Lima Puluh Tujuh

17.2K 1.6K 183
                                    

Bagai tersambar petir di siang bolong. Itulah yang Aldi rasakan sekarang. Setelah hampir dua tahun tak pernah bertemu dengan Katya lagi. Kini gadis itu kembali lagi. Aldi tak mengharapkan kehadiran gadis itu, karena Aldi tahu apa yang akan gadis itu minta kepadanya.

Setelah pertemuan mendadak mereka di Mall. Aldi membawa Katya ke tempat yang sering Katya kunjungi dulu. Danau. Ada banyak hal yang harus Aldi ketahui tentang gadis itu. Termasuk traumanya.

"Ternyata kamu masih ingat tempat ini, Ald." Katya tersenyum kepada Aldi. Ia tak pernah menyangka akan bertemu lelaki itu hari ini. Ia hanya berniat ke Mall untuk sekedar cuci mata. Dan ia malah bertemu dengan Aldi.

Aldi balas tersenyum kaku. Ia menelisik penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Tak ada yang berubah selain tubuhnya yang bertambah kurus.

"Kamu masih sering kesini." tanya Katya sekedar basa-basi. Sejak tadi hanya ia yang berbicara, sedangkan Aldi hanya membalas singkat.

"Nggak pernah," ia memang tak pernah datang kesini lagi semenjak tragedi itu.

Katya tersenyum kecut. Ia tak melihat ada raut kegembiraan yang terpancar dari mata Aldi karena bertemu dengannya. Ia juga tak melihat rasa penyesalan setelah apa yang lelaki itu lakukan kepadanya.

Katya melangkahkan kakinya dan duduk di kursi besi tepat di depan danau tersebut. Aldi mengikutinya dan duduk di sampingnya.

"Kamu apa kabar?" tanya Katya lagi.

"Baik."

Katya diam, tak lagi bersuara. Semilir udara sejuk menemani mereka berdua. Diam-diam Aldi melirik Katya yang menatap lurus ke depan. Gadis itu gadis yang selalu ia sakiti berulang kali.

Aldi pernah selingkuh, dan langsung di maafkan oleh Katya. Aldi selalu menampar, memukul, memaki dan mancaci Katya, tetapi Katya selalu memaafkannya.

"Lo udah sembuh?" tanya Aldi untuk pertama kalinya.

"Seperti yang kamu lihat. Aku udah nggak trauma sama kamu." Katya menatap Aldi dengan senyuman manisnya.

"Gue minta maaf," ujar Aldi tulus, "Gue minta maaf karena dulu gue udah jahat sama lo. Gue nggak pernah perlakuin lo dengan baik. Gue selalu kasar sama lo. Gue selalu mukul lo. Gue nggak bisa jadi pacar yang baik buat lo."

"Udah aku maafin," Katya perlahan memegang tangan Aldi, "Kamu tahu aku gimana 'kan? Dari dulu apapun kesalahan yang kamu lakuin, pasti selalu aku maafin."

"Karena kebaikan lo ini yang buat gue semakin ngerasa bersalah. Lo tahu, Kat, lo  satu-satunya cewek yang punya hati sebaik ini."

Katya mengusap lembut tangan Aldi itu sembari tersenyum manis, "Itu karena aku sayang sama kamu."

Hati Aldi berdenyut mendengar ucapan itu. Setelah perlakuan buruknya selama ini, apa Katya masih menaruh harapan kepadanya, "Lo masih sayang sama gue? Sampai sekarang?"

"Iyaa," Katya mengedipkan matanya, "Aku masih sayang sama kamu. Makanya aku rela balik ke Indo biar bisa ketemu kamu."

Aldi diam, mengamati wajah polos Katya yang sedang tersenyum. Rasa bersalah itu semakin menguap. Membuat ulu hati Aldi semakin sakit.

"Gimana caranya gue nebus kesalahan gue ke elo?"

Katya menatap Aldi intens. Pertanyaan Aldi yang sangat menguntungkan kepadanya. Dengan pertanyaan itu, ia bisa membuat Aldi bertahan kepadanya dan melupakan Salsha.

"Pacaran sama aku lagi," Katya berhenti berbicara. Ia menatap raut wajah Aldi yang langsung menegang, "Prioritasin aku lagi. Sayangin aku lagi. Buat aku jadi satu-satunya cewek di hati kamu. Dengan begitu, kesalahan kamu di masalalu akan hilang."

HURT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang