⚠WARNING!! AWAS BAPER⚠
😂-
Play the mulmed ya 🔊^^
biar kamu tambah dapet feelnya.Hujan - Utopia
Rinai hujan basahi aku
Temani sepi yang mengendap
Kala aku mengingatmu
Dan semua saat manis itu
Segalanya seperti mimpi
Kujalani hidup sendiri
Andai waktu berganti
Aku tetap takkan berubah.-
Kamu itu sama seperti noda yang menempel di pakaian, susah untuk di hilangkan. Sama seperti matamu juga, sekali ku lihat akan selalu menghantui pikiranku, lalu susah untuk dihilangkan.
Karel
SELAMAT MEMBACA^^
Hari ini Ataya selesai dari latihan beladiri di sekolahnya, ia melangkahkan keluar dari ruangan latihan tersebut untuk pergi pulang ke rumah.
"Ta! Kok lo cemberut terus sih?" tanya Karel membuntutinya.
Sedangkan sedari tadi Ataya tampak kesal dengan tingkah Karel, bagaimana ia tidak cemberut, Karel sedari tadi mengganggunya. Mulai dari pemanasan saat latihan, ia menarik-narik rambut Ataya, memang tarikan tersebut tidak terlalu keras namun tetap saja membuat Ataya tidak fokus untuk latihan. Kemudian ia juga menyikut-nyikut siku Ataya dan menggodanya saat ia memukuli samsak.Ataya menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Karel yang berada di belakangnya. Ia membalikkan badan menghadap Karel dengan tatapan yang tajam.
"Hiiih... Diam Karel!" geramnya dengan menghentakkan kaki. Karel yang melihat aksi Ataya, sungguh mengemaskan, ingin rasanya Karel mencubitnya.
"Kenapa sih?" tanyanya polos, seolah-olah tidak tahu apa yang sudah ia perbuat.
"Dah lah, pikir sendiri!!" ujarnya kembali datar, dan meninggalkan Karel dari sana. Karel mengerutkan keningnya, sebelum Ataya terlaihat jauh dari tempatnya berada, Karel cepat-cepat mengejar dan meminta maaf.
"Tunggu!!" tak perlu waktu lama, kini mereka berdua beriringan.
Ataya meliriknya sekilas, kemudian menatap ke arah depan kembali, dengan napas yang sudah naik turun akibat ulah Karel.
"Jangan marah." ujar Karel lembut membuat Ataya mendapatkan desiran aneh di perutnya. Kemudian tangannya terulur untuk mengenggam tangan Ataya, mendapat respon seperti itu, Ataya segera melepas genggamannya.
"Apaan sih, pergi sana!" ujarnya dingin.
"Maafin gue ya." ujarnya memelas sambil kepalanya yang merunduk. Ataya melihat Karel memelas di hadapannya, membuat hati Ataya tak tega, namun, terbesit ide jahil di kepalanya untuk Karel agar kapok akibat ulahnya.
"Gue maafin, tapi ada syaratnya." seperti biasa, masih dengan wajah dinginnya.
Karel segera mendonggak menatap Ataya dengan mata yang berbinar.
"Syarat apa?" benar-benar sangat lega, ketika Ataya ingin memafakannya, walau terdapat syarat sebelum itu.
Ataya tersenyum sengit, sebelum ia melontarkan ucapannya.
"Beliin gue bubur Ayam." Ataya berpikir sebelum meninggalkan Karel sendiri. Rasain! Mana ada orang jualan bubur ayam sore-sore. Batin Ataya, kemudian beranjak pergi. Sementara Karel masih terpaku setelah mendengarkan kalimat Ataya barusan, otaknya ia ajak berkompromi untuk membelikan Ataya bubur ayam di sore ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAREL
RomanceNevertheless a.k.a ATAREL (UPDATE & REVISION) [ CERITA INI AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT.] (15+) [on going] Pahitnya kepedihan, rasa sakit yang pernah ia alami di dalam lingkaran keluarga, sahabat, dan orang-orang sekitar, sudah ia rasakan berulang...