16.07 WIB
Sesuai dengan janji nya kemarin, Vatar yang diajak Nawa berburu takjil. Sebenarnya kalau sesuai janji sih ayahnya yang nganter. Tapi tahu ndiri lah, manusia paling sibuk itu ntah pergi kemana.
Vatar melongok kanan kiri, mencari tempat parkir strategis agar tidak kejauhan nanti.
Alhamdulillah nya, tak jauh dari sana ia melihat masjid lumayan gedhe. Namun gerbang nya masih tertutup. Vatar keluar dari mobil guna melihat dikunci apa tidak gerbang masjid tersebut.
"Pak, maaf sebelumnya. Saya mau nitip mobil disini apakah boleh,?" Izin Vatar, kebetulan lagi pas dia turun dari mobil sempat berpapasan dengan bapak bapak yang kelihatan nya akan menunaikan sholat. Memang ini jam jam nya sholat ashar sih.
Bapak tersebut belum menjawab, namun tatapan teduhnya tampak memindai perawakan Vatar.
"Boleh nak, silahkan. Saya buka kan dulu gerbangnya." Jawab nya kemudian membuka gerbang tersebut.
Vatar berterimakasih kemudian ia berjalan ke arah mobilnya, "kita parkir sini aja ya Na, biar ga kejauhan nanti jalan nya."
Nawa yang sedari tadi memejamkan matanya seketika menoleh kearah abangnya ini, "loh kita sampai bang? Ko gua ga berasa ya.."
Vatar hanya terkekeh kecil, ternyata anak itu sedari tadi tidur. Pantesan gada suara sama sekali.
Setelah memasukkan mobil di pelataran masjid, Vatar menyalami bapak tadi guna mengucapkan terimakasih yang entah sudah beberapa kali ia ucapkan.
"Kuat ngga Na? Kalo ngga kuat lo tunggu aja di masjid, biar gua yang cari. Ntar gua vc elu deh." Usul Vatar. Ia melihat adiknya ini aduhh.. udah setengah tewas kali ya. Pucat lemas, kelaparan akut lah. xixi canda ygyyyy..
"Dih apaan.. nggak ya, gua mau ikut. Ntar gua cuci muka dulu." Ucapnya sambil berdiri dan berjalan kearah tempat wudhu guna mencuci muka nya biar seger dikit.
Vatar menunggu dalam diam, dari tadi banyak yang menyapa nya ia hanya tersenyum dan mengangguk guna membalas sapaan sapaan dari para jamaah masjid ini.
"Yok bang." Nawa datang dengan wajahnya yang sudah segar, tidak kuyu semacam tadi.
Tanpa banyak bicara, Vatar segera berdiri mengikuti langkah adiknya yang sudah berada didepannya.
*****
Beda Nawa beda juga Ayudia yang kini sudah berada di meja prakteknya. Sudah ada beberapa pasien yang datang namun memang belum dipanggil panggil i sama mba mba Tessa dan Mikha. Xixi
Tok tok..
Ayudia yang tadinya melihat lihat kiriman foto dari Vatar yang memotret adiknya yang tengah memilih milih es buah mengalihkan pandangan dari hpnya.
"Masuk." Sahut Ayudia.
"Permisi dok, ini sudah bisa dimulai?." Ternyata Tessa.
"Bisa aja, kita mulai. Biar nanti ga mepet sama waktu buka." Jawab Ayudia sambil ia membenahi masker nya.
"Baik Bu." Tessa kembali menutup pintu setelah tadi ia permisi.
******
Antrian nomor urut satu
Silahkan memasuki ruang dokterAntrian nomor urut satu
Silahkan memasuki ruang dokterSuara dari sound berhenti otomatis setelah dua kali panggilan. Dan akan dipanggil manual seperti Tessa berteriak memanggil jika dua panggilan tadi tidak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww