Kejadian terulang kembali di tempat yang sama yaitu KM 97. Kembali hanya Naura yang bisa melihat jalanan itu bertulis KM 97.
"Astaga, sebenarnya apa yang terjadi. Ini sudah kesekian kalinya kami mengalami kecelakaan. Irsyad, Oca, Gibran, Satria bahkan Luna juga mendapat luka yang cukup parah. Apa yang aku dengar saat itu? Aku seperti mendengar suara Luna. Apa sebenarnya yang terjadi?" Naura berkata dalam hatinya. Ia seakan dibuat bingung oleh situasi."Bahkan Maya saat ini dalam keadaan kritis. Apa yang harus aku lakukan?" Naura bingung dengan keadaan mereka yang tidak kunjung sampai di rumah sakit.
Naura menelepon kembali polisi dan ambulan. Tidak butuh waktu yang lama ambulan dan polisi datang untuk mengevakuasi korban.
"Tunggu sebentar, Pak bisakah saya minta tolong untuk bapak ikut bersama saya di ambulan. Ini sudah kesekian kalinya kami membawa teman kami dan berakhir dengan kecelakaan hebat. Untung saja mereka tidak apa-apa!" Naura meminta bantuan polisi untuk mengantarnya ke rumah sakit.
Polisi tersebut bersedia dan mereka cepat pergi menggunakan ambulan untuk kesekian kalinya. Dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah sakit terdekat. Maya langsung di masukan ke ruang UGD. Teman-temannya pun sedang di tangani oleh dokter lainnya. Naura tampak biasa, atau mungkin dia hanya memendam sakitnya untuk semua teman-temannya. Polisi yang mengantarkan, kembali ke tempat kejadian untuk memastikan. Mereka berpikir bahwa di jalan tersebut terdapat benda-benda yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan.
Naura mengecek teman-teman yang lain. Mereka sudah lebih baik setelah mendapat pertolongan. Naura masih tetap merasa bahwa ini perbuatan Luna. Tapi dia tidak cukup banyak bukti untuk menyudutkannya. Pandangan Naura itu di lihat Luna dan dia berkata, "Ada apa?"
"Tidak!" Naura berusaha menutupi.
"Kamu tidak berpikir bahwa aku akan penyebabnya kan?" Luna langsung bisa membaca gerak-gerik Naura.
"Bagaimana dia tahu?" ucapnya dalam hati.
"Tentu aku tahu Naura!" Luna membalas isi hati Naura.
Naura terkaget dengan ucapan Luna yang mengejutkan. Naura semakin yakin dengan firasatnya bahwa Luna berada di balik semua kejadian itu. Ketika semua sudah mendapatkan pertolongan, mereka kembali keluar ruangan untuk memastikan Maya baik-baik saja. Ketika semua asik menunggu, Naura mendekati Luna yang kebetulan duduk di kursi tunggu.
"Bukankah suatu keajaiban kamu bisa mengantar Maya untuk ke rumah sakit?" Naura langsung berbicara terus terang.
"Cih, memang kenapa?" ujarnya jutek.
"Ya, enggak mungkin kan kamu kerasukan makhluk baik." Naura tidak bisa menahan kecurigaannya.
"Kamu tahu, ketika semua menganggap aku adalah paling jahat di muka bumi ini. Di situ aku membenci Maya. Kamu tahu ketika semua orang mencintai dia di situ aku membenci Maya. Kamu tahu ketika kehidupan ini berpihak kepadanya, di situ aku membenci Maya. Kebencian ini enggak akan pernah hilang sampai aku mati. Kalian itu cuma parasit yang menggangguku." Luna berkata dengan sadar dan penuh amarah.
"Asal kamu tahu, Maya tidak pernah menginginkan semua itu di kehidupannya. Cinta, pertemanan, keluarga, kasih sayang, semua jauh dari benaknya. Dia hanya ingin orang-orang yang dia sayang itu dalam keadaan baik." Naura mulai terbawa emosi.
"Naura, apa jaminannya kalau kamu bisa bantu dia dari aku?" ujar Luna yang seperti psikopat.
"Maksudmu?" Naura semakin curiga.
tiba-tiba dokter keluar dan menyampaikan bahwa di tubuh Maya tidak terdapat penyakit yang aneh. Dia tampak normal, Namun dokter tidak dapat berpikir secara logika dengan luka-luka yang ada di tubuh Maya. Semakin luka itu di bersihkan semakin bertambah luka yang baru. Namun dokter meminta Maya tetap berada di rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan.
