"Sayang, mas minta maaf atas ucapan mas tadi siang. Mas kelepasan ngomong itu karena ya mas khawatir berlebihan sama Nawa, ditambah otak mas tadi full,""Mas, kalau capek banget nih aku saranin libur aja seharian. Dirumah sama anak anak, atau keluar kemana gitu. Ambil waktu mas buat menyendiri, mas bicara kaya tadi posisi aku abis menengahi Nawa sama Vatar yang bertengkar, masih ada pasien dan didepan aku ada Tessa. Mas jangan mikir cuma mas aja yang lelah, semua lelah mas, sebelum ngomong difikir dulu 10 detik. Sakit tau mas.. hiks," sahut Ayudia dengan pundak bergetar menahan tangis. Ia hanya tidak mau bertengkar karena takut membangunkan anak anaknya.
Aditya memutuskan untuk menyelesaikan semua nya face to face dengan istrinya saja. Jangan sampai anak anak tahu kalau ia agak keterlaluan bicara dengan istrinya ini.
Mereka masih di posisi setengah berbaring dengan kepala bersandar pada headboard. Aditya rengkuh kepala istrinya ia peluk itu dan dengan lembut di elusnya rambut kecoklatan sebahu milik istrinya itulah. Sungguh dengan keadaan yang memusingkan kepala, ia bisa kelepasan seperti tadi. Ia berjanji tidak akan mengulangi nya lagi. Ia takut, sungguh. Takut sekali kehilangan keluarga kecilnya ini karena sifatnya yang kadang susah di kontrol yah walaupun Alhamdulillah nya Ayudia penengah yang baik..
"Sayang... aku benar benar minta maaf ya,." ucap Aditya bersungguh sungguh. "Aku janji ga bakal ngulangi lagi, aku mau dihukum apa aja deh suer," Dengan jari telunjuk dan jari tengah yang mengacung Aditya berjanji,
Ayudia yang melihat itu sedikit tertawa. Sungguh kekonyolan macam apa inii.. Ayudia pegang tangan yang masih mengacung itu, ia cium jari jemari suaminya itu.
"Mas Adit, aku sayang dan cinta sama mas dengan ikhlas. Aku terima kurang dan lebihnya mas juga dengan ikhlas. Aku mohon jangan bilang seperti itu lagi ya, ituu nyakitin,"
"Mas ngga perlu janji atau sumpah seperti apapun. Aku maunya bukti, janji masih bisa diingkari mas. Kalau janji bisa dipegang, pemerintah ga bakal bikin materai xixiix," sahut Ayudia sedikit bercanda.
Aditya melihat tawa istrinya itu sedikit lega juga, artinya istrinya sudah melupakan hal tadi. Semoga saja ia tidak mengulangi hal bodoh seperti tadi. "Iya sayang, aku buktikan. Yaudah ayo tidur,"
Ayudia merapatkan tubuhnya mendekat ke arah Aditya. Dan mereka tidur dengan berpelukan erat. Sampai pagi menyapa..
-----------------------
"Mas, mas . Sholat subuh dulu," Aditya merasakan goncangan pada tubuhnya. Ia menggeliat kan tubuhnya dan membuka mata nya sedikit, ia lihat sang istri didepannya dengan wajah yang basah. Dapat ia tangkap bahwa Ayudia baru selesai berwudhu. Aditya lekas bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ayudia mempersiapkan sajadah untuknya dan suaminya. Selagi ia menunggu suaminya, ia baca baca kajian dari buku yang selalu ia letakkan di nakas.
"Ayok sayang," ajak sang suami, sudah dengan sarung hitam kesayangannya dan baju Koko coklat serta peci hitam yang bertengger di kepala nya. Segar sekali melihat suaminya berpakaian seperti ini dengan wajah yang masih basah air wudhu. Subhanallah...
"Mas ganteng banget sih, MasyaaAllah.." ucap Ayudia, masih menatap suaminya penuh cinta.. Aditya hanya tersenyum dan mereka pun melaksanakan sholat subuh berjamaah.
-----------
Di lain tempat, tepatnya berada di kamar bungsu keluarga Antarez ini terlihat makhluk hidup didalamnya sudah terbangun.
Nawa sebenarnya masih sangat mengantuk, ia terbangun saat mendengar suara adzan maka ia putuskan untuk beranjak dari kasurnya dan melaksanakan sholat subuh. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, dan berwudhu lah ia. Setelah berwudhu, Nawa memakai sarung dan baju tidur yang belum diganti itu ia ganti memakai Koko coklat, dan tak lupa pula peci hitam itu. Ia melaksanakan subuh dengan khusyuk...
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww