Nyatanya luka itu ada yang tidak terlihat secara fisik, tetapi juga ada luka yang tak terlihat
"Mama lo baik banget bawain lo kue secakep ini ke sekolah. Berasa iri deh gue," ujar salah satu siswi disamping tempat duduk Ataya dengan seorang temannya.
Perempuan itu duduk di bangku pojok kantin dengan bekal kotak makan di depannya. Ataya tidak bisa terus-terusan menggunakan uangnya di sekolah untuk membeli jajanan disana, ia juga harus menabung untuk biaya kesembuhan Erwin. Masa lalu yang telah terjadi saat itu, membuat ia harus menjadi perempuan yang sabar dan tegar. Mendengar soal Mama ia teringat beberapa hari lalu bahwa dirinya telah menggantungkan kue di pagar rumah Astrid, berharap wanita itu membuka dan memakannya. Tak terasa senyum tipis itu muncul di bibirnya setelah beberapa hari ia selalu murung saat disekolah.
Ketika Ataya hendak membuka kotak makannya ia melihat Karel, Devan dan teman-temannya melintasi lorong samping. Dengan cepat perempuan itu menutup kotak makannya kembali dan mengejar Karel sebelum cowok itu semakin menjauh. Ataya mencoba menerobos Devan dan Alfino dengan badan cowok tersebut yang cukup kekar dibanding Ataya yang kecil tidak ada apa-apanya bagi mereka, hingga perempuan itu tepat berada disamping Karel.
Perempuan itu menelan ludahnya melihat Karel diam dengan tatapan dinginnya kearah depan tanpa sedikit pun menganggap keberadaan Ataya yang ada disampingnya. Saat inilah ia harus membuat cowok itu berbicara, dengan tekat ia memberanikan mulutnya untuk berbicara.
"Karel.. Gue mau bicara sebentar boleh enggak?"
Tidak ada sahutan sama sekali, cowok itu masih menatap kedepan dengan dingin, ia sudah menduga hal semacam ini akan terjadi. Cowok itu dapat dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak menganggap Ataya yang ada disampingnya.
"Rel bisa berhenti bentar gak?"
Namun lagi-lagi tidak ada sahutan sama sekali, ia juga menoleh kebelakang yang terdapat Devan dkk, namun juga diam hening seolah tidak ada dirinya disana. Ataya menatap mata Karel dari samping yang sungguh mengerikan baginya untuk dilihat, tetapi ia tidak tinggal diam dan memberanikan diri untuk
menyetop langkah Karel dengan berdiri di depannya."Bisa minggir gak! " Belum sepatah kata apapun keluar dari mulut Ataya, cowok itu berhasil membungkam kembali mulut Ataya yang hendak berbicara.
"G-gue mau bicara sebentar.."
"Lo jangan ngomong lagi di depan gue," Ujar cowok itu dengan suara dingin khas miliknya, kemudian melewati Ataya begitu saja. Namun perempuan itu tidak berhenti sampai disitu saja, ia menarik pergelangan tangan Karel pelan.
"Rel gue pengin bicara serius," Ujar Ataya lirih.
"Lepasin tangan lo dari pergelangan gue. " Karel menepis tangan Ataya kasar hingga perempuan itu hanya bisa menghela napasnya dalam dan membiarkan Karel pergi begitu saja.
"Gimana lo kuat nggak sama dia? " Celetuk seseorang di belakangnya. Ataya membalikan badan dan melihat Sella menatapnya dengan aura kemenangan.
"Kenapa? " Ujar Ataya masih anggun walaupun ia tahu bahwa mereka pasti merencanakan sesuatu untuknya.
"Kenapa sih lo masih mempertahankan dia yang nyatanya Karel cuma main-main saja sama lo. Lo liat kan?" Ujar Bilqis sembari menyeringai sinis.
"Enggak kok," meski di dalam hatinya ia telah mencoba meyakinkan perbuatannya kepada cowok itu berharap dapat percaya kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/218425470-288-k274651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAREL
RomanceNEVERTHELESS a.k.a ATAREL (UPDATE & REVISION) [ CERITA INI AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT.] (15+) [on going] Pahitnya kepedihan, rasa sakit yang pernah ia alami di dalam lingkaran keluarga, sahabat, dan orang-orang sekitar, sudah ia rasakan berulang...