumah Salsha. Menunggu sekitar satu jam untuk sekedar memastikan bagaimana keadaan Salsha. Namun sama saja, rumah itu seperti rumah kosong tanpa penghuni.
Hampir saja Aldi kehilangan akal sehatnya saat menghadapi situasi ini. Ingin mencari tahu keberadaan Salsha tapi tak ada petunjuk. Seperti saat ini, Aldi memukul kuat stir mobilnya saat melihat keadaan rumah Salsha masih sama seperti tiga hari belakangan. Aldi tahu, Mama Salsha hanya beberapa kali datang kerumah itu. Kebanyakan menghabisi waktu di luar kota untuk mencari sesuap nasi. Pikiran Aldi mulai berkelana, apa Salsha pergi menemui Mamanya?
Aldi menyendarkan tubuhnya sembari melirik ke arah rumah Salsha. Ia hampir putus asa. Aldi tak mengerti bagaimana dan apa yang ia rasakan sekarang terhadap Salsha. Aldi memang mencintai Salsha tapi ia sudah merasa bosan dan ingin putus. Dan sekarang di saat semua sudah di depan mata, Aldi seolah tak siap dan tak ingin kehilangan Salsha.
Flashback On
Dua orang remaja sedang menghabiskan waktunya di taman kota. Dengan di temani es krim keduanya asyik bercengkrama.
Seorang lelaki yang bernama Aldi tersenyum tipis saat melihat gadis di sebelahnya sedang menikmati es krimnya. Ia seolah terhipnotis dengan pesona gadis itu. Aldi terkekeh ringan dan menggeleng. Ia tak mungkin langsung mencintai gadis itu hanya karena pandangan pertama.
Aldi fokus menatapi gadis itu, hingga tak sadar, gadis itupun menatapnya. Aksi tatap-tatapan pun tak bisa terelakkan. Seolah mereka berdua sedang mengagumi ciptaan Tuhan.
Aldi yang lebih dahulu sadar. Ia segera mengalihkan pandangan dari gadis itu dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia malu. Padahal bukan pertama kalinya ia seperti. Aldi banyak memiliki teman perempuan.
"Kamu lucu," komentar gadis itu.
Aldi mengernyit dan tertawa sumbang. Itu hinaan atau pujian, Aldi tak tahu, "Lucu gimana?"
"Ya lucu aja." gadis itu terkekeh pelan, "Kayak baru pertama kenal sama cewek aja. Pake malu segala mau ngajak kenalan."
Ahh Aldi tau, pasti gadis di sampingnya ini tengah menertawakan aksi konyolnya yang meminta bantuan Bara untuk mendekatinya.
Aldi ikut terkekeh, "Kalo minta langsung takutnya nggak di kasih."
Gadis itu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, "Di kasih la. Kan ngajak temanan. Aku nggak sombong, kok."
Aldi terkesima melihat semua pergerakan gadis itu. Dengan penuh keyakinan Aldi menjawab, "Kalo aku mau lebih dari sekedar teman. Kamu bersedia?"
Dan gadis itu adalah Salsha.
Flashback Off
Aldi menghela nafasnya saat sekelebat bayangan itu mulai muncul. Ia masih ingat bagaimana saat ia mulai mendekati gadis itu, bagaimana susahnya ia mencoba menaklukan hati Salsha yang ternyata sedang sakit hati. Membayangkan itu semua membuat Aldi semakin drop.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT (End)
Teen FictionSiapa gadis yang tetap setia meski telah di selingkuhi? Siapa gadis yang tetap sabar selalu di caki maki oleh pasangannya sendiri? Siapa gadis yang masih masih bertahan saat pasangannya selalu berusaha membuatnya pergi? Gadis itu adalah Kania Sals...