Holla...🙌
Gimana kabarnya, semoga baik" ya,
Semangat juga puasanya bagi yang menunaikan:)
.
.
.Karel tersenyum hangat kearah Ataya yang masih di penuhi roti pemberian darinya secara diam - diam yang di bungkus kresek dan menaruhnya di atas meja Ataya. Dia memakannya.
Pipi yang masih di penuhi roti, sehingga terlihat tampak chubby membuat Ataya imut dipandang Karel sampai ia memandang Ataya sangat intens.
"Heh, apa lo liat - liat!"
"Paan, pede amat lo!"
"lo kenapa sih selalu gini, tau lah males gue, pergi lo!"
"enggak!"
"dih, minggir napa gue mau latihan!"
"ya latihan aja sih repot amat."
"Rel, gue gak pengen debat sama lo ya, sana!" usirnya dari hapadan Ataya.
"siapa juga yang mau debat sama lo, kepedean lo kurang-kurangin deh Ta." balas Karel sambil mengangkat satu alisnya.
"minggir napa!" Ataya sudah kesal dengan tingkah laku Karel kepadanya, dengan gerakan cepat ia meninju perut Karel sampai ia terjungkur ke lantai.
Bugh...
"arkh..." Karel mengeluh sakit, sembari memegangi perutnya yang terkena tinju oleh Ataya.
"mangkanya kalau disuruh minggir itu ya minggir, kalau nggak ya kena resiko lah, kayak gini!" acuhnya sambil melewati Karel tanpa membantunya sedikitpun.
"jangan gitu lah Ta, sakit tau!" keluhnya.
"biarin!" kemudian ia pergi untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian beladirinya.
Setelah mengganti pakaian, ia kembali masuk ke kelas beladiri untuk latihan, disana sudah ada Pak Damar pelatihnya dan adik-adik kelasnya yang sedang melakukan pemanasan yang di pandu oleh pelatihnya. Dengan cepat Ataya segera gabung dengan mereka dan melakukan gerakan yang sama. Setelah selesai melakukan pemanasan, ia mulai latihan skill nya, untuk para junior sebutan bagi adik-adik kelasnya berlatih dengan pelatih, sedangkan senior berlatih sendiri namun masih dalam pengawasan pelatih.
Ataya sedang memukul-mukul samsak yang ada di depannya dengan semangat, namun Karel tiba-tiba menghampirinya berniat untuk mrnmmenggoda Ataya. "kalau mukul itu yang keras, masa gitu aja nggak bisa!" celotehnya sambil berdiri di sampingnya. Ataya tak mengubris omongan Karel, ia tetap berlatih.
"sini gue pegangin samsaknya!" Karel memegangi samsak yang ada di depan Ataya, ia masih diam di tempat membiarkan Karel melakukan apapun semaunya.
"Ayo pukul!" titahnya.
Ini anak maunya sendiri aja, nyuruh-nyuruh orang, apasih maunya, gerutu Ataya dalam hati. Dengan menghembuskan nafas panjang, akhirnya Ataya maju dan memukul samsak tersebut. Baru beberapa pukulan, tangannya sudah di singkirin oleh Karel."mukul tuh yang kuat! Masa lo ninju gue barusan kuat sampe gue kesakitan, tapi mukul samsak aja gak kuat!" celotehya lagi.
Persetan dengan kalimat Karel yang ia ucapkan barusan, padahal ia sudah benar-benar dengan sekuat tenaga memukul samsak tersebut.
"masa mukul orang doang aja bisanya, tapi beginian gak bisa!" katanya sambil mengeluarkan senyum smirk nya.
"lo cowok apa cewek sih Rel, heran gue sama lo cerewet mulu!" kesalnya.
"mangkanya yang kuat, huh!" sembari menahan tawa melihat Ataya kesal kepadanya.
Ataya tak menghiraukan Karel, ia pergi dari hadapan Karel, untuk meminum air yang ada di botol tasnya dan kembali berlatih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAREL
RomanceNEVERTHELESS a.k.a ATAREL (UPDATE & REVISION) [ CERITA INI AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT.] (15+) [on going] Pahitnya kepedihan, rasa sakit yang pernah ia alami di dalam lingkaran keluarga, sahabat, dan orang-orang sekitar, sudah ia rasakan berulang...