Enam Puluh Dua

19.6K 1.4K 285
                                    

Dari kejahuan Salsha bisa melihat jika Steffi baru saja keluar dari mobil Aldi yang berarti keduanya pergi sekolah bareng. Rada sesak menghampiri dada Salsha. Begini rasanya tak di acuhkan.

Sejak tadi malam pun Aldi tak akan menghubunginya atau menolak untuk break. Dan ia rasa hubungannya dengan Aldi akan segera berakhir.

"Salsha, lo ngapain di pinggir lapangan gini?" tanya Steffi yang baru saja datang. Ia memegang tangan Salsha.

"Lo ke sekolah barengan sama Aldi? Kok bisa? Rumah kalian kan beda arah." dan Salsha bukan tipe orang yang bisa berbasa-basi. Jika sudah menyakitkan seperti ini, Salsha akan langsung berterus terang.

"Lo lihat gue sama Aldi?" canggung Steffi seperti baru ketahuan maling.

"Cukup jawab kok bisa? Lo nggak ada main di belakang gue 'kan?"

"Apaan sih lo, Sals," Steffi bertingkah sok asyik, "Jangan mikir yang aneh-aneh, deh." Steffi menarik tangan Salsha agar mereka menuju ke kelas, tetapi Salsha enggan melangkahkan kakinya.

"Susah banget, ya, Steff, jujur kenapa lo bisa barengan sama Aldi? Gue teman lo dan Aldi pacar gue. Lo nggak bisa jelasin?"

"Oke, gini Sals," Steffi jengah, ia melepaskan tangan Salsha, "Gue nggak sengaja ketemu Aldi di jalan. Dan dia ngasih tumpangan sama gue."

"Mobil lo kemana? Dan kok bisa lo ketemu sama dia sementara rumah kalian aja jauh-jauhan," selidik Salsha. Ia tak percaya dengan alibi Steffi.

"Pokoknya kita ketemu di jalan. Udah, deh." cetus Steffi. Jengkel juga di tanyak seperti itu.

Steffi melangkahkan kakinya meninggalkan Salsha. Salsha pun mempercepat langkahnya menuju Steffi, " Ntah apa yang terjadi antara lo dan Aldi. Tapi kalian udah jauh banget."

"Maksud lo apa? Nuduh gue ada main sama Aldi? Picik banget otak lo!" balas Steffi sengit. Ntah mengapa emosinya menguap begitu saja.

"Gue nggak nuduh. Semua berdasarkan fakta. Jangan pikir gue nggak tahu kalo lo sama Aldi ke Mall berdua kemaren," Salsha tak habis pikir jika ia akan terlibat adu mulut seperti ini dengan Steffi.

Steffi menatap Salsha tak percaya. Matanya terbelalak, "Lo lihat gue sama Aldi?"

"Kenapa?" selidik Salsha dengan curiga, "Lo nggak nyangka gue bisa tahu?"

Suara Steffi kembali melembut. Bagai maling yang ketahuan mencuri, "Lo salah paham. Jadi gini, Aldi cerita sama gue kalo kalian lagi marahan. Dia minta solusi sama gue. Dan lo tenang aja, Aldi akan ngasih suprise yang nggak lo duga-duga."

"Gitu?" Salsha tak sepenuhnya percaya, "Terserah apa yang lo lakuin sama Aldi. Tapi yang pasti, kalo gue sampe tahu lo dan Aldi ada hubungan. Lo bukan teman gue lagi."

Setelah mengucapkan kalimat itu Salsha meninggalkan Steffi yang kini terdiam mematung di tempatnya.

*****

Pulang sekolah Salsha sedang menunggu angkot yang akan membawanya pulang kerumah. Hubungannya dengan Aldi pun tak menemui titik terang. Aldi masih tak menghubunginya. Malah, Salsha dengar dari teman sekelas Aldi jika lelaki itu tak masuk kelas. Ntah apa alasannya.

"Sals, pulag bareng gue, yuk. Sekalian temanin gue belanja." ajak Iqbaal yang menghentikan motornya di depan Salsha.

Salsha hendak menolak, tetapi Iqbaal buru-buru menambahi, "Mama lagi sakit. Mama nyuruh gue belanja. Ya gue kan cowok, mana bisa di suruh belanja."

HURT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang