"Jangan temuin gue di sekolah!" nada suara Steffi tegas. Ia sangat menyayangkan kenapa Aldi memanggilnya di kelas dan ada Salsha disana. Steffi tak ingin gadis itu berpikiran negatif kepadanya, "Lo bisa aja bikin Salsha curiga sama kita."
"Kita sepupuan. Apa yang perlu di permasalahin?" balas Aldi acuh.
Steffi berkacak pinggang, "Jadi lo udah ngakuin gue sebagai sepupu lo?"
"Nggak penting," elak Aldi seperti malas membahas tentang itu, "Ada yang lebih penting dan darurat."
"Apa?"
Aldi menghela nafasnya sebelum bercerita, "Katya belum sepenuhnya pulih dan Mamanya minta gue jagain dia. Gimana mungkin gue bisa lakuin itu saat gue punya Salsha?"
Steffi terdiam cukup lama sebelum berbicara lagi, "Jalan satu-satunya putusin Salsha. Karna gue rasa, lo nggak akan bisa lepas dari Katya."
Aldi refleks menggeleng, "Jangan gila! Gue nggak akan putusin dia!"
"Jangan egois, Ald. Lo nggak bisa bersama dua cewek sekaligus. Harus ada satu orang yang lo pilih. Dan yang lebih membutuhkan lo itu, Katya." Steffi berusaha menjelaskan.
"Gue nggak bisa putusin Salsha. Dan gue juga nggak cinta sama Katya."
"Trus lo pikir lo cinta sama Salsha?" tantang Steffi. Perdebatan pun mulai terjadi lagi, "Lo nggak cinta sama Salsha, Ald."
"Guee..." ucapan Aldi menggantung. Hatinya berdesir saat Steffi mengatakan itu. Aldi berusaha meyakinkan dirinya, "Gue cinta sama dia."
"Cinta?" ulang Steffi terkekeh, "Cinta tapi lo nyakitin dia mulu. Cinta tapi lo selalu kasarin dia. Cinta versi lo lucu banget."
Aldi mengepalkan tangannya mencoba meredam emosinya, "Gue ngajak lo ngomong buat mikir jalan keluar tentang permasalahan gue. Bukan malah ceramahin gue kayak gini!"
Baik Aldi maupun Steffi sama-sama diam. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga Steffi menepuk pundak Aldi, "Jalani dulu aja sama Katya sampe dia benar-benar sembuh. Salsha biar gue yang urus."
Aldi menapa Steffi dengan tak yakin. Selanjutnya Aldi pun mengangguk mengiyakan saran sepupunya itu.
*****
"Kita pulang bareng."
Aldi menggandeng tangan Salsha yang baru keluar dari kelasnya. Aldi ingin memperbaiki hubungan mereka. Menghabiskan waktu berdua dengan Salsha sebelum ia fokus kepada Katya, kesembuhan gadis itu.
Salsha hanya diam. Mengikuti langkah Aldi yang membawanya pergi. Ada perasaan aneh yang ingin Salsha keluarkan kepada Aldi. Entah sampai kapan Salsha diam dan berusaha bersikap tegar.
Di sepanjang jalan Salsha hanya diam saja. Ia menatap keluar jendela mobil Aldi. Aldipun sama, ia fokus kepada jalanan di depannya sembari sesekali melirik Salsha yang diam membisu.
Karena terlalu lama diam, akhirnya Aldi mengeluarkan suaranya, "Lo kenapa diam aja."
Tak ada sahutan dari Salsha. Ia bahkan tak beralih menatap Aldi. Pikirannya kacau.
"Yaelah gue di kacangin. Lo kenapa sih? Masih baper masalah tadi malam?" tanya Aldi lagi.
Salsha menghela nafas panjang. Meraih dompet Aldi dari dalam tas kemudian menyerahkan dompet tersebut kepada Aldi, "Aku balikin."
Aldi melirik Salsha sekilas, "Masalah tadi malam, gue minta maaf. Tadi malam terakhir, deh. Gue nggak bakal tinggalin lo lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT (End)
Teen FictionSiapa gadis yang tetap setia meski telah di selingkuhi? Siapa gadis yang tetap sabar selalu di caki maki oleh pasangannya sendiri? Siapa gadis yang masih masih bertahan saat pasangannya selalu berusaha membuatnya pergi? Gadis itu adalah Kania Sals...