Nggak jadi boompart. Tapi part ini di panjangiin :)
400 vote and spam comment for next, yaaww :)
Andirah tengah merenung di balkon kamarnya. Pikirannya jauh membayangkan kekasaran Aldi tadi. Ia melihat dengan jelas bagaimana kasarnya Aldi kepada Salsha. Saat di kelas ataupun saat di parkiran tadi.
Andirah tak tega melihat gadis di perlakukan kasar seperti itu. Yang terbersit di pikirannya adalah sepupunya yang juga menjadi korban kekasaran Aldi. Sepupunya yang kini mengalami trauma mendalam dan harus menjalani proses pengobatan di luar negeri.
"Kenapa ngelamun, Ra?"
Andirah terkejut melihat kehadiran sepupunya yang tiba-tiba ke kamarnya. Andirah menggeleng singkat dan tersenyum tipis, "Lagi ada yang gue pikirin."
"Oiya, gimana Aldi sama pacarnya? Aku pengen ketemu Aldi."
Andirah tersenyum kecut. Sepupunya ini terlalu baik untuk di kasarin. Sepupunya ini sangat baik dan lembut. Ia tak pernah mengumpat kasar ataupun berlaku kasar kepada orang lain.
"Mereka lagi brantem." sahut Andirah jujur. Kedekatannya dengan Aldi semata-mata untuk mengorek informasi untuk sepupunya ini.
"Karena kamu?" sepupu Andirah sangat ingin tahu, "Kamu dalangnya?"
Andirah menghendikkan bahunya, "Nggak tahu. Mungkin juga ada."
Sepupu Andirah tersenyum manis. Ia yakin secepatnya akan bisa bersama lagi dengan Aldi, "Aku nggak sabar ketemu sama Aldi lagi."
Andirah menatap sepupunya intens. Ia bisa melihat ada sinar kebahagiaan yang terpancar dari mata sepupunya saat membahas Aldi, "Jangan ketemu dia. Dia masih sama."
Sepupu Andirah mengernyit bingung, "Maksud kamu?"
"Kalo lo pikir Aldi berubah setelah apa yang udah menimpa lo dan bikin dia hampir masuk penjara. Lo salah, Kat. Aldi masih sama. Dia masih kasar sama cewek." Andirah berkata dengan berapi-api. Masih kesal dengan perlakuan Aldi ke gadis lain.
Sinar kebahagiaan di mata Katya -sepupu Andirah meredup. Di gantikan dengan sorot kekecewaan.
"Gue lihat dengan jelas Aldi kasar dan ngatain Salsha murahan. Gila, disitu gue pengen ngajar Aldi. Gue bayangin orang yang dia katain murahan itu, elo, Kat."
"Pasti Salsha yang salah. Nggak mungkin Aldi kasar kalo nggak ada peyebabnya." Katya membela Aldi. Ia memang sudah mengetahui bagaimana hubungan Aldi dan pacarnya dari Andirah.
Andirah menggeleng tak percaya dengan reson yang Katya berikan, "Trus dulu lo mulu yang salah, makanya Aldi juga kasar sama lo?"
Katya diam. Karena memang dulu, ia selalu menuruti perkataan Aldi. Tak pernah sekalipun ia melanggar apa yang Aldi katakan. Namun sialnya, Aldi masih saja kasar dan marah tak jelas kepadanya.
Melihat respon Katya yang hanya diam, Andirah kembali melanjutkan perkataannya, "Mau siapapun yang salah. Cowok nggak boleh kasar sama cewek. Gue kadang rada heran gitu sama cewek. Mau-maunya di kasarin gitu aja sama cowok. Kenapa dia nggak milih ngelawan atau bahkan pergi. Kalo di tanyak, alasannya masih karena sayang dan cinta. Helloww, cinta juga nggak segitunya kali. Itu cinta apa bego!"
"Lo juga, Kat. Lo udah di kasarin, nggak di anggap bahkan sampai bikin lo trauma kagak gini. Tapi tetap aja lo sayang dan masih ngarepin dia. Lo berharap sama dia sedangkan dia udah punya cewek lain. Gue tahu lo polos, Kat. Tapi jangan polos-polos amat, lah." akhirnya untuk pertama kali, Andirah berhasil menyuarakan isi hatinya. Sejak awal ia memang tak ingin membantu Katya untuk bersatu dengan Aldi lagi. Andirah tak rela jika sepupunya ini kembali di sakitin oleh orang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT (End)
Ficção AdolescenteSiapa gadis yang tetap setia meski telah di selingkuhi? Siapa gadis yang tetap sabar selalu di caki maki oleh pasangannya sendiri? Siapa gadis yang masih masih bertahan saat pasangannya selalu berusaha membuatnya pergi? Gadis itu adalah Kania Sals...