PART 29

388 57 18
                                    

Kamu ga harus sempurna Dimata orang lain. Cukup jadi terbaik versi dirimu sendiri. Jangan pula membandingkan dirimu dengan yang lainnya.

.
.
.
.
.

Sore hari yang tumben di jam 5 ini masih tampak cerah matahari nya. Terdengar suara srek srek srek khas orang nyapu. Begitu juga yang terjadi di rumah yang didalamnya ada tempat praktek spesialis anak ini.

Nawa mengintip di pintu rumahnya, terlihat Eka tengah menyapu halaman depan. Ada beberapa daun kering juga tangkai tangkai kecil pohon yang berjatuhan. Perlahan, Nawa putar knop pintu itu. Dan ia keluar.

Ia tarik nafas sedalam dalamnya lalu ia hembuskan, Nawa rentangkan kedua tangannya lalu ia menghirup lagi.

"Haaahhhhh !!!"

Tampak berseri wajah khas Ayudia itu, semua pada sibuk hari ini. Ibunya yang tiba tiba ada operasi mendadak di rumah sakit, terus abangnya yang harus pergi ke luar kota untuk menemui temannya yang kecelakaan disana, belum lagi ayahnya yang harus ke balai desa karena memenuhi undangan bersih desa.

Praktekkan kali ini diisi oleh Sena seperti biasa, karena ia free juga sore ini. Didepan rumah minimalis yang digunakan untuk praktekkan ini sudah nampak beberapa motor dan juga mobil yang parkir didepan.

Nawa berjalan kearah praktekkan, sudah lama ia tidak main main kesana.

Eka yang berada agak jauh darinya, sudah berlari menuju dalam rumah. Dan keluar membawakan masker untuk Nawa karena melihat langkah Nawa yang bisa ditebak kearah mana.

"Mas Nawa!! Hop dulu, stop. Kalo ndak pakek masker ga boleh masuk ke sana." Ucap Eka sambil menunjuk arah praktekkan yang sudah dibuka itu.

Nawa menerima masker nya, lalu ia pakai untuk menutupi hidung dan bibir nya. "Udahh.. makasih mbaakk." Setelahnya ia melenggang pergi ke praktekkan itu.

Eka hanya geleng geleng ditempat, lalu kembali ia membersihkan daun yang sudah ia kumpulkan untuk ia buang di tempat sampah depan rumah. Kalo lagi di desa mah Eka kebiasaan sampah sampah daun itu dibakar, nah kalo disini dibakar apa ngga bengek itu si bungsu nya Bu ayu. Dan Biasanya juga nanti ada bapak bapak tukang becak yang buang buangin sampah itu.

Setelah itu, Eka menutup gerbang dan di kunci nya dari dalam. Ia melongok kedalam pos yang ternyata hanya ada pak Dani saja, oh iya Eka baru ingat kalau Mas Vatar mengajak pak Supri untuk menemaninya ke luar kota dini hari tadi.

"Pak Dani, mau kopi?" Tawar Eka,

"Eh elu Ka, ngga usah deh. Nanti ga bisa tidur lagi malemnya," tolak Dani. Tidak tanpa alasan dia begitu, tanpa kopi saja ia jarang bisa tidur. Apalagi minum kopi, bisa bisa malah melek 24 jam nanti dia.

Eka mengangguk, "Ya sudah, nanti kalau butuh apa apa bilang aja pak Dan. Atau bikin sendiri di dapur. Saya masuk duluan ya pak Dan. Permisi."

"Yoi Ka, makasih."

***

Didalam praktekkan yang belum mulai itu, Nawa hanya duduk duduk di kursi sebelah Tessa. Ada Mikha sih sebenarnya namun ia tadi disuruh Tessa membelikan semacam roti untuk di bawa pulang oleh Sena.

Tessa yang sibuk mencatat data pasien dan memasukkan ke buku besar pun mengalihkan pandangannya ke anak bungsu bos nya ini.

Hhhhh.. ko bisa ada orang lucu serandom ini..

NAWASHAKA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang