~Sayang..
Titip rogoku
Titip roso tresnaku
Seneng iki mung koe seng ngerti
Dadio konco ceritaku
Sepanjang uripkuLintang..
Suwon ngancani
Suwon sampun nyekseni
Padangi dalan seng tak lewati
Cidro ne ati
Gusti pun ngrampungi~Asyik sekali lah sore itu, pak Dani tengah mencuci mobil gahar sang pak bos. Hyundai Palisade hitamnya. Sambil menyanyikan lagu dari Denny Caknan,Cundamani. Biasanya memang tugas nya pak Supri, namun beliau tidak bisa karena gigi nya sakit. Sudah diberi obat oleh Ayudia dan tinggal penyembuhan saja beliau pakai tidur.
"Kapan ya aku punya mobil gahar keren gini, pengen punya yang kecil kaya Brio aja kayaknya susah hahaha" Dani berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Menikmati sore dengan hawa yang menghangat sejuknya sinar matahari yang akan kembali ke tempatnya.
Rumah masih sepi, Aditya yang seperti biasa bekerja di kampusnya dan akan sampai rumah jam 8 nanti. Ayudia? Ah iya, wanita itu tengah ada urusan di rumah sakit siang tadi dihubungi kalau ada operasi mendadak, Kalau Nawa yah jangan ditanya anak itu sudah pasti dirumah. Sedangkan Vatar masih belum pulang dari kampusnya juga. Biasanya sebentar lagi kalau dia tidak mampir mampir.
Tahap terakhir sebelum menyelesaikan tugas mencuci mobil, Dani mengelap beberapa sisi.
"Pak Dani.."
Dani yang tengah naik kursi untuk mengelap kaca mobil hampir terpeleset karena mendengar suara yang tiba tiba berada di belakangnya "Astagfirullah mas, bikin bapak kaget aja." Dani mengelap tangannya kemudian menghampiri anak bungsu tuannya. Dan rupanya si bungsu xixi.
Nawa menggaruk tengkuknya malu, "maaf pak ehehe, "
"Iya ndakpapa mas, ada perlu apa? Mas Nawa butuh bantuan,?"
"Em.. pak dani, aku mau minjem motor pak Dani boleh,?"
Dani menganga, "em gimana ya mas, bukannya ndakk boleh. Tapi ibu kan ga ngasih izin. Ini juga mau mendekati magrib. Takut mas, nanti saya yang kena. Memang nya mau kemana toh mas,?"
"Aku mau ke Alfa depan itu loh pak, ngrepotin banget kalo kudu dianter bapak. Apalagi mobil ayah baru di cuci kan." Masih belum menyerah rupanya Nawashaka ini. Ia masih merayu Dani agar memberikan kunci motor pada nya.
"Nda bisa mas, saya maupun mas belum mengantongi izin dari ibu. "
Nawa mendesah sebal, "ish pak Dani gak asik." Setelah mengucapkan itu ia memasuki rumahnya kembali sambil menghentakkan kakinya kesal.
Dani dalam posisi serba salah, namun ia masih butuh kerjaan. Nanti ia akan berbicara dengan Aditya atau jika perlu Ayudia.
*****
"Ish !!,"
Eka yang mendengar desisan sebal langsung menoleh, dengan perlahan ia meletakkan panci panasnya. Mau bikin mie ngomong ngomong. "Kenapa to mas,? Kok muka nya di tekuk gitu?"
Nawa mendengus kesal. Ia sebal sekali, kenapa malah ditanya tanya sih.
Karena tidak mendapat jawaban dari tuan muda nya, akhirnya Eka pun menjauh dari Nawa. Takut membuat mood tuan muda nya semakin memburuk.
Tak lama terdengar pintu dapur dibuka dari luar, ternyata pak Dani. Melihat hal itu membuat Nawa semakin memburuk mood nya.
'kenapa tuh' Eka bertanya tanpa suara pada Dani.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASHAKA✓
FanfictionNamanya hidup juga harus sabar, emang berat sih tapi kan hadiah nya surga. Kalo mau ringann mah hadiahnya cuma kipas angin hehehe nawnawww