Naura teringat dengan ucapan Luna. Ia pun menyampaikan kepada Oca untuk merahasiakan semua itu sampai dia memiliki bukti.
Keesokan harinya keluarga Maya datang. Tante dan Pamannya menangis histeris dengan keadaan Maya yang tidak berdaya. Tentu mereka marah dengan teman-temannya.
"Kalian itu apa? Saya sudah melarang untuk kalian datang ke sini!""Sudah, Ma! Marah itu tidak akan merubah keadaan. Lebih baik Maya kita bawa pulang dan rawat di sana aja." Paman memberi saran.
"Baik, Pah!" Tante masih menangis tersedu-sedu.
Maya di bawa oleh kedua orang tuanya untuk menjalankan perawatan yang intens. Sedangkan teman-temannya kembali pulang ke rumah Pak Burhan untuk membereskan pakaian mereka. Sambil membereskan pakaian, Naura kembali teringat dengan Luna. Tiba-tiba dia melihat Luna berjalan dengan mencurigakan. Naura sembunyi-sembunyi mengikuti Luna dan meminta Oca untuk tetap berada di rumah.
Naura mengikutinya hingga hal mengejutkan terlihat oleh matanya. Naura melihat Luna sedang melakukan pemujaan di bawah pohon besar. Naura merekam kejadian itu dan mengirimkan ke Oca melalui chat. Naura berkata, "Oca, semua ini perbuatan Luna. Kasih tahu ke Irsyad, Gibran dan Satria. Aku lagi menunggu waktu yang tepat untuk kembali."
Namun ketika beberapa jam setelah chat dan video yang Naura kirimkan. Dia tidak kembali untuk menjelaskan apa yang terjadi.
***
"Terus Naura sekarang di mana?" Maya mulai mencemaskannya.
"Aku enggak tahu May! Chat ini yang terakhir dia kirimkan dan itu juga hilangnya Naura." Oca menjawab sambil menangis.
"Terus kenapa aku masih di sini? Katanya aku di bawa oleh Tante dan Pamanku?" Maya bertanya kembali.
***
Luna kembali dengan senyum kecilnya. Mereka semua melihat dengan jelas wajah psikopat yang Luna tunjukkan. Oca, Gibran dan Irsyad tetap menunggu Naura di ruang tamu. Tapi dia tidak kunjung datang, semua panik dan melaporkan ke pihak yang berwajib kehilangan orang.
Selama Naura hilang begitu saja, mereka tidak ada sedikit pun yang berpikir tentang keadaan Maya.
"Satria kemana ya? Semenjak, Naura hilang dia juga tidak kelihatan?" tanya Gibran.
"Astaga, aku juga lupa dengan Satria. Wah, kasus kita ini sangat rumit banget sih! Jangan sampe teman-teman kita hilang seperti anak yang KKN di sini!" ujar Irsyad yang membuat kedua temannya juga ikut berpikiran yang sama.
Polisi bahkan warga tetap tidak dapat menemukan Naura. Mereka sudah mencari ke seluruh desa tetapi tidak menemukan titik terang. Mereka semua mulai frustasi, tetapi sikap Luna semakin tidak wajar. Dia tidak menampakkan wajah yang khawatir kepada kedua temannya yang tidak ada.
Kebiasaannya juga mulai tidak wajar. Dia selalu bertingkah aneh berbicara sendiri, bahkan sering kali teman-temannya melihat dia memakan makanan yang tidak wajar. Namun mereka tetap hanya memperhatikan karena takut terjadi sesuatu yang lebih berbahaya. Video yang di kirim oleh Naura ketika itu mereka simpan rapat-rapat. Pak Burhan pun tidak mengetahui hal itu.
Langit semakin malam polisi memutuskan untuk menghentikan pencarian. Mereka hanya menyetujui keputusan itu tanpa meminta lebih banyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
MALAPETAKA ( Tamat )
Horror"Jangan sekali-sekali melakukan sesuatu hal yang merugikan diri kalian sendiri, bapak tidak akan menanggung bila terjadi sesuatu?" Tujuh anak SMA yang berlibur ke suatu tempat di mana tempat itu memiliki sebuah cerita legendaris atau cerita mistis...