Halo gengs..
Ini part special aja yah..
Bukan juga lanjutan dari part sebelumnya.
Ini hasil collab aku sama temen kesayangan aku.
Dia juga mau bikin projek, kalian jangan lupa mampir ya.
Semoga kalian suka, muahhmoccallatee
Makasih ya udah mau kuajakin bareng bareng garap Nawa.Semoga makin lancar dan dilindungi Allah dimanapun kamu berada..
.
."Ibrahim adalah loyalitas tanpa batas, dan Ismail adalah keikhlasan tanpa balas.
Selamat idul Adha 1445 H"
.
.
.
.Ya Allah... Jadikanlah tiap helaan napas kami sebagai bukti cinta kepada-Mu. Jadikanlah kurban kami sebagai jalan panjang mendekati-Mu. Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H.
.
.
.
."Abang kapan matangnya? ngantuk nih gue"
ungkap Nawa dengan sedikit kesal menanti Vatar yang belum juga menyelesaikan menu Sahur untuk mereka santap. katanya sok sokan coba resep baru namun ini membuatnya menunggu lebih lama. ia takut keburu imsak.
"Sabar bocah, bentar lagi mateng nih" Vatar tampak berusaha menakar apakah sekarang waktunya memasukan saus kedalam teflon.
"lagian kenapa gak suruh mbak aja yang masak lagian gue ragu masakan lu enak?"
Dasar mulut kurang ajar!
"Enak anjir, lagian jangan ngrepotin mbak, ini puasa sunah. bisa aja mbak gak puasa dan udah capek banget. Tega lu ngebangunin orang yang kecapekan?"
Vatar hanya bisa mengelus dadanya mencoba meredakan emosi, jika bukan adik sendiri mungkin sudah ia tempeleng kepala Nawa.
Nawa sedikit merengut, dahinya sedikit berkerut karena memikirkan ucapan Vatar, ia jadi sadar ada perbedaan sudut pandang darinya dan Abangnya.
"Tapi mbak kan dibayar untuk kerja disini" Ucap Nawa masih coba menyangkal.
Vatar menghela nafas pelan, berusaha menjelaskan semampunya "Begini bocah mbak Eka memang kerja di keluarga ini tapi tentu ada jam kerjanya. jangan di pikir selagi orangnya disini bisa minta tolong kapan pun hargai waktu istirahat orang lain juga"
Nawa menatap punggung Vatar yang masih sibuk menumis sesuatu, aroma masakan itu memenuhi ruangan menggelitik selera makannya. Ia jadi sedikit yakin yang Vatar buat cukup bisa menyenangkan seleranya.
"Tapi itu memang tugas Mbak"
ingin rasanya Vatar menjambak rambutnya sendiri saking frustasi menjelaskan pada Nawa. "Terus kalau itu tugas mbak. dia harus siap kapan pun kita butuh gitu?. inget Na mbak nggak selalu ada sama kita. Lagi pula, harus tau waktu juga kalau mau minta tolong, kecuali keadaannya sangat genting"
Nawa semakin merengut mendengar kata kata Vatar, hatinya sedikit sakit saat mendengar nada suara abangnya berbeda dari biasa.
"IYA IYA GAK USAH MARAH"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww