Dunia ini berjalan tidak sesuai dengan kemauan mu. Jalani apa yang ada di depanmu, jangan melihat tangga nya. Kau akan lelah sendiri. Berjalanlah perlahan, agar sampai dan bila lelah istirahat lah.
.
.
.Ayudia berjalan dengan cepat memasuki rumahnya, tadi pas mau jelajah takjil mendadak ia mendapat panggilan dari rumah sakit karena ada operasi. Mau tidak mau ia harus mendahulukan nyawa seseorang yang tengah berjuang hidup di rumah sakit.
Sudah bisa dipastikan kalau bungsunya bakalan ngambek, semoga masih bisa dibujuknya dengan tentengan kresek putih ditangannya.
"Assalamualaikum adek.," sapa nya saat melihat Nawa yang duduk santai dengan mulut menyedot susu kotak nya.
"Waalaikumsalam." Jawab Nawa, namun tidak mengalihkan pandangan dari acara tv di depannya.
Ayudia mencembikkan mulutnya mendengar jawaban singkat dari Nawa. "Maafin ibu ya nak, ga bisa nemenin adek beli takjil. Tiba tiba banget dokter Fahtir nelfon ibu,"
"Gapapa kok Bu santai aja, ngga marah kok." Ucapnya, ia menoleh dan tersenyum tulus menghadap ke arah ibunya. Sedikitnya tadi ia kecewa, tapi pekerjaan mulia itu tengah membutuhkan tangan sat set sang ibunda. Masih ada hari esok, dan esoknya lagi.
Ayudia tersenyum lalu memeluk Nawa erat, "makasih sayang.."
Nawa mengangguk dalam pelukan hangat ibunya. Matanya pun tak sengaja melihat kresek putih yang tadi dibawa ibunya itu masih dipegangnya juga. "ibu bawa apa itu,?" Tanya nya. Ia kemudian melepas pelukan tersebut.
"Ah iya ibu lupa, tadi jatah buka puasa ibu bawa pulang. Sekalian mampir di tempat pak Sayidan ibu beliin risol mayo kesukaan kamu," ucapnya sambil mengeluarkan beberapa bungkus makanan di dalamnya. Ada 5 kotak berwarna coklat dengan label yang tertempel di atasnya, "Ayidan Cakes and Bacary"
Melihat itu seketika senyum mengembang dari bibir Nawa, makanan yang dari toko Ayidan sudah pasti menggoyang mulut sekali. "Uwahh.. "
"Suka?"
Nawa mengangguk cepat, ia mencium aromanya saja sudah membuatnya meneguk ludah nya. "Ibu aku mau risolnyaa.."
"Ambil aja dek, jangan berlebihan ya. Ibu mau bebersih dulu.."
"Iyaaaa.."
Ayudia yang tadinya akan berjalan ke kamarnya seketika berbalik lagi, "Dek, nanti kalau udah coba kamu panggil mbak Eka, biar dua kotak lagi dikasih ke pak Dani sama pak Supri."
Nawa hanya mengacungkan jempolnya pertanda ia faham, soalnya mulut itu tengah asyik mengunyah risol.
***
Ayudia pertama mengetuk pintu kamarnya sebelum ia membuka nya. Attitude ia utamakan meskipun itu kamar ia dan suami yang menempati.
Ia berjalan pelan agar tidak menimbulkan suara berisik karena melihat ada suaminya yang tengah zoom meeting, dengan memakai atasan jas hitam kemeja biru laut serta dasi namun bawahan hanya memakai kolor berwarna abu abu. Buset..
Aditya menyadari sang istri yang berjalan pelan melewati nya, dapat ia lihat raut wajah menahan tawa dari Ayudia. Aditya pun berdehem agar ia juga tidak ikutan ngakak, namun ternyata salah. Mereka malah saling berpandangan tawa pun pecah dari bibir Ayudia,
"Hahaha astagfirullah maaf mas, lanjut lanjut." Ujar Ayudia sambil membekap mulutnya supaya suara tawanya tidak terdengar. Ngga sopan.
Dengan segera, Aditya menekan fitur silent di laptopnya. Supaya suara dari sang istri tidak didengar oleh lawan bicara nya yang berasal dari Aussie tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww