Chapter 7

291 22 0
                                        

Semua masih terdiam dengan lamunan. Mereka tidak menyangka apa yang mereka hadapi dan lihat dengan mata mereka.

"Gimana Maya, ya? Apa polisi menganggapnya halusinasi atau apa?" Oca mengkhawatirkan persoalan itu.

"Tidak mungkin! Pasti dia hanya menjadi saksi untuk kejadian ini!" sahut Gibran.

***

"Benar Pak, Indra tinggal di jalan Melati no.56. Saya yakin dia masih di sana sekarang, cepat Pak, sebelum dia kabur!" kata Maya memberi keterangan.

"Baik, anggota kami akan saya kirim ke daerah sana, sekarang saya mau tanya kenapa kamu bisa tahu ada mayat di buang ke tempat itu? Apa kamu juga salah satu dalang, merenggut nyawa orang?" Polisi mencurigai Maya dengan pertanyaan yang menjebak.

"Pertama saya memiliki kemampuan untuk melihat yang tak kasat mata bahkan melihat kejadian sebelum dan sesudah. Kedua saya di datangi oleh siswi SMA Anugerah bernama Sisil Nur Hikmah yang dulu menjadi kakak kelas saya. Dia meninggal karena ulah pacarnya yang secara sengaja membuatnya, mengaborsi janin yang ada di kandungannya dengan meminumkan obat dan mengeksekusi korban secara individu." Maya memberi keterangan.

"Saya masih belum percaya kalau kamu memiliki kemampuan itu apa buktinya? Di dunia ini banyak orang yang mengaku memiliki hal itu!" balas Polisi yang meragukan kesaksian Maya.

"Baik! ( Maya menghela napas panjang) Budi Subroto lahir di Bandung 2 April 1964. Memiliki empat orang anak, anak yang ke empat meninggal bersama istri yang bernama Rofiah. Istri Bapak Meninggal ketika melahirkan anak yang keempat. Setelah beberapa hari di rumah anak bapak yang ke empat menyusul ibunya, Apa benar?" Maya memberanikan diri.

"Ke - Kenapa kamu tahu?" ucap Polisi tersebut dengan merasa heran.

"Pak, lapor ternyata beberapa bulan yang lalu ada laporan kehilangan anak perempuan bernama Sisil Nur Hikmah. Ini fotonya?" sahut anak buah.

"Betul!" polisi tersebut terkejut kembali sambil. Melihat ke arah Maya dan kertas yang dia pegang.

Tidak butuh waktu lama Polisi yang bertugas telah menemukan dan menangkap laki-laki pembunuh.

"Pak, ini yang bernama Indra kami tangkap di rumahnya sedang bersiap untuk pergi!" sahut polisi yang lainnya membawa tersangka.

"Tunggu! (Menghentikan langkah Polisi) aku akan kasih ini padamu! Bawa saja dia ke rumah sakit jiwa! Dia akan membutuhkan itu!" Maya memberi saran.

Tiba-tiba Indra histeris ketakutan telinganya di tutup olehnya. Seakan ia mendengar sesuatu hal yang tak bisa orang lain dengar. Maya tersenyum puas, Sisil pun tersenyum puas melihat semua itu. Kemudian Maya pergi dari kantor Polisi meninggalkan Indra yang seperti orang tidak waras.

"Aku janji akan mengantarkan mu hingga pemakamanmu Sil, aku akan menyuruh orang untuk menguburkan bayimu tepat di samping kuburan mu!" Janji Maya kepada Sisil.

Sisil pun menghilang meninggalkan senyumannya. Setelah itu Maya pulang dengan mobilnya.

Keesokan harinya pemakaman Sisil dan bayinya di lakukan. Semua teman Maya ikut dalam pemakaman tersebut. Keluarga Sisil berterima kasih kepada Maya yang sudah menemukan jasad dari anaknya. Maya memberikan sebuah kalung Sisil kepada sang Ibu. Tentu itu membuat Ibunya menangis sambil memeluk nisan anaknya. Di kejauhan Maya melihat Sisil yang juga melihat ke arahnya dan melambaikan tangan tanda perpisahan.

Lalu Maya kembali ke dalam mobil untuk segera pulang. Namun dihentikan oleh Satria yang ingin menunjukan sesuatu kepada Maya.

"Datang saja ke rumahku jika ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan!" Maya memperbolehkan.

Satria pun ikut pergi ke rumahnya. Bukan hanya Satria tapi semua temannya ikut bersamanya. Sesampai di rumah Maya, mereka di persilahkan masuk dan di sajikan beberapa minuman dan makanan oleh Mbok Jah.

"Oke aku akan mulai, habis dari sana live streaming kita semalam di tonton oleh 2'5 juta orang." Satria memberi kabar yang baik.

"Wih, keren dong!"

"Banyak viewer kita yang nge- DM aku di Instagram rata-rata semua melihat sosok yang sama di menit yang sama. Sebelum kita ketemu Maya dan sesudah kita ketemu Maya. Posisinya berada di belakangku dan Luna. Gua enggak tahu itu apa, mungkin Maya lebih tahu soal itu?"  kata Satria.

"Mana-mana, coba putar!" ucap Naura penasaran.

Mereka memutar video itu kembali. Betapa terkejutnya mereka melihat sosok siswi dan sosok hitam yang berada di belakang Luna dan Satria. Kemudian Satria memutarkan di menit awal ketika mereka terkunci. Satria melihat dengan jelas bahwa ada bayangan bahkan penampakan yang mirip dengan Maya. Semua semakin tercengang dan langsung menatap Maya. Ketika mereka ketakutan, Maya hanya diam tanpa ekspresi sedikit pun. Seakan semua itu hal biasa baginya.
"Sebenarnya ada apa?" Satria menanyakan semua itu kepada Maya.

"Ketika aku pingsan waktu itu, sebenarnya aku sudah datang ke sana melewati dunia lain. Itu berkat Sisil, dia ingin aku melihat terakhir dia menghembuskan napasnya." Maya sedikit menjelaskan.

Keheranan mereka semakin bertambah. Namun di balik itu semua mereka puas dengan hasil penelusuran tersebut. Viewer yang menonton konten mereka semakin banyak, mereka berhasil membuat semua itu menjadi penghasilan yang baik untuk mereka.

Beberapa minggu kemudian setelah melewati banyak hal. Membuat mereka bersatu dalam sebuah konten horor. Penghasilan mereka semakin lama, semakin membaik.

***

"Di beritakan lima orang mahasiswa hilang di pegunungan salak, kampung salak. Semua anggota dikerahkan untuk mencari kelima mahasiswa ini! Reporter saya sudah berada di tempat kejadian! Selamat pagi Iqbal bagaimana kondisi di sana?"

"Iya Terima kasih Sinta! Di sini masih dalam keadaan ricuh keluarga korban juga memenuhi tempat kejadian warga di sini juga ikut membantu mencari kelima korban ini! Di sini saya sudah berada bersama ahli kunci gunung salak. Selamat pagi pak Burhan bagaimana kita bisa menemukan Korban-korban ini pak?"

"Iya, ini masih dalam pencarian semua warga ikut peran untuk mencari mereka! Ada beberapa warga yang sempat bertemu kelima anak ini kemarin tapi mereka hanya mampir untuk makan dan minum setelah itu pergi kembali!"

"Oke baik Terima kasih infonya Pak! Kembali ke Sinta saya laporkan dari kampung salak!"
"Terima kasih Iqbal! Pemirsa inilah sekilas info"

***

"Kamu lihat berita apa Bran!" tanya Satria.

"Ini, kasus hilangnya mahasiswa di kampung salak!" ucap Gibran.

"Wah kok bisa?" tanya Irsyad.

"Ya, bisa aja kalau mereka enggak Kulo nuwun di daerah itu!" Maya menyambar obrolan.

"Apa itu?" tanya mereka.

"Maksudnya mereka tidak permisi untuk melakukan kegiatan yang mereka lakukan di sana, misal kaya pamit dulu sama ahli kuncinya atau berdoa minta perlindungan atau bisa lagi ya, melakukan ritual sebelum mendaki!" sahut Maya.

"Kamu tahu daerah itu, May?" tanya Gibran.

"Tahu dikit!" balas Maya.

"Tapi di sana sebenarnya indah loh? Pantainya, suasana kampungnya memang banyak hal mistisnya tapi kalau buat liburan kita akhir pekan bisa banget itu!" ucap Gibran.

"Ah, berisiko ah, enggak mau!" ucap Irsyad.

"Siapa tahu kita juga bisa memecahkan hilangnya mahasiswa itu. Siapa tahu bisa membantu menemukan, jadi kita juga dapat uang dari situ gimana?" ajak Gibran.

"Betul banget itu, Apa enggak banyak yang nonton nanti kalau kita bisa menumpas misteri itu!" sahut Luna.

"Aku sih setuju! Tapi takut juga sih! Karena di sana sudah menghilangkan anak-anak itu kan!" sahut Satria.

"Ah, kamu banci banget, Sat! Begitu saja takut!" jawab Luna.

"Gimana May? Mau ikut enggak!" tanya Gibran.

"Di sana banyak resiko kalau kita salah-salah bertingkah atau semacamnya! Aku tidak akan menanggung jika terjadi sesuatu!" ujar Maya yang berusaha menolak.

"Tapi kan dengan kemampuanmu kita bisa melalui itu semuakan!" ucap Gibran yang terus memaksa.

MALAPETAKA ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang