Chapter 17

158 14 0
                                    

"Apakah mereka akan baik-baik aja di sana? Haaa, pasti mereka akan baik-baik saja, semoga Irsyad memakai dengan benar kalung pemberianku." Gumamnya dalam hati.

Maya yang sudah meninggalkan desa itu pun masih memikirkan keselamatan kawan-kawannya yang mungkin juga akan menyusahkan mereka. Pesawat mulai terbang dengan perlahan. Tiba-tiba seseorang wanita menghampirinya dan duduk di samping tempat duduknya.
"Mohon, maaf! Apa pramugarinya tidak memberitahu bahwa saya ingin sendiri!" Maya berbicara dengan wanita itu hanya diam dan memandang ke depan dengan tatapan dingin.

"Permisi, bu!" Wanita itu tetap diam.

"Bisakah saya lewat sebentar!" Maya pun melewatinya dan mencari pramugari. Saat bertemu Maya pun langsung menanyakan tempat VIP yang telah ia pesan.

"Maaf, Mbak tapi untuk ruang VIP hanya mbak saja tidak ada yang lain, mereka semua berada di sini!" kata Pramugari.

"Tapi mungkin ada orang yang salah masuk ruang, coba ikut saya!" Maya menyuruh Pramugari tersebut mengikutinya.

"Seharusnya tidak ada yang berani seperti itu ya, Mbak!" ujarnya.

Maya pun menunjukkan kepada pramugari. Namun, wanita itu sudah tidak ada di kursi Maya.
"Mana Mbak!" tanya Pramugari.

"Tadi dia ada di sini!" ucap Maya.

"Baiklah, jika orang itu ada lagi Mbak segera panggil saya!" Pramugari memberi saran yang terbaik.

Maya pun merasa heran dengan apa yang ia alami. Ia kembali ke kursi dan memasangkan sabuk pengaman. Ketika pulpen Maya jatuh ke lantai, ia mengambil dan melihat kaki dari wanita itu sudah berada di sampingnya. Maya mengangkat kepala dan hanya memandang ke depan sambil berkata, "Bu, Saya tahu anda bukan manusia! Tapi apa yang ingin ibu sampaikan kepada saya!"

"Kembali dan tolong teman-temanmu!" Terdengar pelan dan samar-samar.

"Maksud ibu?"

"Kembali dan bantu mereka!" Wanita itu seketika menghilang.

Maya pun memikirkan apa yang wanita itu katakan padanya. Ia memandang langit yang semakin malam. Setiba di bandara selanjutnya, Maya menghubungi Tante untuk menjemputnya di bandara. Maya mulai merasa aneh dengan bandara yang begitu sepi. Penumpang dari pesawat yang di naikinya pun tidak satu pun ia lihat keluar dari pesawat.

"Hallo, Tante bisa jemput Maya sekarang di bandara?" Maya menghubungi Tantenya.

"Bandara? Kapan kamu pulang?" Tante terdengar seperti orang yang terkejut.

"Baru saja, tiket penerbangan terakhir yang tante kirimkan." sahutnya.

"Tapi tante tidak booking tiket apa pun May!" Tante mulai curiga.

"Enggak perlu bercanda Tante, Maya sudah ada di bandara Nih, Lebih baik Tante cepat jemput! bandaranya agak sepi soalnya." Maya merasa sedikit tidak nyaman.

"Iya, tapi bandara mana?" tanya Tante.

"Tante, jangan bikin Maya pusing nih!" Maya pun semakin merasa tidak karuan.

"Neng!" Seseorang menepuk pundak Maya.

"Pak Burhan! Bapak kok bisa ada di sini?" katanya kaget.

"Neng, ngapain di kuburan!" ujar Pak Burhan.

"Kuburan?" Maya pun melihat sekelilingnya. Betapa terkejutnya bahwa dirinya berada di pemakaman umum. Maya terdiam dan menutup telfon. Maya masih tidak percaya dengan apa yang di alaminya. Pramugari, penumpang, wanita misterius menjadi sebuah pertanyaan di kepalanya.

"Ayo, pulang Neng!" Pak Burhan mengajak Maya untuk pulang.

"Tunggu sebentar! Jelas-jelas aku tadi naik pesawat. Terus aku kenapa ada di sini?" Maya berpikir keras dengan apa yang terjadi.

MALAPETAKA ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang