Jangan terlalu mencintai apa yang kamu miliki sekarang~
*
*
*
*
*Pagi yang indah kembali menyapa, matahari yang muncul dengan malu malu nya sekarang menampakkan wujud dengan sinar yang membuat silau mata. Namun tanpa ada nya sinar itu, kehidupan manusia juga hampa. Meskipun menyilaukan mata dan panas namun petani juga membutuhkan itu..
Seperti hal nya yang dilakukan oleh keluarga kecil ini, weekend terakhir di bulan ramadhan ini membuat mereka malas untuk keluar keluar. Bahkan belanja bulanan saja tadi Bu bos menyuruh Eka, tinggal dibawakan catatan dan duit dah beres. Xixixi
Hari Sabtu gini, praktekkan diadakan nya sore saja. Bisa juga pagi namun Ayu meminta tolong pada Sena lagi, karena setelah kejadian pingsan kemarin membuatnya agak mager. Aditya pun sama, ia juga belum beranjak dari kasur sejak selesai sahur tadi pagi. Kalau sholat subuh mah udah juga namun jelek nya abis sholat malah tidur, katanya sih balas dendam nya dia karena kemarin ga tidur sama sekali. Ayu biarkan saja itu suaminya masih nge-jogrok di kasur wong ga tiap hari juga. xixixi
"Mbak Eka mau bikin menu apa nanti pas buka puasa? Aku mau bantu dong hehe.." Nawa yang bangun pagi hari ini mulai ngrecoki Eka yang sudah eksekusi beberapa paha ayam sudah di marinasi dan lain sebagainya.
Eka menoleh, "Ah mas Nawa, ngga usah mas. Saya bisa sendiri,"
Nawa menggeleng mendengar jawaban Eka, "ngga mau, tetep mau disini. Apa apa ayo bilang, apa yang bisa aku bantu.?" Tanya nya sambil memegang pisau dan talenan.
Eka yang melihat hal itu sontak meringis ngeri, ia segera mengambil pisau yang entah sejak kapan Nawa. "Aduh mas, ngeri mbak tuh liat mas megang piso nya.. "
"Hehehe maap mbaa, aku pokonya mau bantu."
"Iya iya. Ini aja deh, mas cuci cuci sayuran yang udah mbak potong. Sama daun salam juga lengkuas nya," Eka menyerahkan baskom yang berisi bayam yang sudah disiangi terus ada baskom kecil yang berisi beberapa lembar daun salam dan juga lengkuas.
Dengan senang hati Nawa menerima itu, ia lantas berjalan menuju sinc dan mencuci sayuran itu. Eka pun melanjutkan acara merebus ayam nya, biar nanti gampang tinggal goreng saja. Setelah merebus ayam selesai, ia lanjut mengupas perbawangan dan memetik tangkai dari cabai merah dan cabai rawit.
"Astagfirullah mas haha, nyuci nya dijadiin satu aja gapapa. Itu sampai buka puasa nanti juga ga kelar kalau nyuci nya satu satu.." tawa Eka pecah melihat Nawa mencuci bayam nya perdaun, ya bener itu nanti beres nya pasti ketemu sahur. xixi
Nawa menatap bingung kearah Eka, dijadiin satu gimana sih.. apanya yang dijadiin satu..
"Gini loh mas," Eka meraih baskom berisi bayam itu. Kemudian ia ambil wadah lagi, lalu ia menyalakan air ia remas kecil bayam tersebut dan setelah nya ia taroh di wadah satunya. "nah nyuci bayam ga perlu satu persatu mas, gini aja tapi diulangi beberapa kali sampai air nya bening.."
"Ooohh ahahha maaf maaf ngga tau," Sahut Nawa dengan senyum polosnya. Kemudian ia juga melanjutkan mencuci daun salamnya. Kali ini benar, kalau daun salam mencuci nya itu perdaun saja. Dan ia mulai menyikat lengkuas nya juga. "Dah beres mbak,"
Eka menerima nya, "Wah, keren. Makasih ya mas.."
Nawa mengangguk, ia celingukan lagi mencari apa yang bisa di bantu. "Apalagi nih mbak,?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww