Sesampainya di kantor Polisi, Maya masuk dan langsung menghampiri Polisi yang sedang bertugas. Membuat laporan untuk pencarian alamat.
"Pak, permisi ini tadi ada orang yang ingin mencari alamat tapi dia lupa dengan alamatnya." Maya mulai menjelaskan.
"Orangnya mana, Dek?" tanya Polisi.
"Bentar, Pak tadi dia diluar katanya takut masuk." Maya segera menarik Om mesum.
"Mana orangnya?" Polisi bertanya kembali.
"Ini, Pak Orangnya! Maaf, Pak dia agak bodoh jadi susah untuk di mengerti omongannya." Maya mulai meledek sambil menunjuk kearah Niko.
"Mana, Dek! Orangnya?" Polisi tidak melihat apa yang Maya tunjuk.
"Ini,Pak! Masa segede ini enggak lihat?" Maya mulai bingung.
"Tapi, di sampingmu tidak ada siapa-siapa, jangan membohongi polisi ya?" kata Polisi.
Maya menoleh ke samping tetap Niko masih berada di sampingnya. Maya mulai curiga dengan keberadaan Niko. Lalu, Maya meminta Polisi memfoto dirinya melalui handphone. Polisi tersebut memotret menggunakan handphonenya. Betapa terkejutnya Maya ketika melihat Niko tidak ada di foto tersebut. Ia mundur beberapa langkah menjauh dari Niko.
Lalu mata Maya tertuju pada berkas yang ada di meja Pak Polisi. Ia meminta tolong untuk membukakan berkas tersebut.
"Nah, ini orang yang ada di samping saya, Pak!" kata Maya.
"Yang benar saja kamu! Orang ini sudah meninggal beberapa hari yang lalu! Jenazahnya masih di dalam ruang jenazah di rumah sakit forensik!" ujar Pak Polisi.
"Bisa kasih alamat rumah sakitnya, Pak saya harus memastikan ini!" kata Maya yang memaksa Polisi untuk memberi alamat rumah sakit.
Setelah beberapa menit berargumen dengan Polisi Maya di izinkan untuk melihat ke rumah sakit dengan syarat harus di ikuti oleh satu anggota Polisi. Maya pun langsung menyetujui syarat itu.
Polisi mengantarnya dan tidak beberapa lama perjalanan mereka sudah sampai di rumah sakit tersebut.
"Woi, kita mau kemana? Katanya mau bantuin aku nyari alamat?" ucap Niko.
"Ssst, berisik!"
Polisi merasa aneh dengan Maya yang di anggapnya berbicara sendiri. Keanehan itu membuat Polisi mulai merinding.
"Dek, bicara sama siapa sih?"
"Ini sama Om mesum!" ujar Maya kesal.
"Ha, maksudnya?"
"Eh, bukan-bukan, Bapak yang saya bilang Om. Mesum. Huuff, gimana mau jelasin?" Maya merasa lelah dengan drama persetanan.
"Ya sudah, ayo ikut saya!"
"Selamat sore Pak! Ada keperluan apa Pak? Apa sudah mendapat bukti untuk jenazah ini?"
"Anak ini katanya pernah melihat jenazah yang di temukan beberapa hari yang lalu." Pak Polisi mulai menjelaskan kedatangannya.
"Permisi, Pak! Saya izin mau lihat jenazahnya. Apakah sama dengan setan satu ini?" Ucapan Maya tegas mengarahkan ke Niko.
"Baik, tapi jangan sentuh ya, soalnya masih dalam proses kepolisian!"
"Baik, Pak!"
Maya mulai melihat wajahnya memperhatikan dengan sangat detail. Matanya, wajahnya, badannya sangat mirip dengan Niko. Maya fokus dengan mata itu dan tiba-tiba
***
"Iya, aku sudah tahu semua, Ra!""Jangan sembarangan bicara, Nik! Enggak mungkin dia begitu?"
"Aku akan datang ke rumahmu sekarang untuk membuktikan semua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAPETAKA ( Tamat )
Horror"Jangan sekali-sekali melakukan sesuatu hal yang merugikan diri kalian sendiri, bapak tidak akan menanggung bila terjadi sesuatu?" Tujuh anak SMA yang berlibur ke suatu tempat di mana tempat itu memiliki sebuah cerita legendaris atau cerita mistis...