~~~
"Mas tau nggak?"
"Nggak!" Aditya menjawab singkat karena matanya masih fokus menatap ke layar datar yang biasa di sebut tab tersebut. Jawaban itu membuat Ayudia yang tadinya senyum senyum seketika mengatupkan bibirnya. Tangannya reflek menggeplak lengan kekar suaminya. "ahh aduh sakit yanggg.."
"Mas tuh kalo sama aku jangan fokus di laptop mulu coba, liat istrimu ini ishh!!"
Aditya lalu menengok muka masam Ayudia, dan terkekeh setelahnya. Membuat muka yang mulanya masam semakin masam lagi.
"Kenapa sih kenapa sayang? Kamu mah tinggal cerita aja aku dengerin kok, malah ngasih tebakan 'kamu tau nggak' aku ngira kamu mau nggombal."
"Ish.." masih dengan mengerucut kan bibirnya.
Aditya merangkul sang istri lalu mengecup pelan kening Ayudia dan mengusak acak rambut coklat sang istri, seketika memerah sewajah wajah nya. Entah kenapa semudah itu istrinya luluh.
"Mas udah ih," ucayudia sambil mengusap pipi nya yang terkena air liur sang suami, karena sempat digigit tadi. Meninggalkan bekas gigitan yang samar terlihat.
"Hahaha gemes aku yang sama kamu,"
"Ibu tuh mas, kemarin pas Nawa kerasukan beliau paling panik. Paling khawatir lah pokoknya, aku ada disamping Nawa dan aku ngelihat semua interaksi ibu sama Nawa. Xixixi harus banget dengan Nawa kesurupan ibu bisa melunak." Jelasnya dengan nada yang ceria dan mata berbinar, yang biasa ia lihat ibu nya itu bersikap dingin sama anak bungsu nya. Tapi kemarin yah meskipun di kejadian tersebut, ibu nya sangat sweet sekali.
Aditya pun sama, hatinya juga menghangat kala istrinya menceritakan hal itu. Walaupun hanya lewat cerita ia juga merasakan euphoria nya. Bukankah hal yang istimewa adalah sesuatu hal sederhana yang dirayakan?
"Wih keren juga ya setan nya yang ngikut Nawa, apa kita biarin aja setannya?." Ucap Aditya konyol. Ayudia menghela nafas kesal mendengar hal konyol itu keluar dari seorang pak rektor.
Orang tua gila mana yang membiarkan anaknya diikuti setan malah seneng😭😭
"astagfirullah punya suami gini amat." Batin Ayudia sambil tersenyum pahit.
"Ngga gitu juga mas ih, kasihan anak kamu kalau dibiarin terus kan. Baru gini aja apa apa udah takut Nawa nya." Gerutu Ayudia pelan. Lalu ia melangkah keluar dari kamar dan menutup pintu dengan sedikit bantingan.
"Lah.. ini tanggal berapa si ko gampang banget marah. Tapi kaya nya emang lagi dapet deh istriku itu. Tadi ada jerawat di dagu nya, ah tau ah." Gumam Aditya sendiri. Bertanya sendiri dan dijawab pula sendiri. Memang kalau orang banyak fikiran apa aja bisa dah.. xixixi
****
Vatar kini tengah bersiap untuk berangkat ke kampus, sudah beberapa hari ini ia izin paska ada sedikit musibah yang menimpa dirumah ini. Termasuk Nawa yang kerasukan kemarin kemarin, anak itu tidak bisa ditinggal. Maka dari itulah Vatar sedikit berkorban, kadang ia mengambil kelas via zoom untuk mata kuliah yang memang tidak bisa ditinggalkan. Alhamdulillah, dosen tidak menyulitkan. Eh atau karena ayahnya punya kuasa.. entahlah..
"Bang udah mau berangkat? Ibu belum nyiapin bekal loh.." ujar Ayudia saat melihat Vatar tengah mengambil kunci mobil yang tersimpan di rak dekat sofa tengah.
Vatar menoleh dan mendapati ibundanya masih mengenakan baju rumahan. Sudah dapat ia tebak kalau ibundanya ini mengajukan cuti beberapa hari.
"Ah ibu, bikin kaget aja. Santai aja kali Bun, aku beli makan di luar aja nanti." Ujar Vatar sambil membenahi kerah kemeja nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww