PART 12

781 59 7
                                    

"Abang, kerjain tugas kamu nak.. Nawa udah sama ibu disini." Ujar Ayu, karena ia selalu melihat sang anak sulung nempel sama si adik, padahal juga sama sama punya kesibukan.

Nawa melihat ke arah ibu, dengan telaten ibunya ini mengompres tangan nya yang sedang eror. Hingga kini tangan itu masih terasa lemas, namun tidak separah tadi. Jangan lagi ya Allah, tolong...
Perlahan air mata menetes dari sudut mata Nawa, Ayu maupun Vatar belum ngeuh. Hingga isakan terdengar barulah mereka melihat Nawa, "Gapapa, besok kita cek aja ya. Sama ibu, Gapapa adek. Jangan takut. Selagi belum ada vonis jangan takut, tetap berfikiran positif ya.." Sahut Ayu selagi ia menguatkan diri. Sebenarnya sudah ada sinyal tentang kondisi Nawa, namun ia masih Denial. Salahnya sendiri karena terlalu sibuk. Tapi ia masih meyakinkan dirinya sendiri, kalo Nawa akan baik baik saja.
Tuhan.. jangan lagi ...

"Ibu, takut ... " Lirih Nawa. Air mata semakin berlomba membanjiri kedua pipi Nawa.

"Mikir positif aja Na, semangat.. " Ucap Vatar dengan tangan mengepal ke atas guna menyemangati.

Nawa terkikik tapi air mata masih terus menetes. Ayu juga tersenyum melihat interaksi kedua anaknya ini. Xixi lucu sekali.

Kemudian Ayu lanjutkan kegiatannya mengompres tangan Nawa. Perlahan Nawa gerak gerakkan tangan tersebut dan walaupun lemah tangan itu sudah bisa bergerak. "tuh .. bisa.. adek makanya positif thinking aja."

"Ehhehe iyaaa bun."

"Udah ayo tidur gapapa, Abang mau tidur disini apa dikamar sendiri?,"

"Males ah sini AC nya ga dingin, " sahut Vatar ia pun keluar begitu saja dadi kamar Nawa. Dan menutup pintu begitu saja tanpa merasa bersalah.

Nawa mendecih,"tuh gila nya lagi kumat Bun,"

Ayu mengelus pundak Nawa dan terkekeh "hahaha gapapa sayang.."

Setelah meminum obat dan tangannya menjadi lebih baik dengan sedikit elusan akhirnya Nawa nyenyak tertidur ditemani oleh ibu nya.

****

Pagi sekali, Aditya telah sampai dirumah nya. Ia membuka pintu rumah yang kebetulan ia selalu membawa kunci cadangan. Memang masih sangat pagi makanya saat ia memasuki rumah belum ada suara suara anaknya atau sang istri terdengar.

Dengan segera Aditya memasuki kamar nya, ia heran kamar tersebut kosong. Ia raba permukaan kasur dan iya memang dingin seperti tidak ditempati. Aditya lirik jam di kamar nya, 04.25 biasa nya jam segini istrinya memang sudah bangun namun kemana sekarang beliau ini.

Setelah mengganti pakaian nya lantas Adit keluar dari kamar, saat akan berjalan ke arah kamar Nawa ia berpapasan dengan mertua nya yang kini juga berjalan ke dapur.

"Eh mamah.. mama tahu dimana Ayu?, Dikamar ko ngga ada."

Endang berhenti sejenak, "Kaya nya masih dikamar anak bungsu kamu dit. Heran deh mama, anak itu ko masih aja penyakitan. Ga sembuh sembuh."

Aditya terdiam kemudian ia tersenyum teduh, "oh iya ma, makasih ya. Yaudah Adit ke atas dulu." Ucap Aditya ia pun berjalan ke kamar Nawa meninggalkan mertua yang astagfirullahaladzim sekali itu. Kalo ngga inget itu mama dari istrinya udah ia jambak rambut nya itu.

Endang yang ditinggalkan begitu saja mendengus sebal, "ngga anak ngga mantu ga ada sopan sopan nya. Awas ya kalian," gerutunya lalu ia berjalan ke arah dapur untuk membuat teh chamomile yang hangat.

*****

Tok tok tok

Tak lama terdengar bunyi knop pintu dari dalam, dan munculah sosok yang tengah di cari nya kini. "Ssttt ayo keluar," ucap Ayudia dan dengan perlahan ia tutup pintu agar tak menimbulkan suara. Dan ia mengajak Aditya untuk duduk di sofa ruang keluarga. Yang sedikit privasi.

NAWASHAKA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang