Tuhan.. izinkan kebahagiaan datang kepada mereka yang telah banyak mendapat kesedihan.
Tolong perbanyak sabar mereka yang masih mendapat mendung di hidupnya. Segera datangkan pelangi juga udara segar untuk nya.
Aamiinn...
Satu hari menjelang lebaran, para keluarga besar sudah berkumpul di kediaman Aditya, seperti kedua orang tua Aditya juga adiknya, serta kedua orang tua Ayudia. Memang tahun ini Aditya kebagian jatah sebagai tempat berkumpul semua keluarga besar. Dari Aditya sendiri dan dari Ayudia juga. Walaupun suka ada perselisihan namun di hari yang suci ini, Alhamdulillah nya semua bisa mengenyampingkan ego masing masing. Dua keluarga besar itu bersatu saling membantu dalam semua hal mulai dari menyiapkan makan, menghias rumah, membersihkan rumah, selain untuk mempererat silaturahmi juga agar bisa mengakrabkan semua keponakan keponakan. Agar tidak terasa asing.
Seperti sekarang, karena malam nanti sudah mulai takbiran. Sudah menjadi hal umum kalau dari pagi dua keluarga besar itu sibuk memasak makanan untuk dibawa ke kenduri di masjid. Dan sudah menjadi rahasia umum juga kalau keluarga Aditya dan Ayudia berkumpul mereka menjadi penyumbang terbesar karena membawa tumpeng besar kecil ada juga ayam panggang beberapa ekor dan ada olahan daging, untuk dimakan di masjid dan jika ingin membawa pulang juga silahkan. Semua orang juga suka kok kalau keluarga Aditya ini kumpul, selain ramah mereka juga suka ngasih anak anak kecil angpau ketika lebaran. Double dobel. Bayangkan saja, dari Aditya nya sendiri, Ayudia juga, bapaknya Aditya, ibunya Aditya, ibunya Ayudia, intinya sekeluarga besar pada ngasih dan selalu menjadi tujuan utama anak anak kecil karena jajan dan makanan juga beragam sekali.
Dari pagi setelah sahur, Ayudia sebagai tuan rumah perempuan juga tidak melanjutkan tidur. Ia sudah di dapur untuk membantu Eka menyiapkan bahan masakan untuk ke kenduri nanti sore. Kalau saudara saudara yang lain biarlah nanti saja, lagian mereka juga tamu masa iya dibangunkan semua untuk menyiapkan.
Ayudia tengah mendikte apa yang harus dibelanja oleh Eka, ia pun juga mencatat apa yang di titah oleh ibu bos.
"Mbak, nanti ke pasar beli ayam nya kampung utuh 15 ekor ya. Terus ayam potong nya 4kg aja dipotong jangan utuh ya , empon empon, bumbu sotonya beli 10 aja, bumbu opor beli 5 cukup kan ya, sekeluarga suka soto soalnya."
Eka senantiasa mencatat,
"Beli daging juga deh mba 5kg kurang ngga yah?"
"Ngga sih Bu, cukup cukup aja. Kan buat makan sendiri kan,"
"He ya ngga dong mba, nanti buat makan sendiri ada, buat kalau ada tamu pas lebaran juga ada. Ah beli aja 10kg mbak."
Eka mengangguk kembali ia mencatat, buset banyak banget. Bosnya pesta beneran sih ini. Gapapa, dana nya aman dan selalu aman xixi..
"Bumbu rendang jangan lupa mbak, beli aja emmm.. 5 aja deh. Terus buah buahan jangan lupa ya mbak, sawi hijau, soun, tauge, perbawangan nya beli masing masing 5kg, terus cabainya 3kg aja keluarga suami ngga ada yang suka pedes,kerupuk udang beli 3kg mbak, santan kental instan beli satu kardus itu aja, terus kelapa utuh nya 7 buah, kalau sawi beli secukupnya aja mbak, buat adek makan doang kok."
"Udah Bu?"
"Selebihnya mbak sambil pikir aja ya hehehe saya juga ga faham, kaya perlengkapan buat soto apa, buat rendang apa, terus buat opor apa. buat ayam panggang nya apa gitu aja mbak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww