PART 08

865 68 14
                                    

🎶
Slipping through my fingers all the time
Sambil menyelipkan jari-jari saya sepanjang waktu

I try to capture every minute
Saya mencoba untuk menangkap setiap menit

The feeling in it
Perasaan di dalamnya

Slipping through my fingers all the time
Sambil menyelipkan jari-jari saya sepanjang waktu

Do I really see what’s in her mind
Apakah saya benar-benar melihat apa yang ada dalam pikirannya

Each time I think I’m close to knowing
Setiap kali saya pikir saya hampir mengetahui

She keeps on growing
Dia terus tumbuh

Slipping through my fingers all the time
Sambil menyelipkan jari-jari saya sepanjang waktu

Sleep in our eyes, her and me at the breakfast table
Tidurlah di mata kami, dia dan aku di meja sarapan

Barely awake, I let precious time go by
Hampir tidak terbangun, saya membiarkan waktu yang berharga berlalu

Then when she’s gone there’s that odd melancholy feeling
Lalu saat dia pergi, ada perasaan melankolis yang aneh
🎶

Terdengar lantunan lagu dari kamar Ayudia dan suaminya. Ia mendengarkan lagu itu sambil bersolek di depan cermin besar nya. Saat ia tap tap cushion tiba tiba air mata menetes tanpa permisi. Lagu ini memiliki arti yang begitu mendalam, mengisahkan perasaan seorang ibu yang melihat anak perempuannya tumbuh dewasa dan merasa kehilangan karena waktu terus berlalu begitu cepat. Pemilik lagu menggambarkan anak perempuan, tapi Ayudia disini menempatkan dirinya sendiri dan anak laki laki nya.

Setelah lagu selesai berputar, Ayudia lantas dengan cepat beranjak dari duduknya. Sebelumnya ia telah menghapus setitik airmata yang tersisa. Ia harus semangat, ia harus tersenyum karena pagi ini ia akan menjalankan operasi guna menyelamatkan malaikat kecil tak berdosa. Oh iya, pagi buta sekali tadi Aditya pamit ada meeting di luar kota. Guna membangun relasi. Tenang.. beliau sudah pamit dengan Nawa kok, kalau Vatar mah asal dibawakan oleh oleh juga sudah diam anaknya hihi..

_____________

"Mbak Ekaa.. ini saya ada sedikit camilan yang dibawa suami kemarin. Mbak Eka makan ya sama pak Supri dan pak Dani," ujar Ayudia sembari mengangsurkan paper bag dengan nama pusat oleh oleh yang sudah pasti dikenal orang banyak. Berisi 3 box bolu kukus pandan dan 3 box bakpia dengan rasa original.

"Wahh makasih Bu ayu.. " Eka menerima dengan wajah berbinar, ia menyukai makanan ini.

"Sama sama.." Jawab Ayudia lalu ia menata isi tas nya,
kemudian tak lama Eka datang dari arah belakangnya membawa kan tas bekal yang semalam sudah Ayu pesan ke Eka.

"Bu, ini bekal yang ibu minta semalam,"

"Oh iya minta tolong mbak Eka taro ke mobil langsung ya, saya mau lihat Nawa dulu soalnya. Maaf ya mba Eka, makasiiii,"

"Oh gitu, nggih Bu"
Ayudia tersenyum lalu ia beranjak dari sana dan menaiki anak tangga dan ia menuju kamar anak bungsu nya itu.

Sedikit terkejut saat memasuki kamar Nawa, suhu AC disana sangat dingin. Tapi anaknya memakai double selimut. Ini maksud kamu apa Nawaaa..

Dengan cepat Ayudia menaikkan suhu AC agar tidak terlalu dingin, kemudian ia menyalakan penghangat ruangan di kamar Nawa. Setelah dirasa suhu yang diinginkan pas Ayudia mendekati gundukan selimut yang membungkus tubuh anaknya itu. Ia takut anaknya sesak nafas disana karena selimut tebal itu double dan hampir menutupi seluruh tubuh anaknya.

NAWASHAKA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang