Chapter 18

155 11 0
                                    

"Tunggu berarti kita dari tadi mengalami hal aneh itu karena kamu May!" tanya Luna.

"Eemm, Itu!" Maya ragu untuk menjelaskan.

"Kurang ajar banget lu!" Luna menampar Maya dengan kencang.

"Luna!" Teriak Gibran.

"Kurang ajar, Lu manusia atau iblis sih, haa!" kata Luna.

"Sudah cukup, Luna kamu jangan berani lagi menampar Maya." Gibran memberi ketegasan.

"Kenapa? Maya pacarmu atau perempuan panggilanmu?" kata Luna kesal.

Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang, Luna terpental dan menghantam tembok kayu rumah gubuk. Ia pun terpental kembali ke luar menghantam pohon besar dan terangkat tinggi.

"Hentikan, hentikan!" Maya berteriak. Luna terjatuh dari pohon yang tinggi, hingga kakinya terkilir.

"Sebaiknya aku antar kalian pergi dari sini. Jangan tanya kenapa? Ikuti aja aku, aku akan mengarahkan kalian, untuk kembali ke tubuh masing-masing," kata Maya.

Mereka pun mengikuti Maya dan pada akhirnya keluar dari hutan. Maya juga mengantarkan kembali ke tubuh mereka. Satu per satu mereka kembali. Namun, Satria dan Luna tertinggal di dunia lain.

"Luna dan Satria mana?" tanya Oca.

"Sepertinya mereka tertahan di dunia lain, kalau begitu biar aku yang kembali. Jaga tubuhku, kalau terjadi sesuatu dengan tubuhku tolong langsung kalungkan ini!" Maya menunjukan kalung yang di pegang Irsyad.

"Iya, May!" jawab Irsyad.

Maya mulai duduk dan menutup matanya dan Irsyad mulai berhitung. Hitungan itu membuat Maya semakin dalam masuk ke dunia lainnya. Ketika membuka mata, dia sudah masuk ke dunia astral. Ia melihat pergerakan teman-temannya di dunia itu. Tiba-tiba Maya melihat sekelebat Satria melintas. Ketika Maya ingin mengejarnya ia diadang oleh sesosok makhluk besar dan tinggi. Ia berkata, "Kembali ke tubuhmu jika kamu tidak ingin menghilang selamanya!" ucap si sosok besar. Sosok itu tinggi hampir lima meter, berkuku panjang dan sedikit terdapat taring dan tanduk kecil.

Maya yang di hadang oleh sosok itu pun mulai berani berkata, "Teman ku ada di sini, jangan menghalangi aku untuk menemukan mereka." Maya berbicara keras. Makhluk itu pun menghilang.
"Satria ... Luna ... Satria ... Luna!" teriak Maya memanggil nama mereka.

Terdengar suara tangis dan itu seperti suara Luna. Maya langsung berlari menghampiri suara tersebut. Benar saja, dia terhimpit di sela-sela pohon besar.
"Luna, kamu enggak apa-apa?" Maya khawatir dengan keadaannya.

"Maya, tolong aku, tolong aku!" Luna memohon pertolongan.

"Oke tunggu sebentar," jawab Maya.

Maya memegang pohon tersebut berkata dalam hati agar temannya di lepaskan. Tiba-tiba pohon yang ada di hadapannya hilang begitu saja. Maya pun langsung menarik Luna dan memegang erat.
"Toloooong... Siapa saja toloooong!" Terdengar suara Satria dengan kencang.

"Itu suara Satria!" ucap Luna.

"Ayo segera ke sana!" Maya bergegas menuju sumber suara. Satria pun di temukan terikat di kuburan. Maya memotong tali itu namun tidak bisa. Tiba-tiba Satria di tarik oleh sesosok yang berbadan besar dan hitam.

"Jangan... lepaskan dia.. jika kamu ingin mengambil seseorang ambillah aku. Biarkan mereka pergi dari sini. Lepaskan mereka! Apa pun kesalahan mereka!" Maya mengorbankan dirinya untuk teman-temannya.

Tiba-tiba makhluk itu menghilang, Satria pun dapat terselamatkan. Maya meminta mereka untuk cepat berlari. Satria membantu memboyong Luna yang tidak dapat berjalan. Hampir sampai tiba di rumah Pak Burhan, Maya merasa sesuatu menahannya dan Maya merasa sakit di dada.

MALAPETAKA ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang